Foto: Shutterstock

Bulan Ramadan sering disebut sebagai bulan penuh berkah, bukan hanya soal amalan bagi yang menjalani ibadah puasa, tapi juga bagi pebisnis, baik makanan, jasa transportasi, maupun pakaian. Dengan strategi tepat, peningkatan pendapatan biasanya bisa diraih, melebihi bulan-bulan lain. 

Namun yang perlu dicermati, saat idulfitri akan terjadi penurunan di berbagai industri. Data internal yang dikumpulkan oleh Moka PLUS, aplikasi kasir berbasis cloud pada tahun 2018, jumlah transaksi tiap outlet menurun sebesar 12 persen pada minggu pertama setelah Ramadan. Jika dilihat dari bidang usahanya, terjadi penurunan 42,5% pada merchant kuliner, 67,76% pada merchant ritel, dan 70% pada merchant servis.

Ini sejalan dengan fakta bahwa pergerakan ekonomi yang melambat di seluruh industri seminggu setelah Ramadan. Perlambatan ini disebabkan oleh para pekerja yang belum sepenuhnya kembali beraktivitas seperti biasanya. Itulah mengapa sektor servis mengalami angka penurunan yang paling signifikan, sementara sektor ritel dan kuliner masih bergantung pada ketersediaan para pekerjanya. 

Diperlukan strategi khusus bagi para pelaku UKM agar tetap dapat meningkatkan performa bisnisnya bahkan sampai Ramadan usai. Menurut Hutami Nadya, Data Analyst Moka, langkah yang bisa diambil oleh para pelaku UKM setelah melihat tren aktivitas ini adalah dengan memperpanjang periode diskon hingga minggu pertama setelah Ramadan, menawarkan produk baru, atau menjual stok lama dengan promo paketan. 

Anda pun sebaiknya menyimpan modal yang cukup untuk bekerja dan tetap menjalankan bisnis. Jangan sampai terpakai saat lebaran, ya. Strategi lain, meningkatkan program loyalitas dengan menawarkan reward khusus setelah bulan Ramadan. Karena tahun ini libur idulfitri bersamaan dengan libur sekolah, Anda bisa memainkan momentum ini.

Dan tetap optimis, karena menurut data jumlah permintaan biasanya cenderung kembali meningkat pada minggu kedua setelah Ramadan. (f)