Reviews
Monkey Man: Pembalasan Si Bara Kecil Bersama Kaum Terpinggirkan

29 May 2024

Tokoh Bobby (Dev Patel) berlatih di candi persembunyian kaum hijra. Foto: Universal Pictures

Balas dendam adalah premis paling mainstream dan universal untuk film action; dan ini dipakai dalam Monkey Man, dengan latar belakang kontrasnya kehidupan urban di sebuah lokasi antah berantah yang mirip di India.

Balas dendam pun jadi 'energi' bagi tokoh yang diperankan Dev Patel. Sebut saja dia Bobby (dia comot dari merek pemutih), yang membanting tulang sebagai petarung bertopeng kera (karena ia mengidolakan Hanoman) yang sengaja kalah demi sedikit uang.

Manusia Kera yang ingin membalas dendam atas kematian ibunya. Foto: Universal Pictures

Tujuan dendamnya adalah Baba Shakti (Makarand Deshpande), pemimpin spiritual yang jadi kingmaker, dan polisi korup Rana Singh (Sikandar Kher). Di masa Bobby kecil, pemukimannya digusur paksa oleh Rana dan anak buahnya atas perintah Baba Shakti yang ingin membangun tempat pemujaan baru. Ibu Bobby bahkan dibunuh sadis oleh Rana, disaksikan Bobby kecil yang tersembunyi.

Ia juga melamar kerja di Kings, kelab elit sekaligus rumah bordil kelas atas, dengan tujuan melayani klien VIP. Rana adalah pelanggan VIP di situ. Aksi awalnya membunuh Rana gagal, namun ia telah jadi 'bara kecil' bagi Shakti dan Rana.

Dalam perjalanannya menuntaskan dendam, Bobby bertemu dan dibantu banyak pihak; ada Alphonso (Pitobash), rekan kerja di Kings yang mengendarai bajaj turbo (ha!), dan Alpha (Vipin Sharma) beserta teman-temannya dari komunitas hijra (sebutan untuk waria/transgender/kasim di India). 

Cerita Monkey Man diciptakan Dev Patel, yang juga debut sebagai sutradara. Ia ikut menulis skenario dan menjadi produser; salah satu produser adalah Jordan Peele (Get OutNope), yang ikut membantu film ini bisa dirilis luas.

Kaum hijra yang dulunya prajurit, dan kini terpinggirkan. Foto: Universal Pictures

Film dengan vibe ala John Wick (disinggung dalam film) dan The Raid di beberapa adegan ini mempunyai sentuhan humor pahit di sana-sini, juga selipan kaum LGBTQ+ di India (hijra). Saat melihat Bobby membalas dendam, kita tak lagi melihat Bobby melakukan aksi personal, melainkan mewakili kaum terpinggirkan.

Bicara soal India, meski dari awal kita terpaku bahwa film ini berlokasi di India, sebenarnya Monkey Man lebih universal, walau di Asia. Apalagi syuting 90% di Batam, Indonesia (terlihat dari raut para ekstra), yang dilakukan di masa pandemi. 

Namun bagian Bobby berlatih 'diiringi' tabla atau drum tangan India (oleh kameo Zakir Hussain, salah satu pemain tabla terbaik di dunia dan peraih Grammys), dan konsep spiritual yang ditanamkan tokoh ibunya membuat kita tak lari dari setting India, walau entah di mana.

Film indie (bujet 10 juta dolar AS) ini cukup sukses, sudah meraup 34,5 juta dolar selama sebulan; mungkin saja petualangan Bobby bisa berlanjut karena endingnya terbuka lebar....

Baca juga:
How to Make Millions Before Grandma Dies: Cerita tentang Harga Paling Berharga
Tuhan, Izinkan Aku Berdosa: Ketika Iman Diadu Realitas
The Ministry of Ungentlemanly Warfare: Anti-Hero Menginspirasi James Bond
 

Zornia Harisantoso