
Foto : Dok. Rapi Films
3/ Lonceng Tua
Lonceng menjadi salah satu properti penting dalam film ini. Karakter sang ibu yang sakit-sakitan kerap membunyikan lonceng untuk meminta bantuan orang lain. Tak sembarang memilih, Joko menggunakan properti lonceng yang telah berusia ratusan tahun.
“Saya dapat lonceng beraksen wayang di gagang ini dari orang asing sekitar 15 tahun lalu. Lonceng ini sudah ada sejak tahun 1800-an akhir,” kata Joko pada sesi wawancara dengan komedian Raditya Dika.
4/ Sepuluh Tahun Pengejaran
Tahun 1982, film Pengabdi Setan dinilai sebagai film terseram sepanjang masa perfilman horor di tanah air. “Pengabdi Setan (1982) adalah film yang penting buat saya sehingga ingin menjadi seorang pembuat film. Film ini memberikan cinematic experience yang luar biasa sejak saya kecil,” ujar Joko Anwar
Hal ini pun membuat dirinya tertarik menciptakan ulang film tersebut. Namun ternyata, butuh waktu yang sangat panjang bagi sang sutradara untuk meyakinkan Rapi Films agar mengizinkannya mendaur ulang Pengabdi Setan. Setelah 10 tahun membujuk, akhirnya tahun lalu Joko berhasil menunaikan impiannya untuk membuat film adaptasi terbaru yang dulu disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra.
5/ Film Horor Tanpa CGI
Untuk menghadirkan atmosfer kengerian yang ‘jujur’, Joko enggan menggunakan teknik CGI, seperti yang banyak digunakan di banyak film horor.
“Untuk tokoh hantunya, saya menggunakan make up organic. Jika menggunakan CGI, terlihat bohongnya, sehingga tidak terasa dangerous,” tutur Joko.
Agar memberikan kesan horor yang orisinal, Joko juga menjaga atmosfer era-80an agar terasa nyata, termasuk dengan practical effect dan karakter yang kuat pada masing-masing perannya. (f)
Baca Juga :
Karakter Menurut Joko Anwar
Ini Daftar Lengkap Nominasi Festival Film Indonesia 2017
The Conjuring 3 Siap Digarap, Ini 2 Film Spin-Off dari The Conjuring yang Harus Ditonton
Topic
#resensifilm, #filmindonesia, #jokoanwar