Foto: 123RF

Putri kami baru mengalami kecelakaan saat berkendara berdua ayahnya. Saya tahu suami merasa bersalah, apalagi kami harus mengupayakan biaya terapi. Saya berupaya merangkulnya agar ia tahu bahwa ia tak sendirian di keluarga ini, tapi ia terus menepis saya.
 
Agita – Semarang
 
Saran Irma Makarim
Rasa bersalah dapat timbul sebagai rasa tanggung jawab terhadap terjadinya sebuah kondisi yang merugikan atau mencederai orang lain. Dalam situasi Anda saat ini, wajar bila Anda berusaha merangkul suami. Namun, niat baik ini bisa jadi membawa ingatannya kembali pada kejadian dan memunculkan rasa bersalahnya.

Dapat dimengerti bila Anda merasa ditinggalkan, tetapi jangan biarkan diri Anda kehilangan harapan. Suami tengah terbenam dalam rasa bersalah, yang membuatnya merasa tidak berdaya dan kehilangan kendali terhadap dirinya. Ini membuatnya sulit untuk menghadapi Anda dan putrinya.

Anda dan terutama suami perlu menyadari bahwa sebenarnya suami merasa bersalah untuk hal di luar kendalinya. Menghidupkan rasa bersalah bukan saja menghabiskan energi, tapi juga dapat membawanya dalam kondisi depresi. Bantulah suami memahami bahwa tak ada yang bisa mengubah hal yang sudah terjadi, tapi ada banyak hal positif yang bisa Anda lakukan berdua untuk mendukung kesembuhan anak.
 
Saran Monty Satiadarma
Masalah ini tergolong peristiwa traumatis, yang jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan dampak depresif di kemudian hari. Saya menyarankan Anda secepatnya menghubungi terapis yang memiliki kompetensi mengatasi dampak trauma. Anda hendaknya jangan merasa ditinggalkan. Suami Anda cenderung menarik diri guna mengatasi rasa bersalah karena merasa menjadi sumber masalah, dan ia tengah menata diri guna mengatasi kemelut perasaannya. Kondisi ini bisa berlarut-larut jika tidak ditangani secara profesional.

Peran Anda kini justru menjadi penjaga (guardian) suami dari guncangan emosional yang dapat terjadi padanya akibat rasa bersalah, ditambah dengan tekanan hidup sehari-hari dan upaya ‘melarikan diri’ dari kenyataan yang harus dihadapi. Anda tidak disarankan untuk terus melakukan upaya pendekatan, karena hal ini justru akan dirasakan sebagai desakan atau tekanan selama ia masih berbenah diri. Anda  diharapkan bersiaga memberikan bantuan bila dibutuhkan, sambil berupaya mencari peluang untuk mengajaknya menjalani terapi. (f)

Baca juga: