Sex & Relationship
Terlalu Banyak Mengalah Bisa Jadi Penyebab Hubungan Tidak Sehat

6 Apr 2017


Foto: 123RF
 
Sebelum memutuskan kehidupan macam apa yang akan dijalani, sepasang suami istri seharusnya memang bersepakat dan membuat aturan-aturan tertulis atau tidak yang akan diterapkan dalam pernikahan mereka. Misalnya saat menentukan tempat tinggal, ingin punya anak atau tidak, hingga memutuskan siapa yang akan bekerja, dan siapa yang tidak.

Namun, kesepakatan ini bisa berubah di tengah perjalanan. Soal anak, misalnya. Ada pasangan yang awalnya sepakat untuk tidak memiliki anak, namun akhirnya memutuskan untuk menghadirkan buah hati dalam perkawinan mereka. Atau yang tadinya ingin tinggal di rumah sendiri sejak awal menikah, karena sesuatu hal, mau tak mau mereka harus tinggal di rumah orang tua terlebih dahulu.

“Tak apa-apa. Asal itu memang keputusan berdua, dan diambil dalam keadaan sadar, karena peran suami dan istri itu sama dalam membangun keluarga,” kata Irma Makarim, pengasuh rubrik Dari Hati ke Hati, rubrik curhat persoalan kehidupan yang ada di femina yang sudah berumur puluhan tahun.  
   
Begitu pula untuk urusan mencari nafkah. Ada yang dari awal memutuskan untuk sama-sama bekerja, atau hanya suami atau istri yang bekerja, atau bahkan bekerja bersama membangun bisnis. Tentu setiap keluarga punya alasan sendiri saat memilih keputusan ini.  

Ketika suami dan istri sama-sama bekerja, biasanya alasannya adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, atau untuk pengembangan diri. “Di sini dibutuhkan kesetaraan tugas dan kewajiban, yang harus ditanggung bersama,” jelas Irma. Misalnya, selain sibuk di kantor, di rumah, suami lah yang bertugas membayar listrik, air, mengurus kendaraan, hingga urusan memperbaiki rumah. Sedangkan istri bertanggung jawab terhadap urusan anak, dapur, sekolah, hingga kebutuhan sandang.  

Sebagai wanita bekerja, Zulika Citraning, mengaku pekerjaannya sebagai content manager di perusahaan digital agency, memang menyita waktu. Namun demi mendukung karier suami, Bhagavad Sambadha, film content creator dan researcher, Zulika siap bekerja dobel. “Saya menjadi motivator, teman bicara, dan reminder semua jadwal kerja suami,” ujarnya.

Sejak pacaran, mereka sudah sepakat saling mendukung keinginan masing-masing. “Kebiasaan ini berlanjut saat kami berumah tangga sehingga tidak ada masalah dengan ritme kesibukan kami berdua. Seperti kesepakatan tak tertulis,” tambah Zulika.            

Begitu juga dengan Asep Setia Permana (Abah) yang sejak berumah tangga, selalu mendukung keinginan istri, Dina Sandri Fani, yang ingin berkarier. “Kita tinggal di negara yang mengakui kesetaraan gender. Dengan restu yang saya berikan setiap kali ia meminta izin untuk bekerja atau berpindah perusahaan, maka ia bisa total berkarya,” cerita Abah.                

Demikian juga ketika salah satu memutuskan untuk sepenuhnya di rumah, tak berarti kedudukan yang di rumah itu jadi lebih rendah dari yang bekerja di luar. “Karena justru orang tersebut telah rela mengalah dan memberi panggung bagi pasangannya terus berkarier. Padahal dia juga memiliki kemampuan,”
kata Irma.

Ketika memberi panggung ke pasangan, harus dipikirkan seberapa besar seseorang membiarkan dirinya mengalah, dalam situasi apapun. “Jadi di belakang kesepakatan itu, seseorang sedang mengabaikan sisi individunya, yaitu ego dan kebanggaan diri,” ujar Roslina Verauli M.Psi.,Psi, psikolog anak, remaja, dan keluarga.

“Dari generasi ke generasi mungkin ada perbedaan. Mungkin kita sering melihat ada pasangan yang harmonis, tampil bersama, dan tampak saling mendukung. Tapi ada juga di mana suami atau istrinya yang lebih dominan, hingga hanya dia yang tampil, dan pasangannya memilih di belakang layar,” kata Irma membandingkan pasangan-pasangan yang pernah ia bantu lewat rubrik Dari Hati ke Hati.

Tentu kita boleh mengalah. Hanya saja ketika salah satu mengalah, artinya ia memberi panggung buat pasangan. “Dan jika terlalu banyak mengalahnya, semua effort selalu dari kita, artinya kita sedang mengabaikan sisi-sisi individual diri sendiri,” jelas Vera.

Yang terjadi adalah hubungan pun menjadi tidak sehat. Padahal hubungan itu punya sisi diri sendiri seperti our pride, our interest, our social life. Dengan memberikan semuanya ke pasangannya, ia sudah meniadakan keakuannya, tak ada dua orang di sana. Semua keinginan berbaur menjadi satu. Contoh sederhana misalnya pasangan menentukan pilihan makanan pasangan tanpa bertanya dulu, saat makan di restoran. (f)

Baca juga:
Pernikahan Jarak Jauh, Siapkah Anda?
Awas, Virus Malas Mengintai Anda dan Keluarga!
5 Fakta Kondisi Penis Captivus yang Dapat Dialami Pasangan Saat Bercinta


Topic

#MasalahPernikahan

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda? 

https://www.helpforassessment.com/blog/style/ https://www.baconcollision.com/css/ https://seomush.com/ https://radglbl.com/ https://stmatthewscommunityhall.co.uk/vendor/ https://www.bgquiklube.com/style/ https://proton.co.ke/css/ https://www.888removalist.com.au/vendor/ https://quill.co.id/js/ https://aniworld.com.de/css/ https://gmitklasiskupangbarat.or.id/js/ slot gacor สล็อตออนไลน์" เว็บตรงสล็อต MAX33 คาสิโนออนไลน์ MAX33 สล็อตเว็บตรง