
Foto: Fotosearch
Untuk mencari tahu kebenaran di balik perbincangan seks di masyarakat, seorang jurnalis Australia yang tinggal di New York, Rachel Hills, melakukan penelitian selama 7 tahun. Ia mengumpulkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli, juga mewawancarai ratusan narasumber di seluruh Amerika Serikat (AS). Hasilnya adalah sebuah ‘kitab’ baru yang berusaha memecahkan mitos serta stereotip seksualitas di masyarakat yang dikumpulkan dalam buku The Sex Myth (2015).
Menurut gambaran film-film Barat, hanya wanita cantik dan populer yang memiliki kehidupan seksual yang sempurna. Kesannya, kalau seseorang tidak berpenampilan menarik, ia tidak akan memiliki kehidupan seks yang wah. Akhirnya, penampilan fisik seakan menjadi penentu utama ‘kesuksesan’ seseorang dalam kehidupan seksual.
Seperti yang ditemukan oleh Rachel dari pengamatannya terhadap beberapa narasumber, didukung oleh sosiolog Inggris Ken Plummer. Ada anggapan bahwa ketika seseorang, pria ataupun wanita, berhasil melakukan hubungan seks dengan orang lain, maka mereka jadi lebih percaya diri dengan penampilan fisik dan performa di tempat tidur. Kemampuan seseorang untuk mendapatkan pasangan seksual adalah bukti mereka memiliki daya tarik tertentu. Plummer juga mengungkapkan, karena frekuensi hubungan dan jumlah partner seks bisa menjadi bukti eksistensi, seseorang kerap kali melebih-lebihkan kenyataan demi terlihat keren di mata teman-temannya.(f)
Topic
#MitosSeks