
Cyberbullying adalah tindakan agresif berulang (repetitif), yang tidak diinginkan dan mempunyai akses untuk mengendalikan atau menyakiti korbannya. Tindakan penindasan via media elektronik ini dapat dilakukan melalui surel, pesan singkat, termasuk media sosial. Dengan bermacam kecanggihan teknologi, cyberbullying bisa terjadi kapan pun, di mana pun.
Berdasarkan survei Ipsos di 24 negara termasuk Indonesia, ditunjukkan bahwa satu dari sepuluh atau sekitar 12% orang tua melaporkan bahwa anak mereka mengalami bullying, sekitar 60%-nya melalui situs jejaring sosial seperti Facebook.
“Korban biasanya berbeda atau lemah secara fisik, memiliki kepribadian yang pasif, sering cemas dan sangat tertutup. Mereka menarik diri dalam pergaulan sosial dan lebih senang menyendiri. Rasa minder, cemas maupun takut ini akibat pola pengasuhan yg over control dan protektif,” jelas Roslina Verauli, psikolog.
Siapa pun bisa menjadi pelaku, bahkan korban bullying bisa juga melakukan tindakan serupa kepada pihak lain. “Pelaku biasanya populer tapi antisosial, mereka akan menunjukkan agresivitas terhadap kelompok yang lemah. Selain itu, empatinya sangat rendah, mempunyai status lebih tinggi dibanding yang lain. Juga kemungkinan memiliki riwayat ditindas oleh ayah yang bersifat keras atau ibu yang terlalu kritis,” tutur Roslina.
Oleh karenanya, peran orang tua sangatlah penting untuk melindungi anak-anak dari cyberbullying. “Kembangkan empati dan etiket bersosialisasi online. Pilih gaya pengasuhan yang hangat, lakukan komunikasi terbuka secara eksklusif, ciptakan pula waktu berkualitas dengan anak-anak, baik melalui obrolan maupun kegiatan bersama. Perkenalkan cara aman ber-internet. Selain itu, ikusertakan anak-anak dalam ekstrakurikuler yang positif dan bisa menghasilkan prestasi,” urai Roslina.
Selain pola pengasuhan yang baik, diperlukan juga tambahan proteksi agar anak aman ber-internet. Norton Family dari Symantec menawarkan fasilitas tersebut.
“Norton Family memiliki software yang dapat memblok akses internet dari konten negatif, seperti pornografi, kekerasan, cyberbullying maupun virus. Orang tua pun dapat memantau kegiatan online anak-anak mereka, mengetahui apa yang mereka unduh atau punggah. Teknologi ini juga memindai keamanan tautan selama 24 jam, menghindari dari kejahatan phising (pencurian identitas atau segala bentuk eksploitasi informasi),” ujar Effendy Ibrahim, Norton Internet Safety and Director, Asia, Norton by Symantec.
Woro Hartari Trianti
Topic
#mentalmerdeka