Foto: Fotosearch
Seperti yang dikatakan Spice Girls di lagunya yang berjudul Too Much, segala sesuatu yang berlebihan, tuh, nggak bagus. Termasuk dalam bersikap. Ada kalanya, tuh, kita melihat seseorang yang sangat heboh bercerita, bicara tanpa henti, sekaligus cari perhatian. Bikin orang lain terganggu, deh. Kenapa, ya, seseorang bisa jadi lebay?
Efek kehilangan
Menurut psikolog Rima Olivia, ada dua penyebab seseorang bersikap berlebihan. Pertama, itu merupakan cara dia berekspresi. Misalnya, saat kecil dulu dia terbiasa melihat ibunya bersikap dramatis. Hal ini pun melekat di ingatannya sehingga tanpa disadari dia juga meniru kebiasaan berekspresi seperti ini.
Penyebab lainnya, karena seseorang pernah mengalami suatu kehilangan di fase penting hidupnya. Misalnya, waktu sekolah dulu dia nggak dianggap penting atau eksis oleh teman-temannya. Atau, dia merasa kurang mendapat perhatian orang tua.
“Remaja sangat butuh pengakuan. Ketika kehilangan sesuatu yang diharapkannya, dia pun berusaha mewujudkannya. Salah satunya, dengan cari perhatian. Nggak masalah, tuh, dimarahi orangtua. Selama diperhatikan, dia senang dan mau mengulanginya terus bahkan hingga beranjak dewasa.,” kata Rima.
Ramai di luar, ‘sepi’ di dalam
Heboh saat berinteraksi dengan orang lain tidak menandakan kalau orang lebay selalu ceria. Sebaliknya, dia bisa bercerita dengan sendu, tuh, mengenai momen-momen kehilangannya. Intinya kontras banget, deh, dengan sosok yang sehari-harinya kita lihat.
“Lihat saja Jim Carrey. Di luarnya dia sangat ‘ramai’. Tapi, jika mengobrol personal, dia cukup mellow. Jadi, ‘lapisan dalam’, tuh, benar-benar berbeda dengan lapisan luarnya,” tambah Rima.
Seseorang yang bersikap berlebihan ini cukup peka jika menyangkut diri sendiri. Dia mudah sakit hati, tuh, jika reaksi orang saat mengobrol dengannya nggak sesuai harapan. Wajar, deh, dia bisa mengulang-ulang cerita yang sama sampai mendapat reaksi yang diinginkannya.
Sebaliknya, terhadap orang lain dia justru kurang peka. Buktinya, sebagian besar dari mereka nggak sadar kalau sikap lebaynya menganggu orang lain. Jika ada teman yang protes atas sikapnya, dia malah menganggap si teman terlalu sensitif.
“Dia kira semua orang menyukainya. Soalnya, dia hanya mendengar apa yang ingin dia dengar. Ketika temannya bilang acara ngumpul-ngumpul berlangsung seru jika ada dirinya, dia merasa tersanjung. Sebaliknya, begitu temannya protes atas sikapnya, dia tutup mata,” jelas Rima.
Merugikan diri sendiri
Jika sudah mencapai tahap parah, sikap berlebihan seseorang akan menganggu kehidupan sosialnya, khususnya dalam pekerjaan. Bukan nggak mungkin, tuh, dia sulit mendapat promosi karena dikenal dengan sikapnya yang ‘ganggu’.
“Terus bersikap lebay akan menghambat karier seseorang. Bagaimana pun ada batasan-batasan profesional di ruang lingkup dunia kerja. Klien bisa-bisa enggan, tuh, menggunakan jasanya,” tambah Rima.
Bahkan, teman-temannya sendiri bukan nggak mungkin menjauh. Lama-lama mereka bosan melihatnya menceritakan segala sesuatunya secara berlebihan—nggak sesuai proporsional kejadian sebenarnya!
Dekati secara persuasif!
Capek menghadapi orang lebay yang mau nggak mau kita mesti temui setiap hari? Tenang, kita bisa coba mengubahnya untuk jadi lebih baik, kok. Tapi, ada seninya. Orang tipe ini nggak bisa diatasi dengan emosi. Memberitahunya kalau dia menyebalkan nggak akan memberi kita apa-apa, tuh.
“Sebagian besar dari mereka adalah self-centered. Semua hal berpusat pada dirinya. Jadi, kita nggak bisa hanya sekadar bilang kalau sikapnya mengganggu. Ungkapkan juga fakta mendukung, lalu minta dia berubah demi kepentingannya. Dia akan sulit ‘mendengar’ kalau dia harus berubah demi orang lain,” kata Rima.
Bujuk secara lembut, misalnya dengan berkata kalau dia akan lebih menyenangkan jika bersikap begini, bukannya begitu. Asal caranya tepat dan fokus pada dirinya, dia pasti mau menerima masukan kita, kok. (f)
Topic
#pengembangandiri
