Travel
Menjelajah Humayun ka Maqbara di New Delhi, India

5 Aug 2016


Barber's Tomb yang berada di komplek Humayun Tomb
Foto: Dok. Pribadi

Wisata mausoleum di India tidak selalu tentang Taj Mahal. Di New Delhi, terdapat sederet  mausoleum atau makam para kaisar dan sultan yang pernah memimpin selama berabad-abad pada masa kejayaan Islam di negeri Mahabharata ini. Begitu megahnya, banyak yang menyangka makam-makam tersebut adalah istana atau pesanggrahan raja. Selama beberapa hari saya, Attini Zulfayah, menjelajahi beberapa mausoleum di ibu kota India ini. Salah satunya Humayun ka Maqbara.
 
Ini adalah mausoleum seorang kaisar Kerajaan Mughal generasi kedua yang bernama Nasir Ud-din Muhammad Humayun, atau yang sering disebut Humayun. Ia tidak lain adalah kakek buyut Kaisar Shah Jahan, sang pendiri Taj Mahal. Mausoleum ini didirikan pada abad ke-15 oleh permaisurinya yang bernama Hamida Banu Begum.

Sepeninggal suami tercinta, Banu Begum merasakan kepedihan yang mendalam. Tepat 9 tahun sepeninggal Sang Kaisar, ia berkeinginan membangun sebuah peristirahatan terakhir bagi sang suami tercinta, sekaligus tempat untuk merenungi dan mengenang kisah hidupnya bersama Humayun.

Terinspirasi oleh definisi surga di dalam Alquran, sang arsitek  yang bernama Mirak Mirza Ghiyas mendesain sebuah mausoleum bergaya islami yang dikelilingi oleh taman dengan aliran air di tiap sisinya. Humayun ka Maqbara merupakan makam yang pertama kali dibangun di India dengan format taman.

Gerbang makam Humayun
Foto: Dok. Pribadi

Gerbang setinggi 16 meter terdiri atas dua lantai menyambut kedatangan saya dan beberapa wisatawan lainnya. Di ujungnya, gerbang ini dipercantik oleh dua buah chattri, ciri khas   tiap bangunan yang didirikan pada zaman Kekaisaran Mughal, semacam kanopi kecil berbentuk mirip kubah yang disanggah dengan empat pilar kecil.
Sekilas bangunan setinggi 47 kali 91 meter berbentuk oktagonal ini lebih mirip masjid. Kombinasi batu bata merah dan marmer putih menghiasi dindingnya dengan serasi. Kubah besar di tengahnya dikelilingi 4 buah chattri putih dan 8 chattri mungil warna biru.

Baca Juga: Australia Barat, Kecantikan Lain dari Negara Kanguru

Mausoleum ini menaungi beberapa makam, termasuk makam sang permaisuri. Batu nisan Kaisar Humayun berada tepat di tengah bangunan yang berada di lantai dua. Kaligrafi Alquran terpahat pada batu nisan, sementara langit-langit kubahnya berhiaskan ornamen bunga, daun, dan bentuk geometris lainnya dengan detail yang rumit. Di dinding sebelah barat terdapat lengkungan mihrab yang didesain menerawang menunjuk arah kiblat.

Yang menarik, mausoleum ini berbentuk simetris, sehingga ketika saya berkeliling, bangunannya tampak sama dari sisi mana pun. Di  tiap sisinya dialiri air mancur yang membelah taman. Di sana juga berjajar pohon palem yang menjulang dan menambah keindahannya. Saya duduk sejenak di atas rumput hijau di salah satu ujung taman ini, hati terasa adem.

Isa Khan Niyazi adalah seorang gubernur di masa kejayaan dinasti Islam Sher Shah Suri. Mausoleum Isa Khan dibangun pada abad ke-15 dan masih berada satu komplek dengan Humayun ka Maqbara. Makam dan taman ini juga serasi berbentuk oktagonal dan dimahkotai sebuah kubah besar berkuncup yang dikelilingi 10 buah chhatri mungil dan cantik. Sekilas bentuknya mirip mahkota raja Eropa berukuran jumbo.

Lengkung pintu terbuat dari pilar batu tua berukuran besar, kokoh menyanggah kubah besar di atasnya. Di dalamnya, batu nisan Isa khan berdampingan dengan 4 anggota keluarganya. Dindingnya bertingkat dengan aksen lengkung jendela bernuansa masjid dilengkapi dengan sebuah mihrab. Saya juga melihat Asma Allah dan kaligrafi ayat-ayat Al Quran yang terpahat pada batu marmer putih yang menghiasi lengkung mihrab. Keseluruhan komplek dikelilingi tembok batu tua layaknya sebuah benteng istana. (f)

Baca Juga: 10 Fenomena Alam Seperti di Negeri Dongeng
 


Topic

#travelingindia