
Foto: dok. femina
Akhir tahun 2019, Putri Marino baru saja menerbitkan buku berjudul Poempm. Buku ini berisi kumpulan curahan hatinya dalam bentuk tulisan-tulisan pendek yang Putri buat sejak tahun 2016. Perasaan hati, keindahan alam, makanan, dan cerita teman-teman jadi inspirasinya dalam menulis.
Karakter pemikir dan perasa membawa kesan melankolis dalam tulisan wanita penyuka musik pop dan folk ini. “Saya orang yang mellow. Apa pun saya pikirkan dan rasakan,” ungkapnya, tertawa.
Matahari terbit di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, misalnya, bisa menggugah hati Putri untuk menyalurkan rasa lewat tulisan. “Tiba-tiba ada sesuatu dalam dada yang ingin saya tuangkan,” terang wanita yang semasa kecil gemar menulis diary ini.
Ketika baru diluncurkan, Poempm banyak menuai komentar dari warganet. Tulisan dalam buku berjudul serupa dengan akun Instagram Putri yang juga berisi curhatan hati ini dianggap menyalahi aturan puisi yang terikat irama, rima, dan baris.
Menanggapi hal tersebut, Putri mengakui bahwa tulisan tersebut hanya buah pemikiran, bukan puisi. “Saya memang tak berniat jadi penulis profesional. Namun, saat ada penerbit tertarik membukukan tulisan saya, kenapa tidak,” jelas wanita yang biasa menulis sambil mendengarkan musik ini.
Putri pun berusaha menghadapi kontroversi tersebut dengan tenang. Baginya, pro-kontra yang timbul dari sebuah karya adalah hal yang wajar. Tiap orang punya opini masing-masing dan berhak mengungkapkannya. Putri memilih melihat dari sisi positifnya saja. “Komentar warganet adalah bentuk perhatian masyarakat terhadap karya saya,” ucapnya, berbesar hati.
Di lain sisi, kritik dari warganet membuat Putri penasaran dan mencari tahu tentang karya-karya para penyair. Ia pergi ke toko buku dan membaca buku-buku puisi. Ia menyadari ternyata tiap penulis puisi punya cara berbeda dalam menuangkan pikiran. “Terima kasih pada warganet yang memberi masukan dengan cara beragam. Ini pembelajaran buat saya,” ungkap Putri.
Di sela aktivitas sebagai ibu rumah tangga, istri dari Chicco Jerikho ini mengaku sangat rindu dunia film yang membesarkan namanya. Menurut peraih gelar Aktris Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2017 lewat debutnya di film Posesif ini, dunia akting sangatlah menyenangkan. Tiap film memberikan Putri pengalaman baru, mulai dari karakter, lawan main, skenario, kru, sampai sutradara. “Selalu ada hal baru yang dipelajari dalam dunia film. Adrenalin saya terpacu tiap kali memulai proyek baru,” kenangnya.
Karena itu, Putri berencana kembali terjun ke dunia akting tahun ini. Wanita yang telah bermain dalam 6 judul film tersebut akan lebih selektif memilih film yang tak terlalu banyak menyita waktunya sebagai seorang ibu dan istri. Selain itu, ia ingin mencari skrip yang bagus dan cocok di hati. “Doakan saja ada proyek film yang sesuai, jadi bisa mengobati rasa kangen saya pada dunia akting,” ucapnya, tersenyum.
Apa yang dilakukan Putri, bisa menjadi pilihan untuk kita mengurai stres dimasa pandemi COVID-19 seperti sat ini. Kita mengenal apa yang disebut tulisan ekspresif yaitu kegiatan menuliskan semua pemikiran dan perasaan mendalam yang muncul setelah mengalami stres. Tak ada aturan untuk memperhatikan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca dalam metode ini.
Kaitan antara menulis ekspresif dengan kesehatan pertama kali ditemukan oleh James Pennebaker, seorang peneliti dari Universitas Texas pada akhir dekade 1980-an. Menurut Pennebaker, menulis dapat memperkuat sel-sel kekebalan tubuh. Ia meyakini menuliskan peristiwa-peristiwa yang penuh tekanan akan mengurangi dampak penyebab stres terhadap kesehatan fisik kita.
Penelitian yang dilakukan oleh Karen Baikie, psikolog klinis dari University of New South Wales memperkuat temuan Pennebaker. Baikie menyimpulkan menuliskan peristiwa traumatis, penuh tekanan, dan emosi bisa memperbaiki kesehatan fisik dan mental.
Dalam penelitian tersebut, Baikie meminta partisipan menuliskan beberapa peristiwa yang penuh tekanan selama 15-20 menit. Hasil studi menunjukkan mereka yang menuliskan hal itu mengalami perbaikan kesehatan fisik dan mental secara signifikan dibandingkan mereka yang menuliskan topik netral.
Dengan besarnya pengaruh menulis untuk kesehatan fisik dan mental, tak ada salahnya jika Anda coba mempraktikkan hal ini di rumah. Selain mengisi waktu luang saat work from home, Anda bisa lebih produktif sekaligus mengurangi rasa bosan. (f)
BACA JUGA:
Renatta Moeloek, Juri MasterChef Indonesia yang Tidak Menyukai Sorotan Kamera
Elin Waty, Presiden Direktur Sun Life Financial Indonesia : Memulai Dari Nol
Kisah Lucia Priandarini, Penulis Novel "Dua Garis Biru" Memulai Hidup Minim Sampah
Topic
#putrimarino, #poempm, #bukuputrimarino, #hobiputrimarino