Sex & Relationship
Cemas KDRT Akan Terulang Saat Berkeluarga

14 Feb 2017


Foto: 123RF
 
Umur saya 32 tahun. Kekasih saya selama 5 tahun, D (30),  sudah mendesak saya untuk menikah dengannya sejak setahun lalu. Saya sangat mencintainya, tapi saya tak bisa berkata ‘ya’. Sejak kecil, setiap hari saya saksikan Ayah mencaci maki dan memukuli Ibu, dan setelahnya Ibu selalu mengurung diri di kamar berhari-hari.  

Saya, sebagai anak tunggal, juga tak luput dari omelan kasar. Umpatan seperti –maaf-- ‘goblok’, ‘bangsat’, ‘anjing’ dan ‘mampus’, sering saya terima, bukan saja dari Ayah, tapi juga Ibu. Saya malah pernah diancam pisau oleh Ayah, hanya gara-gara pulang pukul 8.malam. Saya sedih sekali, terutama bila melihat teman-teman sebaya yang disayang orang tuanya.

Meskipun begitu lulus kuliah, saya bekerja dan tinggal di tempat kos, sakit hati saya pada orang tua masih sering saya rasakan. Sulit rasanya melupakan masa kelam itu. Saya jadi takut, D pun akan memperlakukan saya seperti itu nantinya. Pernah suatu kali dia membentak saya. Saya langsung khawatir dia pun punya ‘bakat’ kasar seperti Ayah. Saya tak ingin terjebak dalam neraka perkawinan. Bagaimana caranya saya bisa melepaskan kecemasan ini?
 
Nia  – Bandung
 
Saran Irma Makarim
Dibesarkan  dalam rumah tangga yang penuh pertikaian memang bisa menyebabkan trauma. Tapi, terperangkap dalam ketakutan justru akan  menghalangi langkah Anda untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Sebaiknya, jangan biarkan beban masa lalu itu berlanjut hingga merusak hari-hari Anda sekarang dan masa depan. Anda harus berani memperjuangkan apa yang Anda inginkan.

Bila memutuskan menikah, hal itu harus datang karena Anda menginginkannya, bukan karena tekanan, kecemasan, atau trauma masa lalu. Yang penting Anda ingat, setiap perkawinan punya wajahnya sendiri. Perkawinan Anda tak perlu menjadi seperti perkawinan orang tua Anda yang kebetulan tidak harmonis. Sadari, adalah tanggung jawab Anda (dan suami) untuk merawat dan menciptakan perkawinan harmonis. Untuk itu, ciptakan nilai-nilai keluarga yang menjunjung tinggi rasa saling menghargai dan mengasihi.

Perlihatkan pada kekasih bagaimana Anda ingin diperlakukan sebagai pasangan hidup. Bila sesekali ia berlaku kasar, tunjukkan dengan tegas bahwa Anda menolak diperlakukan demikian. Karena, sekali lagi, kunci perbaikan ada di tangan Anda sendiri. Bebaskan diri dari buruknya masa lalu, dan nikmati apa yang Anda dapatkan saat ini. Berdua kekasih, rencanakan kehidupan bersama yang penuh damai di masa depan. 
 
Saran Monty Satiadarma
Memang tidak mudah melepaskan diri dari kecemasan yang terbentuk dalam kurun waktu panjang. Anda harus mewaspadai kemungkinan terjebak dalam situasi perkawinan yang sama. Sebab, selama ini ada kecenderungan individu untuk mengembangkan pola hubungan emosional yang sama dengan pola hubungan emosional yang pernah dialami sebelumnya.

Karena Anda ‘terbiasa’ dengan kehidupan penuh konflik orang tua, maka mungkin saja Anda cenderung mencari pasangan yang mirip dengan mereka. Sehingga, hubungan Anda berpotensi serupa dengan hubungan orang tua Anda.

Pola kekerasan orang tua Anda tidak diimbangi dengan sikap bijaksana. Misalnya, ketika Ayah memukul Ibu, ibu Anda membiarkan saja. Ini sama artinya,  Ibu mendukung Ayah untuk mengulangi perilakunya. Anda bisa belajar dengan melihat pengalaman mereka, lalu lakukan introspeksi dan ambil sikap tegas untuk mengubahnya. Jadi, ketika kekasih berlaku kasar, Anda siap menghadapi dan tidak membiarkan hal tersebut berlangsung terus.

Kesiapan diri Anda merupakan hal mutlak yang harus dimatangkan, agar Anda tidak cemas dan gentar menghadapi kemungkinan seperti itu. Jika Anda sudah matang, maka Anda siap mengubah sikap. Misalnya, apa yang akan Anda lakukan jika kekasih membentak Anda seperti tempo hari? Jika bersikap seperti ibu Anda, berarti Anda belum siap, dan ada kemungkinan, pola hubungan serupa akan terulang. Tetapi, jika Anda tegas menolak, maka Anda sudah lebih siap menerima pasangan Anda. (f)
 
Baca juga:
7 Fakta Penting dari Laporan Tahunan Komnas Perempuan 2016: Partisipasi Publik Meningkat dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual
Terseret Meja Hijau Karena Facebook
Fenomena Nikah Muda, Ini Usia Ideal Menikah Menurut Psikolog
Pernah Menjadi Korban Pelecehan Seksual? Stop Menyalahkan Diri Sendiri!

 


Topic

#Kekerasan

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda? 

https://www.helpforassessment.com/blog/style/ https://www.baconcollision.com/css/ https://seomush.com/ https://radglbl.com/ https://stmatthewscommunityhall.co.uk/vendor/ https://www.bgquiklube.com/style/ https://proton.co.ke/css/ https://www.888removalist.com.au/vendor/ https://quill.co.id/js/ https://aniworld.com.de/css/ https://gmitklasiskupangbarat.or.id/js/ slot gacor สล็อตออนไลน์" เว็บตรงสล็อต MAX33 คาสิโนออนไลน์ MAX33 สล็อตเว็บตรง