Trending Topic
Tren Film Horor

24 Feb 2016


Tampaknya tak ada lagi keraguan dari para pembuat serial drama horor masa kini untuk membangun suasana penuh teror melalui adegan-adegan sadis dan darah. Lihat saja bagaimana Rick dan kawanannya tanpa ragu menembak atau memenggal kepala zombie atau   manusia mana pun yang menghadang langkah mereka dan mencoba membunuh mereka. Kill or to be killed.

Demikian pula dengan American Horror Stories. Aura horor pada season 5  makin kental ketika diceritakan bahwa hotel tersebut juga dibangun oleh pria miliarder keji yang gemar membunuh orang dan mengubur para korbannya di balik dinding hotelnya. Bahkan, hotel tersebut memiliki ruang pembuangan mayat khusus di balik laundry room-nya. Hobi itu masih berlangsung hingga berpuluh-puluh tahun kemudian.

Demikian juga dengan Elizabeth The Countess dan kekasihnya, Donovan (Matt Bomer). Pesona keduanya mampu ‘menghipnotis’ calon korban mereka. Ketika korban-korban mereka lengah itulah pasangan ini akan dengan secepat kilat menusukkan kuku mereka yang setajam belati ke leher sang korban dan mengisap  tiap tetes darah yang mengalir.
 
Namun, kengerian yang sesungguhnya bukan datang dari aksi penuh kekejian dan darah semata. Tak seperti film horor Poltergeist, The Exorcist, The Blair Witch Project, atau The Conjuring yang menghadirkan teror dari makhluk supranatural. Teror dalam serial-serial drama horor ini justru datang dari manusia atau makhluk yang berwujud manusia, tak ada bedanya dengan Anda, teman Anda, atau orang-orang di sekitar Anda.
  
 Lihat saja Elizabeth dan Donovan yang rupawan dan super stylish. Tak akan ada yang menyangka bahwa mereka vampir atau iblis karena mereka tidak takut matahari. Demikian pula monster-monster di The Grimm, tak ada satu pun yang hadir dalam wujud aslinya. Hanya Nick yang memiliki kelebihan melihat sisi gelap dari  tiap manusia, apakah mereka manusia sungguhan atau iblis ‘berkulit’ manusia.
   
Hal serupa dialami Dean (Jensen Ackles) dan Sam (Jared Padalecki) bersaudara dalam Supernatural. Tak jarang roh-roh jahat yang mereka cari bermukim di tubuh manusia yang kelihatannya baik hati dan ramah. Seperti musuh mereka di season 2, sepasang dewa-dewi dari masa sebelum umat Kristiani mengimani Yesus. Menjelma sebagai sepasang suami-istri dengan pekerjaan dan reputasi baik di masyarakat, kedua dewa itu sesekali memburu manusia sebagai persembahan. Sudah tayang hingga 11 seasons, ini merupakan salah satu serial televisi Amerika Serikat terpanjang.
 
Sementara itu, karakter jahat di serial psychological thriller-horror Hannibal justru seorang psikiater forensik terpelajar dan terhormat yang dekat dengan institusi penegak hukum FBI. Tak hanya mencari kepuasan dari membunuh dan memutilasi manusia, Dr. Hannibal Lecter (Mads Mikkelsen) juga gemar memakan, ya, memakan korban-korbannya.

Namun, jangan membayangkan ia mengonsumsinya mentah-mentah seperti kanibal dalam film Hannibal yang diperankan Anthony Hopkins. Dengan kepiawaian memasak setara Gordon Ramsay, Dr. Hannibal mengolah  tiap bagian tubuh manusia yang ia mutilasi menjadi makanan mewah yang ia sajikan kepada tamu jamuan makan malamnya.

Di The Walking Dead, tak hanya saling bunuh yang jadi fokus. Namun, justru drama yang terjadi, membuat penonton betah dan penasaran. Tak jarang, Rick dan kawan-kawannya harus membunuh sahabat, anak, atau anggota keluarga mereka yang telah berubah wujud menjadi The Walker. Seperti dalam season 2, ketika mereka harus menembak Sophia, putri salah seorang anggota kelompok mereka. Carol, yang telah mereka cari selama berminggu-minggu ternyata ada di barn rumah yang mereka huni, sebagai zombie. Hanya Rick, si pemimpin secara de facto, yang berani menembak Sophia, karena tak tega melihat Sophia harus berkeliaran menjadi mayat hidup.

Tren serial televisi drama horor ini juga ditangkap sineas Indonesia, Joko Anwar. Sejak Desember lalu, serial drama horor garapannya, Halfworlds, ditayangkan di HBO Asia. Bercerita tentang makhluk-makhluk dari dunia lain yang ada di sekitar manusia, serial ini menampilkan dedemit khas Indonesia, seperti kuntilanak, gendoruwo, tuyul, dan palasik.

Berbeda dari serial atau film horor Indonesia yang pernah ada sebelumnya, Halfworlds berhasil menghadirkan visualisasi adegan horor dan bahkan karakter-karakter dedemitnya dengan sangat artistik. Dalam imajinasi Joko, dedemit tersebut tidaklah berwujud seperti yang selama ini digambarkan. Mereka justru hadir dalam wujud manusia, sama seperti kita semua.

Memilih aktor dan aktris papan atas sebagai tokoh utama, Reza Rahadian sebagai gendoruwo, Tara Basro sebagai kuntilanak, Hannah L. Rashid sebagai palasik, dan Arifin Putra sebagai makhluk setengah dedemit dan setengah manusia, Joko berhasil menaikkan standar serial horor Indonesia.(f/ Foto: HalfWorlds)