Foto: Shutterstock
Sejak pertama kali dimulai pada 13 Januari 2021, ditandai dengan penyuntikan vaksin COVID-19 kepada Presiden Joko Widodo, hingga Minggu (7/2/2021), program vaksinasi COVID-19 telah menjangkau 784.318 orang (vaksin tahap 1) dan 139.131 (vaksin tahap 2). Untuk vaksin tahap awal ini menyasar 1.629.223 tenaga kesehatan di seluruh Indonesia.
Harapannya, dengan program vaksinasi COVID-19 ini semua masyarakat dapat segera memperoleh kesempatan vaksinasi, untuk mewujudkan herd immunity dalam waktu tidak terlalu lama, sehingga Indonesia dapat keluar dari pandemi COVID-19. Adapun target sasaran vaksin di Indonesia saat ini mencapai 181.554.465 orang.
Untuk memenuhi kebutuhan vaksin dalam jumlah tersebut, pemerintah telah menetapkan tujuh jenis vaksin melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tanggal 28 Desember 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Namun dari tujuh vaksin COVID-19 tersebut, baru satu vaksin yang telah memperoleh persetujuan dalam kondisi darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari Badan POM, yaitu vaksin CoronaVac produksi Sinovac. Sesuai dengan data-data hasil uji klinik yang tersedia pada saat EUA diterbitkan, penggunaan vaksin CoronaVac diperbolehkan untuk kelompok usia dewasa dari 18 hingga 59 tahun.
Fakta di lapangan menunjukkan angka kematian akibat COVID-19 pada kelompok usia lanjut (lansia) terbilang tinggi. Sehingga kelompok populasi ini seharusnya juga menjadi prioritas untuk memperoleh hak akses vaksin yang sama.
Merespon kondisi tersebut, Badan POM terus memonitor perkembangan uji klinik pada lansia yang dilaksanakan di Brazil dan juga China, serta berkomunikasi dengan pihak terkait sebagai upaya mendapatkan data-data keamanan dan khasiat yang menunjang untuk penggunaan vaksin pada kelompok Lansia.
Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito mengungkapkan bahwa pada akhir Januari 2021, uji klinik fase 2 di China dan fase 3 di Brazil pada kelompok usia 60 tahun ke atas telah mencapai jumlah subjek yang memadai dan diserahkan kepada Badan POM untuk dievaluasi.
“Selain melakukan evaluasi terhadap perkembangan data uji klinik yang dilakukan pada kelompok lansia, Badan POM menjalin komunikasi dengan pihak terkait sebagai upaya untuk mendapatkan data-data keamanan dan khasiat yang menunjang penggunaan vaksin pada kelompok lansia,” ungkap Penny.
Dari uji klinik fase 1 dan 2 di China yang melibatkan subjek lansia sebanyak sekitar 400 orang, menunjukkan vaksin CoronaVac yang diberikan dalam 2 dosis vaksin dengan jarak 28 hari memberi hasil imunogenisitas yang baik, yaitu dengan seroconversion rate setelah 28 hari pemberian dosis kedua adalah 97,96% dan keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik, serta tidak ada efek samping serius derajat 3 yang dilaporkan akibat pemberian vaksin.
Sementara dari hasil uji klinik fase 3 di Brazil dengan subjek lansia sebanyak 600 orang, diperoleh hasil bahwa pemberian vaksin CoronaVac pada kelompok usia 60 tahun ke atas aman, tidak ada kematian dan efek samping serius derajat 3 yang dilaporkan.
“Efek samping yang umum terjadi berdasarkan uji klinik yang dilakukan, antara lain nyeri pada tempat penyuntikan, mual, demam, bengkak, kemerahan pada kulit sebesar 1,19%, dan sakit kepala sebesar 1,19%,” jelas Penny.
Baca Selanjutnya: Tenaga Kesehatan Usia 60 Tahun ke Atas Jadi Target Pertama
Faunda Liswijayanti
Topic
#3M, #IngatPesanIbu, #corona, #covid19, #vaksin