
Foto: Dok. Simas.Kemenag.go.id
Warga Depok, Jawa Barat, sudah sangat hafal: jika tak ingin terjebak macet, hindari jalan Meruyung-Limo. Maklum, jalan alternatif yang meliuk-liuk antara Parungbingung dan Cinere itu tak cuma sempit, tapi juga padat oleh para pengendara yang menjadikannya akses alternatif menuju kawasan Jakarta. Pada Sabtu dan Minggu, ruas jalan itu macetnya minta ampun! Puluhan bus penuh penumpang dari berbagai kota, sengaja datang ke Meruyung untuk menengok Masjid Kubah Mas.
Berdiri di atas areal seluas 80 hektar, masjid itu resminya bernama Masjid Islamic Center Dian Al-Mahri. Kata Dian diambil dari nama depan Ny. Dian Juriah Maimun Al-Rasid (59), pengusaha asal Serang, pembangun sekaligus pemilik masjid cantik yang (setuju atau tidak setuju) kini menjadi tujuan wisata kota Depok.
Masjid dengan lantai salat seluas lapangan bola itu sungguh menarik untuk dikunjungi. Pintu-pintunya tebal dan berukir indah, menggunakan delapan engsel untuk dapat membuka dan menutup. Pintu setinggi 8 meter itu dihiasi kaligrafi islami, yang banyak di antaranya terbentuk dari lempeng dan mozaik marmer asal Italia. Susunan marmer yang dingin juga menghampar sebagai lantainya. Tak cuma di bagian dalam, tapi juga lantai utama di kiri-kanan, luar mihrab, bahkan plaza terbuka di timur yang merupakan gerbang masuk utamanya.
Berbeda dari umumnya interior masjid yang dominan warna hijau, interior (bahkan eksterior) Masjid Dian Al-Mahri ini justru mengungkap warna-warna pastel, seperti kuning muda dan cokelat muda. Namun, jujur saja, pusat kekaguman orang (hingga rela datang berbus-bus dari tempat-tempat jauh) adalah pada kubah bawang setinggi 20 meter, dengan diameter 16 meter, yang dilapisi lempeng emas murni 24 karat. Kubah utama ini dikelilingi empat kubah kecil yang juga berlapis emas. Karena material pelapis kubah inilah, maka kalangan awam lebih akrab menyebutnya sebagai Masjid Kubah Emas.
Tak cuma pelapis kubah, partisi ukir pada mihrab serta tiap ujung tiang penyangga atap, lampu kristal raksasa yang menggantung anggun di bawah kubah, juga berlapis emas. Ada lingkar ornamen besar berkaligrafi asma-asma Allah menghiasi pusat bawah kubah, dikelilingi lukisan langit berawan yang bisa berganti-hanti warna, sesuai suasana fajar, tengah hari, senja, atau langit malam.
Baca juga: 10 Masjid Terindah di Dunia
Tanggal 24 Agustus lalu, lebih dari dua pertiga lantai utama masjid berkapasitas 10.000 orang itu diisi jemaah salat Jumat. Yang menarik, berbeda dari umumnya masjid, di masjid ini salat Jumat juga diikuti jemaah wanita yang memenuhi mezanin belakang, kiri, dan kanan atas.
“Apa, sih, bisnis Bu Dian? Kok, bisa-bisanya bikin masjid secantik ini?” ungkap seorang jemaah wanita asal Semarang, dengan kagum. Pertanyaan yang mungkin akan terus menjadi tanya. Karena, sejauh ini, keberadaan Masjid Kubah Emas dan Islamic Center seluas 80 hektar itu cenderung terungkap cuma berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, bahwa masjid dibangun karena hidayah Allah, usai Ny. Dian menunaikan ibadah haji yang ke-34. “Semua dibiayai dari uang pribadi beliau, tak sepeser pun minta sumbangan,” ungkap seorang marbot, petugas masjid.
Apa dan siapa Ny. Dian yang konon sangat sibuk bisnis ini-itu di lingkar mancanegara? Bisa jadi memang tak begitu penting untuk ditelisik. Lebih penting dari itu adalah bahwa apa yang digagas dan dibangunnya itu sangat bermanfaat bagi orang banyak. Sebuah Islamic Center dengan masjid berkubah emas yang anggun dan cantik. Pot-pot euphorbia dan bugenvil menghiasi taman asri di seputar masjid. Ratusan pohon buah-buahan (rambutan, lengkeng, mangga, durian, dan lain-lain) tumbuh subur dan berbuah, memberi rasa teduh pada halamannya yang luas. Sungguh lingkungan masjid yang nyaman untuk tempat bersujud, memuji kemahabesaran Allah. (f)
Heryus Saputro
Baca juga: Wisata Masjid-Masjid Tua di Jakarta
Berdiri di atas areal seluas 80 hektar, masjid itu resminya bernama Masjid Islamic Center Dian Al-Mahri. Kata Dian diambil dari nama depan Ny. Dian Juriah Maimun Al-Rasid (59), pengusaha asal Serang, pembangun sekaligus pemilik masjid cantik yang (setuju atau tidak setuju) kini menjadi tujuan wisata kota Depok.
Masjid dengan lantai salat seluas lapangan bola itu sungguh menarik untuk dikunjungi. Pintu-pintunya tebal dan berukir indah, menggunakan delapan engsel untuk dapat membuka dan menutup. Pintu setinggi 8 meter itu dihiasi kaligrafi islami, yang banyak di antaranya terbentuk dari lempeng dan mozaik marmer asal Italia. Susunan marmer yang dingin juga menghampar sebagai lantainya. Tak cuma di bagian dalam, tapi juga lantai utama di kiri-kanan, luar mihrab, bahkan plaza terbuka di timur yang merupakan gerbang masuk utamanya.
Berbeda dari umumnya interior masjid yang dominan warna hijau, interior (bahkan eksterior) Masjid Dian Al-Mahri ini justru mengungkap warna-warna pastel, seperti kuning muda dan cokelat muda. Namun, jujur saja, pusat kekaguman orang (hingga rela datang berbus-bus dari tempat-tempat jauh) adalah pada kubah bawang setinggi 20 meter, dengan diameter 16 meter, yang dilapisi lempeng emas murni 24 karat. Kubah utama ini dikelilingi empat kubah kecil yang juga berlapis emas. Karena material pelapis kubah inilah, maka kalangan awam lebih akrab menyebutnya sebagai Masjid Kubah Emas.
Tak cuma pelapis kubah, partisi ukir pada mihrab serta tiap ujung tiang penyangga atap, lampu kristal raksasa yang menggantung anggun di bawah kubah, juga berlapis emas. Ada lingkar ornamen besar berkaligrafi asma-asma Allah menghiasi pusat bawah kubah, dikelilingi lukisan langit berawan yang bisa berganti-hanti warna, sesuai suasana fajar, tengah hari, senja, atau langit malam.
Baca juga: 10 Masjid Terindah di Dunia
Tanggal 24 Agustus lalu, lebih dari dua pertiga lantai utama masjid berkapasitas 10.000 orang itu diisi jemaah salat Jumat. Yang menarik, berbeda dari umumnya masjid, di masjid ini salat Jumat juga diikuti jemaah wanita yang memenuhi mezanin belakang, kiri, dan kanan atas.
“Apa, sih, bisnis Bu Dian? Kok, bisa-bisanya bikin masjid secantik ini?” ungkap seorang jemaah wanita asal Semarang, dengan kagum. Pertanyaan yang mungkin akan terus menjadi tanya. Karena, sejauh ini, keberadaan Masjid Kubah Emas dan Islamic Center seluas 80 hektar itu cenderung terungkap cuma berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, bahwa masjid dibangun karena hidayah Allah, usai Ny. Dian menunaikan ibadah haji yang ke-34. “Semua dibiayai dari uang pribadi beliau, tak sepeser pun minta sumbangan,” ungkap seorang marbot, petugas masjid.
Apa dan siapa Ny. Dian yang konon sangat sibuk bisnis ini-itu di lingkar mancanegara? Bisa jadi memang tak begitu penting untuk ditelisik. Lebih penting dari itu adalah bahwa apa yang digagas dan dibangunnya itu sangat bermanfaat bagi orang banyak. Sebuah Islamic Center dengan masjid berkubah emas yang anggun dan cantik. Pot-pot euphorbia dan bugenvil menghiasi taman asri di seputar masjid. Ratusan pohon buah-buahan (rambutan, lengkeng, mangga, durian, dan lain-lain) tumbuh subur dan berbuah, memberi rasa teduh pada halamannya yang luas. Sungguh lingkungan masjid yang nyaman untuk tempat bersujud, memuji kemahabesaran Allah. (f)
Heryus Saputro
Baca juga: Wisata Masjid-Masjid Tua di Jakarta
Topic
#puasadanlebaran