Reviews
Cruella, Drama Antara Obsesi, Mimpi, dan Pembalasan Dendam Panggung Mode

26 May 2021

Cruella Emma Stone 2021
Foto: Dok. Disney Indonesia

Setelah sebelumnya sukses dengan mengangkat masa lalu sosok villain Disney Maleficent, kini giliran Cruella De Vil yang diangkat ke layar lebar. Cruella yang akan tayang serempak pada tanggal 26 Mei 2020 di Indonesia, ini menghadirkan sosok pemenang Oscar Emma Stone (La La Land, Birdman) dan Emma Thompson (Howards End, Sense & Sensibility). Disutradarai Craig Gillespie, film yang menceritakan tentang masa lalu sosok anti-hero Cruella De Vil ini berlatar kota London pada tahun 1970an.
 

Sosok Legendaris Cruella De Vil

Aslinya, sosok Cruella merupakan karakter rekaan penulis Inggris Dodie Smith pada novelnya, ‘The Hundred and One Dalmatians’ (1956). Sosok Cruella lalu dikenal luas sejak kemunculannya pada film kartun 101 Dalmatians (1961) yang kemudian digarap versi live actionnya para tahun 1996 dan sequelnya, 102 Dalmatians (2000). Sosok Cruella pada live action 101 dalmatians pun diperankan dengan sempurna oleh sosok aktris kawakan Glenn Close (Fatal Attraction) yang menjadi executive producer pada film Cruella ini.

Cruella versi 101 Dalmatians, dikenal sebagai seorang perancang desainer yang berusaha memenuhi obsesinya terhadap material fur atau bulu binatang. Pada versi kartun, latar penghujung 1960an yang sedang beranjak menuju puncak revolusi mode siap pakai 1970an dengan nama pesohor mode siap pakai seperti Halston dan Yves Saint Laurent (melalui lini YSL Rive Gauche), Cruella digambarkan sebagai perancang wanita sukses yang merasa tak puas dalam berkarya.

Untuk memenuhi obsesinya dalam berkarya, Cruella rela melakukan kekerasan bahkan menculik binatang yang diincarnya. Hal sadis, maniak, dan ada kecenderungan psikopat inilah yang menjadikan sosoknya sebagai seorang Disney Villain.
 

Cruella Versi 2021

Berbeda dengan alur pada cerita orisinilnya, pada film Cruella, Craig Gillespie Mengajak Anda bertualang ke awal tahun 60an. Perkenalkan, Estella (Emma Stone), seorang anak eksentrik yang sejak bayi memiliki tampilan unik, rambutnya setengah hitam dan setengah putih. Estella memiliki bakat merancang dan kreativitas yang nyata sejak kecil, sayangnya perangai Estella yang nyentrik dan pemberontak membuat dirinya berujung dikeluarkan dari sekolah. Hal ini membuat Estella yang dikeluarkan dari sekolah pergi mengikuti Ibunya yang berencana meniti karir sebagai perancang di London. Sang Ibu menamai alter ego jiwa pemberontak Estella itu sebagai ‘Cruella’.

Sebelum mencapai London, Ibu Estella menyempatkan mampir untuk bertemu kerabatnya di sebuah mansion yang sedang menggelar pergelaran mode. Aneka gaun indah pun menggoda sisi penasaran Estella muda yang seharusnya menanti di mobil. Keputusannya untuk melihat-lihat berakibat petaka, akibat rasa penasarannya Estella merusak jalannya acara, kehilangan kalung pemberian ibunya, dan mengakibatkan dirinya menjadi yatim piatu sebatang kara yang melarikan diri dengan melompat ke truk.

Siapa sangka truk tersebut membawanya dan Buddy, anjing yang dipungutnya, ke London. Sampailah Estella ke Regent’s Park, tempat yang dijanjikan mendiang ibunya menjadi tempat pertama yang akan mereka kunjungi di London. Disana Estella dan Buddy bertemu dengan Jasper dan Horace, duo copet cilik yatim piatu, yang akhirnya menjadi keluarga Estella satu-satunya. Bertiga, mereka melakukan aksi copet, pencurian, hingga pembobolan besar, semuanya demi bertahan hidup.

Guratan takdir Estella memang tak jatuh jauh dari industri mode, kepiawaiannya dalam merancang baju dan keinginannya meneruskan mimpi sang ibu membawanya berkarir di Liberty, sebuah department store termewah di London pada masa itu, dengan mimpi besar menjadi perancang. Memulai karir dari bawah, siapa sangka, sifat keras kepala dan pemberontaknya membawa Estella merombak tampilan window display toko itu, hal yang membuatnya dipekerjakan oleh sosok perancang terbaik di London saat itu, Baroness Van Hellman (Emma Thompson).

Sang Baroness adalah seorang perancang visioner, tangkas, amat disiplin, memecut para karyawannya untuk bekerja tanpa henti, namun bisa dilihat, hasil karyanya memang diakui sebagai yang terbaik. Di bawah panduannya, bakat terpendam Estella pun semakin berkembang hingga diangkat menjadi asisten rancang kepercayaan sang Baroness. Namun semuanya berubah menjadi cerita pembalasan dendam saat Estella melihat kalung mendiang ibunya dikenakan sang Baroness.

Alur cerita bergulir dengan mengungkap satu per satu rahasia ikatan takdir diantara sang Baroness yang menghalalkan segala cara demi meraih puncak karirnya dan Estella yang akhirnya memunculkan kembali sosok Cruella yang berjiwa pemberontak dan nekat untuk merenggut ketenaran dan karir milik Baroness, sekaligus menahbiskan namanya sendiri sebagai sosok perancang masa depan.
 

Kontras Panggung Mode

Sebagian besar latar cerita terjadi pada penghujung 1970 menuju 1980 saat diri Estella sudah beranjak dewasa dan mulai bekerja. Pada masa peralihan itulah panggung mode London sedang diguncang, rumah mode adibusana selayaknya House of Baroness, yang mempertahankan siluet pinggang ramping, elegan, dan gaun-gaun dengan konstruksi statuesque, dibenturkan dengan relevansi zaman.

Jenny Beavan, sang perancang kostum untuk film Cruella ini, membangun visual apik pada deretan busana elegan House of Baroness yang kental dengan nuansa rumah mode adibusana Christian Dior pada masa arahan kreatif Marc Bohan dan Gianfranco Ferre. Beavan dengan cantik menampilkan gaun berpotongan klasik dengan konstruksi ajeg penuh keanggunan yang dibenturkannya dengan gaya pribadi Estella/Cruella yang penuh pemberontakan dan semangat punk masa muda yang semakin dilihat sebagai gejolak mode.
 
Gaya busana dan karya Estella/Cruella sendiri kental dengan nafas punk yang kuat. Visi punk yang dikejar Cruella pun mengacu pada dobrakan pakem mode klasik seperti korset, riasan cantik, dan setelan jas hanya untuk pria. Semua pakem itu didobrak dan dengan kegeniusannya, Cruella merekonstruksi pakaian-pakaian itu menjadi sesuatu yang outlandish, mengundang perhatian, berani, dan membuat pecinta mode ketagihan. Sebuah adibusana baru. Dalam merancang, jelas Beavan menginjeksi banyak inspirasi para pendobrak mode seperti Vivienne Westwood, John Galliano, Rei Kawakubo, dan Alexander McQueen.

Tabrakan kontras ini menjadikan sebuah pemandangan menarik antara si pemegang pakem aliran klasik yang mulai ditantang dengan perkembangan zaman pada sebuah Industri yang memuja peremajaan dan si pendobrak yang seakan mengambil paksa sorotan lampu dari para seniornya sebagai aksi pemberontakan akan panggung mode yang hingga kini memang masih amat elitis.

Kontras ini juga memperjelas jurang besar diantara dua generasi Cruella-Baroness dimana rasa senioritas yang mulai kehabisan ide dalam berkarya melawan junior penuh ide segar yang menantang percepatan regenerasi. Bisa dibilang mode mengambil perang penting sebagai bumbu drama dalam film ini.
 

Review Femina

Film Cruella karya Craig Gillespie ini menawarkan banyak hal, akting paripurna dari Emma Stone dan Emma Thompson, rentetan busana mode yang dijamin tidak membosankan, dan kesempatan bagi para pecinta cerita Disney untuk menguak masa lalu sosok legendaris Cruella De Vil yang keji dan maniak. Sayangnya untuk tawaran terakhir itu belum disajikan dengan sempurna oleh Craig Gilespie.

Pada film ini justru Femina dibuat bingung mengapa sosok Cruella yang digambarkan keji dalam mengejar kesempurnaan mode dengan material bulu binatang, justru digambarkan sebagai pecinta hewan dengan teman akrab seekor anjing? Tak heran bila mengingat Craig mengaku pada wawancaranya dengan media The List UK, mencoba menjauhkan diri dengan Cruella versi 101 Dalmatians. Apakah hal ini sebatas strategi Disney untuk membuat film lansiran mereka aman untuk anak? Rating PG-13 untuk internasional dan D17+ dari badan sensor Indonesia pun tampaknya menunjukkan bahwa film ini memang bukan untuk anak kecil.

Bila dibandingkan dengan film anti-hero Disney sebelumnya, Maleficent, Cruella jauh lebih mudah dimengerti dan diselami perilakunya. Anda akan diajak untuk bisa mengerti bahwa semua ada alasan bagi Cruella dalam bertindak. Cruella yang notabene berlatar fiksi di dunia nyata pun lebih masuk akal dari Maleficent yang memang merupakan film fantasi.

Cruella versi Emma Stone ditampilkan dengan akting yang apik, nyata, tak berlebihan, dengan obsesi pembalasan dendam tampak nyata. Namun dengan jalan cerita yang ada, penonton justru disuguhkan sosok Cruella yang pemaaf dan membalas dendam seadanya, beda dengan versi Glenn Close yang penuh kekejian seorang maniak. Sebaliknya, akting Emma Thompson yang tampak seperti dirinya sendiri menjalani peran Miranda Priestly (peran Meryl Streep di film Devil Wears Prada), justru lebih dekat dengan sosok tak ada ampun Cruella De Vil versi Glenn Close yang amat melekat di ingatan penonton.

Tapi semua kekurangan pembangunan karakter yang nampak jelas itu dibayarkan dengan plot twist yang terjadi beberapa kali sepanjang film. Plot twist yang membuat penonton kembali tersegarkan mampu menyelamatkan Cruella dari jebakan predikat film tanpa inti, tentunya disamping tampilan visual dari deretan kostum dan tata rias yang patut diacungi jempol.

Bagi Anda yang pecinta mode, film ini akan memanjakan mata Anda, menjadikannya sebagai film yang wajib Anda tonton. Sementara untuk pecinta film Disney, ada baiknya Anda lupakan cerita orisinil ataupun sosok Cruella versi Glenn Close dengan tawa yang khas itu sebelum menonton, Anda tak akan menemukannya di sini. Namun Anda dapat melihat sedikit gambaran persaingan tidak sehat yang bisa saja terjadi diantara bentrok beda generasi di industri mode, terlebih dari dua sosok perempuan alfa pada puncak sorotan karir mereka masing-masing.

Cruella ditayangkan secara serentak pada 26 Mei 2021 di bioskop. Pastikan Anda tetap mengikuti protokol kesehatan selama menonton, ya!

Psst. ada extra scene-nya juga, jangan langsung terburu-buru keluar teater! (f)
 
 


Baca Juga
5 Drama Korea Bertema Keluarga untuk Tontonan Akhir Pekan
10 Tahun Debut Park Seo Joon, Tonton Lagi Akting Memikatnya di 5 Drama Ini
X&Y, Film Pendek Vertikal Pertama


Topic

#FeminaMovieReview, #Cruella, #EmmaStone