
Setelah belasan remaja meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami sakit terkait penggunaan vape di Amerika Serikat, beberapa negara bagian mengeluarkan larangan penjualan vape. Perusahaan retail raksasa, Walmart pun berencana menghentikan penjualan rokok elektrik tersebut di jaringan toko mereka.
Banyak negara lain kini mulai merancang aturan ketat tentang vape, termasuk India dan Tiongkok. Sementara negara seperti Thailand, Singapura, dan Taiwan telah melarang peredaran dan penggunaan vape. Belum adanya regulasi tentang vape di Indonesia bisa menjadi celah bagi peredaran dan penggunaan vape, apalagi ada iming-iming lebih aman daripada rokok biasa. Kabarnya, pabrik produsen rokok elektrik pun tengah bersiap beroperasi di Indonesia.
Rokok elektrik memiliki beberapa sebutan, seperti e-cigs, e-hookahs, mods, vape pens, vape, tank systems, electronic nicotine delivery systems (ENDS), atau mengacu pada mereknya seperti JUUL.
Seelum Anda membela rokok elektrik, ketahui beberapa fakta berikut:
1. Tetap berisiko.
Kampanye yang paling sering disebut-sebut adalah vape lebih tidak berbahaya daripada rokok biasa. Melihat kasus di Amerika Serikat mungkin bisa dibilang bisa lebih parah, karena menyebabkan kerusakan pada organ paru-paru, jantung, dan otak lebih cepat.
2. Mengandung nikotin
Menurut penelusuran yang dilakukan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hampir semua rokok elektrik yang dijual di Amerika Serikat mengandung nikotin, zat yang juga terkandung dalam produk tembakau seperti rokok dan cerutu. Dalam suatu penelitian bahkan ditemukan nikotin dalam satu ampul rokok elektrik sama dengan 20 bungkus rokok biasa. Meski beberapa merek tidak mencantumkannya pada label atau malah menulis 0% nikotin.
Nikotin adalah zat yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti meningkatkan tekanan darah dan adrenalin.
3. Tidak terbukti menghentikan kebiasaan merokok
Belum ada bukti ilmiah bahwa rokok eletrik bisa menghentikan kecanduan rokok. Sebaliknya, nikotin, tidak peduli bagaimana masuknya ke tubuh, dapat menyebabkan adiksi/ kecanduan. Menurut peneliti di Center on Addiction, AS, jika dikonsumsi oleh mereka yang sebelumnya tidak merokok, vape justru dapat membuat seseorang kecanduan rokok biasa di kemudian hari. Juga meningkatkan risiko kecanduan alkohol nantinya. Yang juga perlu diwaspadai, menurut CDC alat rokok elektrik bisa juga digunakan untuk mengonsumsi zat terlarang lain seperti narkoba berbentuk cair.
4. Nikotin menghambat perkembangan otak pada remaja
Aroma buah, permen, bahkan kue yang digunakan rokok elektrik justru lebih berbahaya, karena tak terkesan berbahaya. Ibarat rayuan manis yang menyesatkan, rokok eletrik banyak menggoda remaja. Padahal, nikotin yang terkandung di dalamnya dapat menghambat perkembangan otak remaja dan berisiko mengakibatkan gangguan kesehatan fisik dan mental di kemudian hari.
5. Racun tak berbau
Sebagian vape masih mengeluarkan asap tapi tidak memiliki bau seperti rokok biasa, sebagian lagi tidak mengeluarkan asap. Ini membuat kesan terhadap pengguna rokok eletrik lebih baik. Namun faktanya vape tetap mengeluarkan zat yang bersifat racun bagi tubuh. (f)
Baca Juga:
Gagal Napas Karena Rokok Elektrik, Remaja Ini Mulai Kampanye Anti Vape
Ini Bahaya Vape Yang Membuat Lebih Dari 100 Remaja Masuk Rumah sakit
Seru - Seram di Balik Demam Boba
Rokok dan Alternatifnya Sama Berbahaya Bagi Kesehatan
Topic
#rokokelektrik, #kesehatan