
Foto: 123RF
Candi Buddha terbesar di dunia ini tiap tahunnya menarik 250.000 wisatawan mancanegara. Bahkan tokoh dunia seperti mantan presiden Amerika Serikat Barrack Obama, dalam liburannya ke Indonesia akhir Juni lalu, membawa keluarganya berkunjung ke situs yang ditetapkan UNESCO sebagai World’s Heritage tahun 1991.
Selain Obama, pendiri Microsoft Bill Gates dan dan jejaring sosial Facebook Mark Zuckerberg juga pernah menikmati kemegahan candi Borobudur. Mark bahkan sempat singgah di Purwosari Hill untuk menyaksikan siluet Borobudur saat matahari menyingsing.
Pesona Borobudur tak pernah pupus. Seiring waktu, titik-titik spot untuk menikmati warisan budaya Indonesia termegah ini juga kian meluas. Sedikit bergeser dari lokasi Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, berikut ini beberapa spot alternatif untuk menikmati kemegahan Borobudur dari kejauhan.

1/ PUNTHUK SETUMBU
Tak sengaja ditemukan oleh seorang fotografer, tiga tahun lalu, kawasan Punthuk Setumbu atau biasa juga disebut Borobudur Nirwana Sunrise, kian populer di mata wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Punthuk, yang berasal dari bahasa Jawa, memiliki arti bukit.
Terletak di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, bukit setinggi 400 mdpl ini lokasinya cukup mudah dicapai. Sekitar 1 jam perjalanan berkendara dari Kota Yogyakarta. Tiket masuknya pun murah, hanya Rp15.000 per orang.
Punthuk Setumbu dikenal sebagai salah satu spot terbaik untuk menyaksikan keindahan sunrise yang muncul dari balik stupa Borobudur. Jarak lokasi ini ke pusat Borobudur sekitar 4 km.
Latar belakang kemegahan Gunung Merapi dan Merbabu yang tampak dari kejauhan akan menyapa pagi Anda dengan pemandangan yang fotogenik. Candi Borobudur dan gugusan pegunungan tinggi dari jarak yang dekat menjadi keunggulan Punthuk Setumbu dibandingkan dengan spot-spot lain untuk menikmati sunrise berlatar Borobudur. Di sisi berlawanan, ada ayunan kayu dan spot berfoto di ujung tebing dengan background hutan yang lebat.
Sejak pukul 4 pagi, dengan penerangan seadanya dari senter yang dibawa, pengunjung rela bersusah payah, berjalan menanjak menyusuri jalan setapak selama kurang lebih 20 menit untuk sampai ke puncak.
Untuk mendapatkan semburat warna jingga yang magis, memang disarankan untuk berangkat dini hari agar bisa tiba di puncak bukit sebelum pukul 5 pagi. Sedangkan waktu terbaik berkunjung ke lokasi ini adalah antara Juni-Agustus (musim kemarau) ketika matahari terbit tidak tertutup kabut. Di musim penghujan, jalan setapak yang harus dilalui saat trekking cukup berat, becek, dan licin.
Topic
#Borobudur, #travelingyogya, #magelang, #jalanjalanyogya