Foto: Ilustrasi Dok. Femina
Ranah YouTube juga ramai dengan rekaman tayangan debat dari ketiga cagub DKI: pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno. Mulai dari versi penuh tayangan, hingga penggalan yang sudah diedit sedemikian rupa dengan berbagai topik yang memicu kontroversi. Masing-masing berhasil memikat ratusan ribu hingga jutaan penonton. Begitu juga beberapa survei yang melihat popularitas ketiga pasangan cagub DKI di tengah masyarakat, ramai dengan versi perolehan berbeda.
Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Adriana Elisabeth, mengungkapkan bahwa acara debat calon gubernur seperti ini sangat berpotensi meningkatkan partisipasi pemilih saat pilkada pada Februari 2017 mendatang. Apalagi, debat tahap pertama ini mengangkat tema Pembangunan Sosial dan Ekonomi Jakarta yang diisi dengan pemaparan program-program andalan dari ketiga calon.
“Debat merupakan bagian dari demokrasi yang sangat baik. Bila dimanfaatkan secara maksimal oleh para pasangan calon dengan memaparkan program serta visi dan misi berserta realisasi yang masuk akal, maka para calon akan mencuri perhatian pemilih,” katanya.
Adriana menambahkan bahwa debat memang dapat memengaruhi elektabilitas para pasangan cagub berdasarkan hasil survei. Tetapi sebaiknya, bila ingin memilih calon pemimpin jangan terpengaruh oleh hasil survei. “Tontonlah debat bila Anda ingin memantapkan pilihan. Baca atau dengar pula pendapat para pakar tentang program yang ditawarkan para pasangan cagub,” ujarnya. (f)
Baca juga:
Cukupkah UU ITE Menjadi Solusi Penyebaran Hoax dan Hate Speech?
Wujud Politik Identitas Kini: Atribut Mode untuk Pemimpin Modis
Twitter Ungkap 3 Fakta Menarik tentang Debat 1 Pilkada DKI Jakarta
Topic
#Pemimpin
