Katanya, nih, yang namanya perasaan jatuh cinta, tuh, sulit dikontrol. Kalau sudah menyukai seseorang, kita cenderung tidak memusingkan latar belakangnya, termasuk status si dia yang sudah menikah.
 
Yap, beberapa dari kita mungkin pernah jatuh cinta pada pria beristri. Bahkan, ada yang terjebak nggak hanya sekali, tapi berulang-ulang. Padahal, nih, menjalin hubungan seperti ini hanya memberi kita lebih banyak kerugian, tuh….
 
Harapan terpendam
Menurut psikolog Rima Olivia, tiap orang memiliki harapan di alam bawah sadar mengenai kriteria pasangan ideal. Misalnya, ada yang mengidamkan pasangan matang, bertanggung jawab, dan perhatian, yang kriterianya lebih dipenuhi oleh pria beristri. Hasilnya, dia pun merasa nyaman bersama pria yang telah menikah.
           
“Tanpa disadari, kita biasanya lebih nyaman bersama orang yang kepribadiannya sesuai harapan kita. Jadi bukan hal aneh jika kita cenderung menyukai tipe orang yang sama berulang kali, termasuk pada pria beristri,” kata Rima.
           
Sebenarnya, sih, mereka tidak berniat untuk menjalin hubungan dengan pria statusnya sudah tidak available. Tapi berhubung sering saling curhat alias berkomunikasi secara intens, lama-lama timbullah perasaan cinta di hati si perempuan.
 
Sulit lepas
Selain karena harapan di alam bawah sadar, ada juga beberapa perempuan yang nekat berpacaran dengan pria beristri hanya demi mendapatkan kasih sayang. Wajar, deh, dia nggak memedulikan hubungan cintanya yang tanpa status. Meski begitu, pada akhirnya dia tetap akan kesulitan, tuh, untuk memutuskan hubungan.
 
“Awalnya si perempuan mungkin merasa nggak masalah untuk menjalani hubungan tanpa komitmen. Tapi jika diminta untuk putus, akan berat baginya karena sudah terbiasa melakukan segala sesuatunya dengan si pria,” jelas Rima.
 
Apalagi, nih, perempuan lajang tidak memiliki seseorang yang dapat mendukungnya kalau dia terpaksa memutuskan hubungan. Beda dengan si pria yang memiliki istri untuk membantunya melupakan si pacar (selingkuhan). Inilah yang membuat si perempuan merasa dunia kiamat ketika kehilangan pacar (beristri).

“Saat putus, si pria mendapat support dari sang istri. Intinya, mereka bekerja sama menata kembali kehidupan mereka. Sedangkan si cewek lajang merasa merana karena merasa nggak memiliki pendamping. Belum tentu, kan, dia menceritakan kisah cinta terlarangnya dengan sahabat dan keluarga. Selain merasa bersalah, dia juga takut disalahkan,” tambah Rima.
 
Kuncinya: berani berubah
Menjalin hubungan dengan pria beristri, tuh, memberi lebih banyak efek negatif pada diri sendiri. Energi dan pikiran kita tentulah lebih terkuras—mulai dari merasa berdosa, mencari tempat kencan tersembunyi, sampai makan hati memikirkan si dia dengan istrinya.
 
Agar nggak makin tertekan, kita harus berani, tuh, menghentikan hubungan dengan si dia. Hindari pertemuan dengannya, kalau perlu lakukan langkah ekstrem seperti pindah tempat kerja—jika si dia rekan kerja.
 
“Kita memang harus berani mengambil tindakan tegas dengan menghentikan komunikasi dan pertemuan. Lalu, cari kesibukan yang dapat memberikan perasaan emosional dan rasa nyaman seperti dengan pacar dulu. Misalnya, fokus mengasuh keponakan, atau menjalin hubungan intens dengan sahabat lama,” jelas Rima. (f)
 

---

Topic

#pengembangandiri

---