Reviews
Rogue One: A Star Wars Story, Perang di Angkasa dan Membangun Harapan

14 Dec 2016


Foto: Walt Disney Studios

Walt Disney Studios dan Lucasfilm resmi memulai antologi film Star Wars melalui Rogue One: A Star Wars Story. Film spin-off pertama franchise itu ditunggu-tunggu terutama oleh para penggemar yang jemu dengan kisah Skywalker dan Solo di tujuh film sebelumnya. Rogue One mengisahkan misi sekelompok pejuang The Rebel Alliance untuk melumpuhkan mesin pembunuh Death Star yang dibangun oleh Galactic Empire. Jyn Erso (Felicity Jones), mantan kriminal yang ditelantarkan oleh ayahnya Galen (Mads Mikkelsen) harus mencuri skema Death Star untuk melakukan hal itu.

Ironisnya, Galen adalah ilmuwan yang merancang Death Star di bawah ancaman Empire. Jyn Erso yang berjiwa pemberontak namun lelah dengan pertempuran mau tak mau harus bekerja sama dengan Kapten Cassian Andor (Diego Luna) dan droid K-2SO (disulihsuarakan Alan Tudyk) untuk membebaskan sang ayah. Berdasarkan pesan dari Galen, ia merancang sebuah kelemahan dalam Death Star. Nantinya, kelemahan itu menjadi kunci kemenangan pemberontak dalam Star Wars Episode IV: A New Hope.

Kisah Jyn Erso berlangsung setelah kejatuhan para Jedi di Star Wars Episode III dan sebelum penggemar mengenal Luke Skywalker di Star Wars Episode IV. Film itu menjadi cara Lucasfilm menjahit Saga Star Wars yang dirilis dalam rentang waktu yang jauh (film pertama dirilis 1977) dengan kisah segar dan tokoh-tokoh baru. Ide seri spin-off pertama Star Wars datang dari George Lucas yang ingin melanjutkan kisah Star Wars Saga. Meski karakter utama dalam film itu bukanlah Jedi, figur Jyn Erso mampu menarik simpati penonton. Perempuan tangguh itu harus memilih apakah ia bersedia mengorbankan dirinya demi keamanan galaksi dan membangun harapan untuk generasi selanjutnya.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ini adalah film Star Wars yang paling kelam. Tanpa menampilkan pertarungan yang hitam dan putih, Rogue One menggambarkan kondisi perang apa adanya. Ketika kelompok pemberontak harus menipu dan membunuh demi membela hal yang mereka yakini, mereka mulai mempertanyakan visi mereka sebenarnya.

Untungnya terdapat penyeimbang dalam wujud droid K-2SO. Robot bekas pasukan Imperial itu memancing tawa melalui humor dan sarkasme. Aksi laga Donnie Yen sebagai Chirrut Imwe pun layak diacungi jempol. Ia menjadi petarung tuna netra yang mempercayai The Force. Gaya bela diri Chirrut mengingatkan penonton dengan film Ip Man yang dibintanginya.

Baca juga:
Karakter-karakter klasik Star Wars yang dicintai para penggemar kerap menghiasi film arahan sutradara Gareth Edwards itu. Fans berat Darth Vader akan dimanjakan dengan salah satu momen besar sosok hitam itu. Untuk menikmati film itu, tidak ada salahnya menonton film Star Wars sebelumnya agar film ini lebih mudah dimengerti. Rogue One: A Star Wars Story mulai tayang di bioskop Indonesia mulai tanggal 14 Desember 2016. (f)


Topic

#ResensiFilm