
Foto: 123RF, Dok. Pribadi
Hanya dengan berbekal sedikit informasi dan keingintahuan yang sangat besar, saya Sylvia Mira, memutuskan untuk berpetualang menuju ke negara Aung San Suu Kyi ini. “Don’t expect to much, just enjoy the trip,” begitu pesan seorang teman.
Mahaghandaron Monastery, tempat tinggal lebih dari 1000 biksu usia 6 hingga 60 tahun ini menjadi pemberhentian pertama saya di kota Mandalay. Suasana sunyi menyambut saya sesaat memasuki area biara yang sangat terkenal dengan proses ‘jam makannya’ ini.
Pukul 10, secara serempak para biksu/biksuni keluar dari berbagai penjuru monastery yang berbentuk seperti asrama ini. Dalam diam dan hening, mereka membentuk dua baris rapih. Seperti tak peduli dengan pengunjung yang berdiri di sisi kiri dan kanan barisan mereka.
Tepat pukul 10.30, ketika gong mulai dibunyikan, satu per satu biksu berjalan masuk ke dalam bangsal besar berisi meja dan bangku panjang, tempat mereka makan. Pengunjung dilarang masuk, hanya diperkenankan untuk mengintip dari balik pagar setinggi 1.5 meter agar tidak menggangu mereka makan.
Proses makan berjalan cepat, hanya sekitar 15-20 menit, kemudian dalam kebisuan yang sama mereka kembali ke ruangan masing-masing untuk beraktivitas. Setelah itu, kami semua meninggalkan Mahaghandaron Monastery, karena memang kegiatan makan bersama inilah yang menjadi tujuan para wisatawan datang ke tempat tersebut.
Topic
#travel, #jalanjalan, #myanmar