Sex & Relationship
Mempertahankan Komitmen di Tengah Konflik Pernikahan

29 Oct 2019


Dok. Pexels




Di altar pernikahan, pasangan pengantin berjanji untuk setia satu sama lain, dalam kondisi baik-buruk, kaya-miskin, sakit-sehat hingga maut memisahkan. Namun, cepat atau lambat, semua pasangan akan menghadapi kondisi ‘buruk’, ‘miskin’, ‘sakit’ dalam pernikahan mereka. Bertahan dalam pernikahan ketika menghadapi tantangan berat memang mudah diucapkan, tapi sulit dilakukan.

Menurut psikolog keluarga, Anna Surti Ariani, tak ada formula yang cocok untuk semua orang dalam mempertahankan pernikahan. Jika bagi pasangan A cara 1 bisa berhasil dalam mempertahankan pernikahan, bagi pasangan B, itu bisa saja tidak berlaku. 

“Tidak ada rumus pasti. Pernikahan adalah sesuatu yang privat dan bersifat individual. Caranya sangat bergantung pada bagaimana pasangan tersebut berkomitmen dalam menjalankan pernikahan,” tutur wanita yang akrab dipanggil Nina ini.

Kendati demikian, seperti yang disarankan Nina, daripada sibuk menyerang kekurangan pada masing-masing pasangan, lebih baik mencari persamaan pandangan. 

“Daripada memperuncing hal-hal yang berbeda di antara mereka, akan jauh lebih baik melihat yang baik yang bisa dilakukan bersama. Ini akan memperbaiki hubungan yang sempat renggang,” jelasnya.

Jika tidak ada kesamaan, maka salah satu yang bisa diselamatkan adalah bersepakat untuk menghindari hal-hal yang ‘tidak disepakati bersama’.

Di sisi lain, menurut konselor pernikahan, Adriana S. Ginanjar,
 penting untuk memperkuat komitmen dan mengingat kembali apa yang pernah dijanjikan ketika menikah dahulu. Artinya, dalam kondisi jatuh-bangun, bahagia-tidak, bisa coba diselesaikan melalui kerja sama. 

“Untuk pasangan yang sudah melewati perkara perselingkuhan, penting untuk saling terbuka sehingga dua-duanya bisa saling menjaga. Pasang ‘pagar emosional’ tinggi-tinggi, sesudah itu bangun lagi rasa percaya dan tunjukkan ekspresi cinta yang cocok di antara mereka,” jelas Adriana.

Adapun, yang dimaksud dengan ‘pagar emosi’ adalah untuk tidak asal curhat 
masalah yang dihadapi kepada teman, terlebih di media sosial. Bukannya memperbaiki masalah, justru akan jadi bumerang dan memperparah keadaan.

“Sering kali, ketika membuka masalah kepada publik (teman atau media sosial), kita justru mendapatkan saran-saran yang tidak dibutuhkan. Padahal, mungkin dia sebenarnya tidak paham betul dengan masalah yang dihadapi,” papar Nina, tentang bagaimana tidak menguntungkannya membuka masalah pernikahan di media sosial dan publik begitu saja.

Lebih baik mencari dukungan dari keluarga, karena support system 
dari keluarga adalah bahan bakar penting untuk bertahan dalam pernikahan yang penuh tantangan.

Ragam cara bisa dilakukan untuk mempertahankan pernikahan di tengah tantangan-tantangan yang hadir. Ada yang berusaha selalu hadir di sisi pasangan untuk meminimalkan kemungkinan berselingkuh, ada pula yang memberikan kebebasan dan kepercayaan kepada pasangan.

“Orang berpikir, dengan selalu berada di sisi pasangan akan terhindar dari perselingkuhan. Hal ini justru akan membuat hubungan jadi tidak sehat, yang ujung-ujungnya menimbulkan masalah baru,” imbuh Nina.

Berada terus di sisi pasangan akan membuat hubungan terasa membosankan dan tidak berkembang. Suami dan istri memerlukan lingkungan yang berbeda-beda dibandingkan lingkungan yang mereka punya. Jangan hanya bergantung pada pasangan masing-masing.

Menurut Nina, hal yang perlu dilakukan ketika diterpa konflik pernikahan adalah mengingat kembali komitmen yang dulu pernah dijanjikan dengan pasangan. Dan coba ingatkan pasangan dengan komitmen berdua tersebut.

“Ikatan sesungguhnya adalah komitmen, bagaimana kita secara pribadi bisa menjaga komitmen tersebut dan mengingatkan pasangan tentang hal itu. Komitmen itu bisa kuat ketika ada rasa nyaman antara satu sama lain. Rasa nyaman itu bisa dibangun dari komunikasi yang sehat dan terbuka, serta bisa saling melayani,” jelas Nina. 
(f)



BACA JUGA :

Jangan Unggah 3 Hal Ini di Medsos Jika Tak Ingin Rumah Tangga Anda Retak
Jika Ini Alasan Anda Menikah, Sebaiknya Pertimbangkan Kembali
Cinta Saja Tidak Cukup. Ini Hal yang Perlu Anda Persiapkan Sebelum Menikah



Topic

#pernikahan