Trending Topic
Alibaba Rilis Panduan Bagi Perempuan Indonesia untuk Bangkit Pasca-Covid

7 Mar 2022

Wanita Wirausaha
Foto: Shutterstock


Setiap tahun tepatnya tanggal 8 Maret, dunia merayakan International Women’s Day atau IWD. Tahun ini tema yang diangkat oleh IWD adalah Break The Bias. Menciptakan dunia yang bebas dari bias, stereotipe dan diskriminasi dengan merayakan prestasi perempuan sekaligus meningkatkan kesadaran akan bias gender. 

Disadari atau tidak, bias gender masih kerap terjadi di berbagai lini kehidupan, termasuk dalam akses ekonomi. Bahkan selama pandemi, berbagai penelitian menunjukkan bahwa perempuan adalah kelompok yang terkena dampak lebih dalam hal akses ke pekerjaan dan ekonomi.

Berdasarkan studi McKinsey di masa pandemi, pekerja perempuan 1,8 kali lebih rentan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dibanding laki-laki. Pada November 2021, Kementerian Sosial melansir data terbaru bahwa 40% pekerja formal perempuan mengalami dampak buruk pandemi, sementara 60% pekerja informal perempuan kehilangan pekerjaannya. 

Menteri Keuangan, Sri Mulyani juga sempat mengatakan bahwa rata-rata pendapatan pekerja perempuan di Indonesia, 23% lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Di sisi lain, pandemi telah mengakselerasi pertumbuhan dan adopsi teknologi digital, yang menciptakan banyak peluang dan membuka jalan untuk semua orang dari berbagai latar belakang, untuk bisa menemukan karir dan kesempatan usaha baru. Salah satunya adalah membuka peluang usaha lewat ekonomi digital. 

Lazada Indonesia mencatatkan pertumbuhan penjual online hingga hampir 3x lipat pada Oktober 2021, dibandingkan dengan di awal pandemi pada Maret 2020 - hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mempercayai peluang dari ekonomi digital.

Untuk menyemangati para perempuan menangkap peluang di era digital – baik untuk pertumbuhan diri, pengembangan karir, ataupun pembangunan bisnis - Alibaba Group pada hari Rabu (2/3/2022) meluncurkan e-handbook self-help pertamanya yang menyasar komunitas perempuan di Indonesia. Dengan judul Titik Mulai Perempuan Indonesia Bangkit Pasca-Covid, e-handbook dengan desain catchy ini berisikan kompilasi cerita dan pesan dari sembilan perempuan inspiratif yang berkarya di dalam maupun di luar ekosistem Alibaba. Mereka membagikan pengetahuan praktis kepada pembaca untuk menjadi tangguh dalam menghadapi tantangan di bidang karir dan keuangan, serta tips dan inspirasi untuk mewujudkan impian wirausaha melalui saluran digital. 

Sembilan kontributor tersebut adalah Daisy Jin (Kepala Alibaba Global Initiatives 2020-2021); Evelyn Yonathan (Chief People Officer Lazada Indonesia); Hanna Suhardi (Lazada Seller dan Founder Lemontree); Susanty Widjaya (CEO Bakmi Naga Resto dan Ketua Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI)); Viviyanti Tolgay (Founder PT Ratu Pertiwi Group); Carline Darjanto (Co-Founder COTTON INK); Diana Tanu (Co-Founder Top Karir); Agustina Samara (Chief of People & Corporate Strategy DANA Indonesia) dan Prita Ghozie (Financial Consultant dan CEO Zap Finance).

Sebagai bagian dari ekosistem Alibaba, Lazada berkomitmen untuk membuka peluang di ekonomi digital bagi siapa saja, termasuk kaum perempuan. Kami telah menyiapkan berbagai program, fitur serta inisiatif pemberdayaan di platform kami, terutama untuk penjual perempuan yang ingin mulai berusaha dan bertumbuh bersama Lazada. Kami senang bisa berkontribusi dalam penerbitan e-handbook pertama Alibaba untuk perempuan Indonesia, dan turut mendorong mereka untuk mengoptimalkan peluang karir dan usaha baru, serta pengembangan diri melalui saluran digital. Kami percaya bahwa pemberdayaan perempuan dapat menjadi bagian krusial dari upaya pemulihan ekonomi pasca-pandemi,” ungkap Evelyn Yonathan, Chief People Officer Lazada Indonesia, sekaligus salah satu penulis. 

E-handbook Titik Mulai Perempuan Indonesia Bangkit Pasca-Covid dapat diunduh secara gratis melalui portal berita lokal Alibaba Group, yakni AlibabaNews Bahasa Indonesia

handbook alibaba untuk Wanita Wirausaha
Cover E-handbook Titik Mulai Perempuan Indonesia Bangkit Pasca-Covid yang diluncurkan Alibaba
untuk merayakan International Women's Day 2022. 


Digitalisasi Tingkatkan Akses Perempuan pada Ekonomi

CEO Bakmi Naga Resto dan Batavia Cafe, Susanty Widjaya adalah salah satu kontributor handbook. Melalui pembelajaran tentang digitalisasi bisnis yang ia peroleh dari Alibaba Netpreneur Training, ditambah dengan ketegasannya, Susanty mampu mengubah rantai restorannya dari bisnis tradisional ke bisnis online di awal pandemi COVID-19 di Indonesia.  Ia mengungkapkan ketika menghadapi krisis tidak terduga seperti pandemi ini, pemilik usaha seperti dirinya harus berani untuk berubah dan bertransformasi. 

“Bersyukur atas keputusan saya yang tepat untuk menjalankan seluruh bisnis F&B saya, Bakmi Naga Resto dan Batavia Cafe, secara online di tengah krisis akibat dampak COVID-19. Semoga dengan terbitnya e-Handbook Alibaba ini, para perempuan Indonesia bisa mengambil inspirasi dari pengalaman saya dan berkembang di era digital,” kata Susanty.

Bicara tentang tantangan perempuan pemilik usaha di masa pandemi, Endang Listiani, CEO PT Syailendra Bumi Investama, perusahaan yang bergerak dibidang produksi minyak atsiri mengatakan bahwa pandemi telah membawa banyak perubahan pada bisnisnya. Endang merupakan perwakilan dari komunitas Wanita Wirausaha Femina yang menerima penyerahan e-handbook Alibaba Group secara simbolis pada acara peluncuran.

Sebelumnya, bisnis Endang yang dimulai sejak tahun 2014 ini lebih mengutamakan pemasaran business to business (B2B), tapi karena penurunan permintaan bahan baku dari perusahaan-perusahaan besar yang selama ini bekerjasama, membuat Endang mulai melirik peluang pemasaran minyak atsiri secara ritel melalui ecommerce, termasuk Lazada. 

“Ternyata pandemi ada berkahnya juga, orang semakin peduli pada kesehatan, sehingga produk-produk natural dan baik untuk kesehatan jadi makin dicari. Membuat saya lebih percaya diri untuk mulai memanfaatkan pemasaran digital. Munculnya pebisnis artisan yang membuat produk natural ternyata menciptakan peluang baru bagi kami. Ini mendorong penjualan ritel kami meningkat di e-commerce,” jelas Endang yang sejak tahun lalu juga mulai memasok produk minyak atsiri miliknya ke Perancis dan Singapura. 

Kini Endang telah mengembangkan lebih dari 160 jenis minyak atsiri dan membangun kerjasama dengan lebih dari 50 penyuling minyak atsiri di pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi. 

“Indonesia menyimpan kekayaan rempah dan tumbuhan yang kaya yang ini menjadi bahan utama dalam pembuatan minyak atsiri. Dengan menjual dalam bentuk minyak atsiri, tanaman yang tadinya tidak bernilai jual, jadi bisa memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ini tentunya membantu memberdayakan petani. Selain juga, produksi minyak atsiri oleh petani dan penyuling juga membuka lapangan kerja bagi para wanita dan pemuda di desa setempat,” ungkap Endang.

Menyambut baik peluncuran handbook Alibaba ini, Endang pun berharap ke depan akan semakin terbuka kesempatan dan dukungan dari Alibaba bagi perempuan pemilik usaha yang ingin menembus pasar ekspor melalui platform e-commerce

Sebelumnya, Alibaba Group telah merilis beberapa handbook untuk membantu masyarakat Indonesia dan global dalam menavigasi tantangan yang disebabkan oleh pandemi. Diantaranya adalah handbook berjudul Pencegahan dan Penanganan Covid-19 yang ditujukan untuk kelompok medis profesional, dan Handbook Strategi Pengusaha Untuk Bertahan dari Covid-19 yang ditujukan untuk para pelaku bisnis. Dua handbook ini mendapatkan sambutan positif dari publik Indonesia serta masyarakat global. (f) 



Baca Juga: 
4 Cara Milenial Memulai Bisnis Dengan Modal Rp1 Juta
Model Bisnis Masa Depan Menurut Pakar Marketing
Membaca Tren Fashion Global 2022 Bagi Pelaku UKM


Faunda Liswijayanti


Topic

#IWD, #Alibaba, #wanitawirausaha, #womenempowerment