
Pemilik dan kurator Alvin Yapp telah mengubah rumahnya menjadi sebuah museum yang didedikasikan untuk budaya Peranakan, dengan banyak artefak menarik. Intan Peranakan Museum, disingkat The Intan, dikunjungi Femina selepas sarapan di kopitiam setempat, Chin Mee Chin, di area Katong.
Tadinya merupakan daerah perkebunan kelapa dan digunakan sebagai tempat berlibur di akhir pekan oleh penduduk kota yang kaya, Katong kemudian berkembang menjadi pemukiman di pinggir kota pada awal abad ke-20. Daerah ini dihuni oleh kaum menengah berpendidikan Inggris yang semakin berkembang, termasuk Peranakan dan Eurasia. Peranakan di Singapura dipahami sebagai percampuran budaya antara etnis asli Cina dan masyarakat lokal yang umumnya Melayu.

The Intan menyimpan salah satu koleksi artefak Peranakan (kelompok yang berasal dari pemukim Tionghoa) paling mengesankan di Singapura. Alvin menghabiskan lebih dari 30 tahun mengumpulkan 1.500 benda dari budaya Peranakan, terutama sepatu sandal berhiaskan manik-manik gaya Tionghoa Straits dan tempat makan tiffin enamel berlukiskan pola bunga yang ikonis. Rumah pasca-perang ini kecintaan mendalamnya, terlihat dari cara teliti ia mengaturnya.
Dengan segala koleksi yang cantik secara visual, dan juga padat cerita, museum mungil ini patut kunjung di tengah agenda kamu di Singapura. (f)
Baca juga:
Plataran Komodo Resort & Spa di Labuan Bajo, Tempat Liburan Paling Romantis
New Bahru, Compound Jenama Lokal Singapura Bekas Bangunan Sekolah
Nyamannya Menginap di Ascott Orchard Singapore
Trifitria Nuragustina
Topic
#budaya, #travel, #singapore