Travel
Jalan-jalan Perth: Sandboarding di Lancelin Sand Dunes

25 Nov 2016


Foto: Alice Larasati

Atas undangan AirAsia Indonesia dan Tourism Western Australia, Web Content Editor femina, Alice Larasati, menelusuri Perth, Australia Barat. Berikut sebagian catatan keseruannya.

Berkat matahari, salju menjadi hal yang asing di Perth. Jika negara lain memiliki salju untuk snowboarding, di sini saya mencoba sandboarding. Ya, meluncur di atas pasir! Untuk menjajalnya, Tom mengajak saya dan rombongan media berkendara sekitar 1,5 jam ke Lancelin,  kota nelayan yang berjarak 90 km dari Perth.

Di lokasi, kami disambut pasir putih kecokelatan dan langit biru yang membentang tanpa awan. Aroma laut langsung tercium karena Lancelin memang terletak di antara laut dan bukit pasir. Perjalanan terasa lebih menyenangkan karena kami tidak perlu membawa papan luncur sendiri.

Kami tidak perlu membawa papan luncur, ada toko lokal bernama Have a Chat yang menyewakan papan dengan harga mulai dari 10 dolar Australia (Rp100.000). Di sini, Anda bisa memilih dua jenis papan: papan luncur duduk dan berdiri yang bentuknya seperti papan surfing. Untuk pemula seperti saya, sih, disarankan mencoba papan luncur duduk saja.

Salah satu toko lokal yang menyewakan papan luncur
Foto: Alice Larasati

Setelah menyewa papan, kami mulai mencari lokasi yang cocok untuk sandboarding. Bukit pasir harus cukup tinggi agar dapat meluncur dengan kecepatan sedang. Untuk mendakinya saja, butuh perjuangan. Sulit menyeimbangkan diri karena pijakan tidak rata. Kaki kami langsung tenggelam ke dalam pasir  tiap  kali melangkah. Untuk menggerakkannya pun harus pakai tenaga ekstra. Tidak heran, begitu sampai di atas bukit, saya langsung terengah-engah dan merasa kehabisan napas. Padahal, saya hanya membawa tas ransel kecil saja, sementara papan-papan luncur kami dibawa oleh Tom. He… he... he…!

Sebelum meluncur, bagian belakang papan digosok menggunakan lilin agar permukaannya  makin licin, meluncur pun jadi lebih kencang. Tom menawarkan diri menjadi orang pertama yang meluncur ke bawah. Kelihatannya mudah, tapi ada teknik tertentu agar bisa tetap duduk di atas papan. Masing-masing orang harus duduk di tengah papan dengan kaki bersandar rapat di ujung papan. Tangan berpegangan pada papan bagian belakang. Saat meluncur pun sebaiknya badan agak merunduk ke depan agar tidak menghambat kecepatan.

Giliran saya tiba. Begitu papan bergerak turun, wuuuss… jantung saya seakan tertarik gravitasi bumi! Sensasinya mirip naik roller coaster yang meluncur dari ketinggian. Saya berteriak sekeras mungkin saat kecepatan meluncur  makin tinggi. Begitu papan berhenti bergerak, perasaan lega, puas, dan bahagia melanda saya, meski jantung masih berdebar kencang. Namun, berkat adrenalin rush, saya bersemangat kembali mendaki bukit pasir sambil menyeret papan yang ternyata cukup berat! Rasanya ingin mengulanginya lagi, lagi, dan lagi. (f)

Baca Juga:


Topic

#travelingaustralia