Cowok kelahiran 26 tahun lalu ini sukses bikin hati cewek meleleh melalui suara merdunya. Nggak heran, deh, Teza laris tampil off air meski belum memiliki album sendiri. Untunglah di bulan Februari nanti, para penggemar Teza dapat mendengarkan lagu-lagu ciptaan jebolan Indonesian Idol ini melalui album perdananya.
Bagaimana persiapan album perdana Anda?
Persiapannya sudah 90%, sih, tinggal mastering dan cetak cover. Di album ini ada 11 track yang terdiri dari 10 lagu bahasa Inggris dan satu lagu bahasa Indonesia. Mengapa mayoritas lagu bahasa Inggris? Jujur, lirik bahasa Indonesia, tuh, lebih sulit karena suku katanya yang panjang. Kalau bahasa Inggris, kan, banyak kata yang terdiri atas satu suku, seperti you maupun hurt. Syukur-syukur, nih, dengan adanya lagu bahasa Inggris saya juga bisa meraih pendengar dari luar negeri. Single utamanya, I Want You, Love, sudah lebih dulu dirilis.
Tema lagu-lagunya masih seputar percintaan?
Yap, tapi mengusung tema 21 tahun ke atas, jadi liriknya lebih mature, menjurus ke selingkuhan maupun seks, he he he. Saya ingin mengangkat sesuatu yang beda—kalau cinta biasa, kan, sudah banyak musisi yang mengangkatnya. Untuk musik, saya mengambil unsur neo soul seperti D’Angelo, hanya saja lebih elektro. Maklum, saya sudah dicekokin musik jenis ini sejak kecil oleh ayah saya, he he he.
Mendapat inspirasi dari mana untuk menulis lagu?
11 track di album mendatang memang saya yang mengerjakan, berdua sahabat saya Rendy Pradipta. Dia memproduksi, compose, dan arrange musik, namun saya yang bikin lirik dan melodinya, plus mendesain cover album. Saya mendapat inspirasi menulis dari pengalaman sehari-hari, he he he.
Hidup Anda memang untuk musik, ya?
Ya. Laptop saya memiliki space 34 GB khusus untuk musik. Nggak cuma musik neo-soul, tapi juga genre lain. Mulai dari dangdut, klasik, hingga K-pop seperti Big Bang dan 2NE1. Jika sedang di rumah saya bisa mendengarkan musik seharian, bahkan ketika masuk kamar mandi saya membawa speaker kecil, he he he.
Sejak kecil sudah mendalami musik?
Betul karena saya suka bernyanyi. Saat SD, guru musik memasukkan saya ke paduan suara. Bahkan guru di SMP membuatkan saya band dan kami sering ikut kompetisi. Tapi, gara-gara bermusik, pelajaran saya keteteran dan sekolah tidak memberi kompensasi untuk mengejar ketertinggalan. Akibatnya saya tinggal kelas.
Sejak itu ortu sebenarnya melarang saya bermusik dulu. Tapi, saya tetap melakukannya—termasuk ikut kompetisi Indonesian Idol. Lalu ketagihan, deh, untuk terus berkarier di musik. Saya mendapat banyak kenalan-kenalan orang hebat seperti Indra Lesmana, Ari Tulang, Titi DJ, dan lain-lain. Berawal dari situlah saya bisa manggung di event-event besar seperti Java Jazz.
Mengapa Anda bergabung di Soundcloud?
Awalnya cuma iseng, saat nggak ada kerjaan di kamar saya pun menyanyi, rekam, dan upload. Ternyata responsnya positif. Makin tertantang, saya pun makin sering upload. Sampai akhirnya saya bikin account berbayar di Soundcloud yang bisa upload unlimited.
Saya juga beli mic plus condensor buat home recording. Saya serius, deh, menggarapnya. Di sana saya juga mendengar referensi orang lain. Saya pun belajar menghasilkan musik yang bagus dan merekamnya seperti layaknya di studio.
Anda suka tato, ya?
Banget. Sejak awal kuliah saya sudah bertato—mungkin saya masokis, ya, he he he. Total ada 10 tato—sebagian tentang karakter saya dan hal-hal yang berhubungan dengan keluarga. Ada nama bokap dan nyokap, tuh.
Nama pacar juga ditato?
Nggak, dong. Bahkan ketika menikah pun saya nggak akan menato nama istri. Kalau anak, mungkin. Soalnya, kan, nggak ada yang namanya mantan anak—beda dengan istri.
Jadi musisi bikin dapat banyak kenalan cewek, dong?
Nggak juga, sih. Mungkin kalau wajah saya setampan Nicholas Saputra atau Reza Rahadian, ya, gampang. Tapi, kan, saya nggak pretty face seperti mereka, he he he. Realistis saja, orang-orang di sini masih banyak yang mementingkan visual. Saya ingat waktu masih sekolah dulu, saya sering di-bully karena bertubuh gemuk 98 kg. Anak cowok sering ngumpetin baju olahraga saya, sedangkan anak cewek menjadikan saya sebagai bagian dari permainan tap dengan kata-kata, ‘Tap, kalau bergerak artinya pacar Teza!’. Nah, anak-anak cewek nggak berani bergerak, tuh, takut dianggap pacar saya, ha ha ha.
Mau tau obrolan CC dengan Teza lebih banyak soal karier, album, dan cinta? Cari tau di majalah Cita Cinta terbaru No. 26 yang sudah edar, ya!
Bagaimana persiapan album perdana Anda?
Persiapannya sudah 90%, sih, tinggal mastering dan cetak cover. Di album ini ada 11 track yang terdiri dari 10 lagu bahasa Inggris dan satu lagu bahasa Indonesia. Mengapa mayoritas lagu bahasa Inggris? Jujur, lirik bahasa Indonesia, tuh, lebih sulit karena suku katanya yang panjang. Kalau bahasa Inggris, kan, banyak kata yang terdiri atas satu suku, seperti you maupun hurt. Syukur-syukur, nih, dengan adanya lagu bahasa Inggris saya juga bisa meraih pendengar dari luar negeri. Single utamanya, I Want You, Love, sudah lebih dulu dirilis.
Tema lagu-lagunya masih seputar percintaan?
Yap, tapi mengusung tema 21 tahun ke atas, jadi liriknya lebih mature, menjurus ke selingkuhan maupun seks, he he he. Saya ingin mengangkat sesuatu yang beda—kalau cinta biasa, kan, sudah banyak musisi yang mengangkatnya. Untuk musik, saya mengambil unsur neo soul seperti D’Angelo, hanya saja lebih elektro. Maklum, saya sudah dicekokin musik jenis ini sejak kecil oleh ayah saya, he he he.
Mendapat inspirasi dari mana untuk menulis lagu?
11 track di album mendatang memang saya yang mengerjakan, berdua sahabat saya Rendy Pradipta. Dia memproduksi, compose, dan arrange musik, namun saya yang bikin lirik dan melodinya, plus mendesain cover album. Saya mendapat inspirasi menulis dari pengalaman sehari-hari, he he he.
Hidup Anda memang untuk musik, ya?
Ya. Laptop saya memiliki space 34 GB khusus untuk musik. Nggak cuma musik neo-soul, tapi juga genre lain. Mulai dari dangdut, klasik, hingga K-pop seperti Big Bang dan 2NE1. Jika sedang di rumah saya bisa mendengarkan musik seharian, bahkan ketika masuk kamar mandi saya membawa speaker kecil, he he he.
Sejak kecil sudah mendalami musik?
Betul karena saya suka bernyanyi. Saat SD, guru musik memasukkan saya ke paduan suara. Bahkan guru di SMP membuatkan saya band dan kami sering ikut kompetisi. Tapi, gara-gara bermusik, pelajaran saya keteteran dan sekolah tidak memberi kompensasi untuk mengejar ketertinggalan. Akibatnya saya tinggal kelas.
Sejak itu ortu sebenarnya melarang saya bermusik dulu. Tapi, saya tetap melakukannya—termasuk ikut kompetisi Indonesian Idol. Lalu ketagihan, deh, untuk terus berkarier di musik. Saya mendapat banyak kenalan-kenalan orang hebat seperti Indra Lesmana, Ari Tulang, Titi DJ, dan lain-lain. Berawal dari situlah saya bisa manggung di event-event besar seperti Java Jazz.
Mengapa Anda bergabung di Soundcloud?
Awalnya cuma iseng, saat nggak ada kerjaan di kamar saya pun menyanyi, rekam, dan upload. Ternyata responsnya positif. Makin tertantang, saya pun makin sering upload. Sampai akhirnya saya bikin account berbayar di Soundcloud yang bisa upload unlimited.
Saya juga beli mic plus condensor buat home recording. Saya serius, deh, menggarapnya. Di sana saya juga mendengar referensi orang lain. Saya pun belajar menghasilkan musik yang bagus dan merekamnya seperti layaknya di studio.
Anda suka tato, ya?
Banget. Sejak awal kuliah saya sudah bertato—mungkin saya masokis, ya, he he he. Total ada 10 tato—sebagian tentang karakter saya dan hal-hal yang berhubungan dengan keluarga. Ada nama bokap dan nyokap, tuh.
Nama pacar juga ditato?
Nggak, dong. Bahkan ketika menikah pun saya nggak akan menato nama istri. Kalau anak, mungkin. Soalnya, kan, nggak ada yang namanya mantan anak—beda dengan istri.
Jadi musisi bikin dapat banyak kenalan cewek, dong?
Nggak juga, sih. Mungkin kalau wajah saya setampan Nicholas Saputra atau Reza Rahadian, ya, gampang. Tapi, kan, saya nggak pretty face seperti mereka, he he he. Realistis saja, orang-orang di sini masih banyak yang mementingkan visual. Saya ingat waktu masih sekolah dulu, saya sering di-bully karena bertubuh gemuk 98 kg. Anak cowok sering ngumpetin baju olahraga saya, sedangkan anak cewek menjadikan saya sebagai bagian dari permainan tap dengan kata-kata, ‘Tap, kalau bergerak artinya pacar Teza!’. Nah, anak-anak cewek nggak berani bergerak, tuh, takut dianggap pacar saya, ha ha ha.
Mau tau obrolan CC dengan Teza lebih banyak soal karier, album, dan cinta? Cari tau di majalah Cita Cinta terbaru No. 26 yang sudah edar, ya!
