
Dok. Suzuki Company of Toga
Apa jadinya ketika cerita legenda dari Yunani diperankan oleh aktor Indonesia yang berbahasa daerah, namun disutradari oleh orang Jepang? Yaitu sebuah pertunjukan teater kontemporer bertajuk Dionysus yang unik penuh pesona.
Pertunjukan teater yang diproduksi Bumi Purnati ini nantinya menceritakan tentang cerita legenda asal Yunani, The Bacchae, yaitu kisah balas dendam Dionysus, Sang Dewa Anggur, terhadap Raja Thebes Pentheus yang pernah menghinanya dengan cara memanfaatkan ibu sang raja, Agave. Kelak, pertunjukkan ini akan disutradarai oleh maestro teater asal Jepang, Tadashi Suzuki.

Dok. Bumi Purnati
Hal yang unik dari kolaborasi ini adalah pada para aktor dari Indonesia yang akan menggunakan bahasa daerah seperti Batak, Rejang, Madura, Manado, Sunda dan Jawa dengan tiga dialek seperti Yogyakarta, Solo dan Banyumas. Penggunaan bahasa daerah ini dilakukan untuk mengenalkan tentang keindahan bahasa daerah kepada audiens internasional sekaligus sebagai bentuk penegasan dalam kayanya budaya dan bahasa nasional.
Sentuhan budaya lokal juga nantinya akan ditunjukan pada kostum yang digunakan para aktor dan musik latar teaternya. Pada kostum, sutradara percaya pada rancangan Auguste Soesastro yang mendesain baru kostum menggunakan kain-kain Indonesia. Sementara pada musik, dilakukan gubahan baru dengan mengolah unsur musik tradisional seperti gendang rapai Aceh, gamelan Bali, serunai Minang, rebab Sunda dan kenong Jawa.

Dok. Bumi Purnati
Kelak, pertunjukkan ini akan dipentaskan pertama kali di dunia pada Festival SCOT Summer Season 2018 pada 28 Agustus sampai 2 September di Toga Art Park of Toyama Prefecture Jepang. Sementara debutnya di tanah air akan dilakukan di pelataran Teater Terbuka Candi Prambanan pada 29 dan 30 September 2018. (f)
Baca Juga :
Bangga! Seniman Angklung Indonesia Tampil Memukau di Markas PBB New York
Monolog dan Workshop Cut Nyak Dhien Hadir di 10 kota
Pentas Monolog Cut Nyak Dhien di Makassar
Topic
#teaterkontemporer