
Foto: SAR
Perkumpulan KataK yang merupakan unit kegiatan mahasiswa di UMN (Universitas Multimedia Nusantara) baru usai menggelar produksi ke-45 di Gedung Kesenian Jakarta pada 23-25 September lalu dengan tajuk The Muskeeters yang disutradarai oleh Venantius Vladimir Ivan. Pertunjukan ini merupakan hasil adaptasi novel The Three Musketeers karya penulis Prancis Alexandre Dumas. Untuk pementasan kali ini, Teater KataK berkolaborasi dengan Drama Club Sastra Inggris Universitas Bina Nusantara dan grup tari kontemporer Serenity.
Pertunjukan dibuka dengan kisah seorang pemuda miskin asal Gascogne bernama D’Artagnan yang berkelana ke Paris untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang musketeer kerajaan, yakni pasukan penjaga yang biasa mengawal raja bepergian ke luar dari kerajaan. Mimpi D’Artagnan tersebut terinspirasi dari sang ayah yang pada masanya juga seorang musketeer.
Pengelanaan D’Artagnan membawanya terlibat ke dalam berbagai intrik politik kerajaan Prancis, hingga ia berkelahi dengan pasukan Rochefort yang merupakan kaki tangan Kardinal Richelieu, penasehat kerajaan yang ingin menguasai kerajaan. Karena kesal, D’Artagnan pun berencana untuk membalas dendam dan berujung pada pertemuannya dengan tiga musketeer dari Raja Louis XIII yang bernama Athos, Porthos, dan Aramis.
Karakter D’Artagnan yang emosional memancingnya untuk menantang duel ketiga musketeer tersebut dengan waktu yang berbeda namun di tempat yang sama. Tak disangka, D’Artagnan justru berteman baik dengan para musketeer dan bekerja sama untuk menyelesaikan pertengkaran antara Kerajaan Prancis dan Inggris yang dipicu oleh Kardinal Richelieu. Hubungan gelap Ratu Anne dengan penguasa kerajaan Inggris dan kecemburuan Raja Louis XIV dimanfaatkan Kardinal untuk menimbulkan sengketa antara dua kerajaan tersebut.
Beberapa tokoh di kisah yang diolah oleh Ivan ini terinspirasi dari tokoh sejarah di Paris. Karakter D’Artagnan terinspirasi dari Charles de Batz-Castelmore, seorang pemuda asal Gascogne yang memiliki karier cemerlang sebagai seorang musketeer Raja Louis XIV namun tewas di tengah pertempuran Kerajaan Perancis dalam usaha pengepungan kota Maastricht di Belanda. Athos, Poerthos dan Aramis juga merupakan tokoh nyata yang bernama asli Armand d’ Athos, Isaac de Portau dan Henry d’ Aramitz. Ketiganya pernah bergabung dalam pasukan musketeer kerajaan pada masa 1640an. Satu-satunya tokoh fiksi yang ada dalam pertunjukan ini adalah Milady The Winter yang jahat dan merupakan kaki tangan Kardinal Richelieu.
Penampilan Teater KataK yang berbentuk drama musical ini cukup mencuri perhatian penonton dengan lengkingan suara merdu para pemain dan kostum kerajaan yang mewah. Detail setting panggung yang menarik juga menjadi salah satu faktor yang membuat pertunjukan “The Musketeer” ini terkesan sophisticated. Harapannya, “The Musketeers” bisa menjadi langkah awal bagi perkumpulan KataK dalam usahanya untuk melestarikan kegiatan seni dan menyuguhkan sajian yang tetap relevan dengan konteks kekinian. (f)
Topic
#Teater