Foto: Shutterstock
Kabar duka datang dari Kerajaan Inggris. Ratu Elizabeth II meninggal di usia 96 tahun, tepatnya pada hari Kamis, 8/9/2022) siang waktu setempat. Seluruh masyarakat Inggris dan juga dunia terkejut dan merasa sedih atas berita kematian ini.
Perdana Menteri Inggris Liz Truss menyebut Ratu Elizabeth telah meninggalkan warisan besar. Truss menggambarkan Ratu Elizabeth II sebagai batu di mana Inggris modern dibangun dan menambahkan bahwa Inggris adalah negara besar hari ini karena dia.
Truss juga melihat Ratu Elizabeth II sebagai sosok inspirasi pribadi bagi bayak warga Inggris. “Pengabdiannya pada tugas adalah contoh bagi kita semua,” ungkap Truss.
Ratu Elizabeth II telah memegang tampuk kewenangan tertinggi kerajaan Inggris yang membawahi 14 negara Commonwealth termasuk Australia, Kanada dan Selandia Baru, sejak tahun 1952 (saat masih berusia 25 tahun).
Kepemimpinannya telah melalui 15 periode Perdana Menteri Inggris, dan 14 periode kepresidenan Amerika Serikat. Oleh karena itu, Sang Ratu disebut kepala negara paling lama dan tertua di dunia.
Para pemimpin dunia dan masyarakat internasional turut memberikan penghormatan terakhirnya pada sosok wanita yang tidak hanya seorang negarawan, tapi juga sosok ibu, nenek, dan nenek buyut pengayom keluarga.
Presiden AS Joe Biden, seperti dikutip dari CNBC menyebut Ratu Elizabeth II sebagai sosok Raja Inggris pertama yang menjalin hubungan pribadi dengan orang-orang di seluruh dunia. “Ratu Elizabeth II adalah seorang negarawan dengan martabat dan keteguhan yang tidak tertandingi yang memperdalam aliansi antara Inggris dan Amerika Serikat. Dia membantu membuat hubungan kami istimewa,” ungkap Biden.
Dari dalam negeri, Presiden Joko Widodo melalui akun instagramnya menuliskan rasa belangsungkawanya dalam bahasa Inggris. “I am deeply saddened by the passing of Queen Elizabeth II, a widely admired and beloved queen. My deepest sympathy and heartfelt condolences to the Royal Family, the government, and the people of the UK.”
Foto: Shutterstock
Protokol London Bridge untuk Prosesi Pemakaman Sang Ratu
Seakan sudah memiliki firasat, beberapa bulan terakhir Sang Ratu sudah terlihat mengambil beberapa langkah mundur dari tugas-tugas kerajaan. Termasuk melewatkan Pembukaan Parlemen Negara Inggris pada Mei lalu. Ia juga tidak tampak dalam kegiatan kebaktian syukur (sebagai rangkaian perayaan Platinum Jubilee Sang Ratu) di katedral St. Paul pada Juni lalu.
Kendati terlihat cukup sehat, namun setahun terakhir kondisi kesehatan Sang Ratu dikabar menurun. Sehingga beliau harus lebih banyak melakukan tugasnya dari kediaman Balmoral, alih-alih menjalankan tugas dari istana Buckingham.
Dalam duka, kini Inggris bersiap untuk melakukan prosesi pemakaman terbaik bagi Sang Pemimpin Monarki. Jika berdasarkan rencana pemakaman yang telah diatur, yang dikenal dengan protokol London Bridge, jenazah Ratu Elizabeth II akan di bawa dari Skotlandia, tempat dimana ia menghembuskan napas terakhirnya, menuju Inggris.
Empat hari setelah kematian Sang Ratu akan diadakan prosesi dari istana Buckingham ke istana Westminster, dimana peti jenazah akan disemayamkan sebelum proses penguburan. Di saat inilah masyarakat dapat memberikan penghormatan terakhirnya kepada Sang Ratu.
Tepat setelah 10 hari kematian Sang Ratu, akan berlangsung upacara pemakaman di Westminster Abbey. Saat itu, Inggris akan mengheningkan cipta massal selama dua menit.
Setelah upacara terakhir di Kapel St. George di Istana Windsor, jenazah Ratu Elizabeth II akan dikebumikan di samping kuburan suaminya, Pangeran Philip yang meninggal pada April 2021 lalu. dan ayahnya, Raja George VI. (f)
Baca Juga:
Bak di Negeri Dongeng, Ini 4 Kastil Terindah di Eropa
Meghan Markle dan Pangeran Harry Menanti Anak Kedua
Fakta Seru Soal Film Spencer, Tiga Hari dalam Hidup Putri Diana
Laili Damayanti
Topic
#ratuInggris, #ratuelizabethII, #inggris, #kerajaaninggris
