Foto: Dok. Visinema Pictures (Twitter @filkopmovie dan Facebook Filosofi Kopi Movie)

Cita-cita Ben (Chicco Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto) untuk menyajikan kopi terbaik membawa bisnis kedai kopi mereka, Filosofi Kopi, ke babak baru. Tak hanya soal meracik kopi, Filosofi Kopi 2: Ben & Jody, tayang perdana 13 Juli 2017, bercerita betapa kopi juga menyentuh nasib orang-orang yang hidup darinya.
 
Setelah berkeliling bersama Kombi Filosofi Kopi ke berbagai kota di Indonesia, keduanya kembali ke Jakarta, di mana impian mereka dimulai. Upaya keduanya membangun kembali kedai sempat menghadapi jalan buntu, hingga datang Tarra (Luna Maya), yang berniat menjadi investor.
 
Ketika kedai Filosofi Kopi kembali dibuka, idealisme Ben sebagai barista diuji dengan hadirnya Brie (Nadine Alexandra), barista baru yang dipekerjakan Jody. Ben menganggap Brie anak kemarin sore, yang tak bisa bekerja sesuai standarnya yang tinggi, meski wanita muda itu bukan orang baru dalam hal menikmati kopi.
 
Kongsi bisnis yang dibangun Ben, Jody, dan Tarra berjalan mulus, dan mereka pun berencana membangun cabang baru di Yogyakarta. Namun, kabar duka yang kemudian diterima Ben berlanjut pada terkuaknya hubungan antara Tarra dan luka masa lalu Ben, sehingga mengancam masa depan Filosofi Kopi. Konflik ini pun turut mengancam hubungan persahabatan Ben dan Jody. Sementara itu, Ben juga tak pernah benar-benar akur dengan Brie, yang kemudian mengkonfrontasinya karena tak nyaman dengan sikap Ben yang keras kepala.
 
Sebagai sekuel dari film pertamanya, yang banyak bercerita tentang meracik kopi sempurna, Filosofi Kopi 2: Ben & Jody mengingatkan bahwa setiap cangkir kopi memiliki perjalanan panjang untuk menghadirkan citarasa yang kaya. Citarasa inilah yang kemudian turut memerkaya karakter-karakter dalam cerita. Ada Ben yang merupakan anak mantan petani kopi, Jodi yang tak mahir membuat kopi, Tarra yang berbisnis kedai kopi dengan tabungannya sendiri, dan Brie yang ternyata mantan pelanggan setia Filosofi Kopi.
 
Filosofi Kopi 2: Ben dan Jody juga kaya akan pemandangan alam Indonesia yang memanjakan mata. Penonton diajak mengikuti petualangan Ben dan Jody, mulai dari ketika mereka road trip bersama Filosofi Kopi di Pulau Jawa, hingga saat mereka hendak berekspansi ke sejumlah kota, salah satunya Makassar, Sulawesi Selatan. Dari segi teknik pengambilan gambar, kualitasnya pun terbilang membaik.
 
“Saya mendapat masukan tentang gambar yang shaky di film pertama, ketika kamera mengikuti gerak-gerik Ben dan Jody. Untuk memerbaiki teknik pengambilan gambar dalam film ini, saya terinspirasi oleh film-filmnya Akira Kurosawa,” jelas Angga Dwimas Sasongko, sang sutradara, dalam konferensi pers menjelang penayangan perdana Filosofi Kopi 2: Ben & Jody, Rabu (5/7) lalu.
 
Sementara itu, adaptasi lebih jauh terhadap karakter dan plot yang berangkat dari cerita pendek Dewi Lestari ini pun terasa lebih leluasa, lepas dari perbandingan antara versi buku dan versi filmnya. Walaupun konflik yang memercik sepanjang film pun tak jauh-jauh dari kopi. Namun, penonton tak perlu khawatir akan berjarak dengan jalan cerita bila mereka asing dengan kopi. Sebab, kisah yang tersaji lebih lekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti persahabatan, keluarga, hingga asmara.
 
Seperti kata Ben pada Brie, “Setiap hal yang punya rasa, pasti punya nyawa.” (f)

Baca juga:
Film Filosofi Kopi 2, Ben dan Jody Makin Dewasa
Luna Maya Gabung di Sekuel Film Filosofi Kopi: Ben & Jody
Chicco Jerikho: Filosofi Kopi Web Series Menceritakan Awal Berdirinya Filosofi Kopi