
(dok.TN)
Nicholas Molodysky atau Nick, pemilik akun Instagram @masak2dengannick, meluncurkan buku keduanya, Kuliner Khas Tionghoa di Indonesia – Rahasia Resep & Kisah di Baliknya.
Belajar Bahasa Mandarin, pendalaman budaya Cina, serta pertemanannya dengan banyak warga Indonesia keturunan Tionghoa, membuat Instagrammer dengan 134k follower ini yakin mendalami topik yang nyaris tak tersentuh anak muda tersebut.

Baca profil @masak2dengannick, Instagrammer dan Youtuber yang cinta makanan Indonesia di sini
Nick memilih Brian D. Sumito sebagai fotografer bukan cuma karena reputasinya sebagai fotografer favorit restaurateur di ibu kota. Brian yang keturunan Hokkian membuat banyak bidikan foto terasa tepat sasaran. Foto-foto jajanan di Taiwan yang dinamis di dalam buku juga adalah hasil blusukannya.
Di peluncuran buku yang berlangsung di Kuretakeso Hotel di Kemang, MC Nurul (penerbit, Visimedia Pustaka), ngobrol dalam talk show tentang passion yang menggerakkan pria Sydney ini.

Talk show kuliner Tionghoa. (dok.TN)
Kenapa masakan Tionghoa?
Kebetulan, dulu guru les Bahasa Indonesia saya orang Medan Tionghoa dari wilayah Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Saya kepincut makanan Tionghoa dari yang kerap dibawanya saat les. Jadi, sekitar 10 tahun lebih, cita rasanya sudah ada di lidah saya. Saya juga kuliah Bahasa Mandarin. Keluarga istri saya keturunan Tionghoa.
Saya sudah lama mau bikin buku ini. Senang akhirnya terwujud.
Gimana proses buku ke dua ini?
Pembuatannya lama karena detail dan melibatkan penggalian data. Suku Tionghoa identik dengan Indonesia walau bukan pribumi. Masakannya sudah menyatu di masyarakat. Budayanya udah nyebar banget. Di Jayapura saja, capcay ada di menu banyak restoran.
Belum lagi transformasi beberapa makanannya, seperti siomay (yang menyerap menjadi bersaus kacang), kecap asin, hingga mi goreng Jawa.
Banyak non Chinese di Indonesia yang enggak tahu walau telah bersama-sama sejak lama. Padahal, budaya Cina sangat menarik. Ini pengetahuan umum yang penting. Saya hobi riset, jadi nulisnya semangat. Prosesnya 1,5 tahun. Lama tapi seru.
Judulnya ber-tagline “Rahasia Resep & Kisah di Baliknya”. Banyak menyorot sejarah, ya?
Semua resep disertai pengantar, baik itu sejarah atau cerita unik yang melekat. Misalnya, Tahu Hua (kembang tahu), ini banyak dimiliki restoran dim sum dan sering jadi comfort food kalau lagi sakit.

Nick bersama penerbit. (dok.TN)
Selain resep Tionghoa, ada sejarah seperti asal mula bakcang. Menarik!
Iya. Kalau lagi Festival Bakcang, rame yang jualan bakcang. Isinya tergantung asalnya. Di Cina saja jenisnya banyak. Di Indonesia, terkenal versi Medan dan Pontianak. Di Pontianak, isinya kacang tanah rebus dan daging cincang.
Bakcang dibungkus daun pandan hutan. ‘Bak’ artinya daging, seperti bakpau, yakni roti daging dan bisa diaplikasikan dengan daging apapun.
Resep lumpia juga ada, dan saya bikin dua versi, yakni yang di-Indonesiakan dan yang asli.

Resepnya gampang?
Banget. Yang perlu cetakan khusus pun bisa dicetak manual. Palingan, maknanya berkurang karena bentuk makanan juga membawa filosofi. Semua bahannya 100% halal, karena bukan jenis yang mutlak mengandung daging babi. Ada 40 resep, dari bakso, bakmi, hingga kue lapis. Cocok untuk jualan juga.
Bersama Brian di Taiwan, kami menelusuri makanan-makanan yang menjadi asal-muasal makanan Tiongoha yang kita kenal di Indonesia. Budaya di sana masih kental karena Taiwan adalah tempat 'kaburnya' orang Tiongkok di masa lalu. Sebelum ke Taiwan, saya ngumpulin data dulu agar efektif.
Buku ini sudah tersedia di Toko Buku Gramedia. Ada rencana menerjemahkan ke Bahasa Inggris karena akulturasi Cina di dataran Indonesia menarik dipelajari kalangan yang lebih luas. (f)
Baca juga:
3 Chef Internasional Akan Hadirkan Makanan Indonesia di London
Gaya Berbeda Penikmat Gelato di Bali dan Jakarta, Kata Gregory Lentini
Trifitria Nuragustina
Topic
#bukuresepperanakan, #resepperanakan, #masak2dengannick