Profile
Gina S.Noer Membuat Film Serial Tentang Persaingan Dua Wanita

30 Mar 2020


Dok.femina/ King Foto



Bagi Gina S.Noer, penulis skenario sekaligus sutradara, film mencatat isu yang tengah dihadapi masyarakat suatu zaman. Sebagai seorang sineas, wanita berusia 34 tahun ini tak ingin sekadar menjaring banyak penonton.

Lewat film ia berniat membuka ruang diskusi tentang isu-isu sosial yang ada di masyarakat, namun mungkin terlewatkan. Salah satu contoh kisah yang diangkatnya ke permukaan adalah isu poligami di film Saiyo Sakato.

Film seri yang ditayangkan melalui platform video-on-demand GoPlay ini berkisah tentang wanita bernama Mar yang mendapati kenyataan bahwa ia berbagi suami yang sama dengan Nita. Kenyataan pahit ini baru ia sadari setelah wafatnya Da Zul, sang suami yang juga pemilik restoran Minang. Tidak hanya berbagi suami, Mar dan Nita juga mengelola restoran Minang dengan nama yang sama, Saiyo Sakato.

Target market film itu kebanyakan wanita, tapi tak banyak film yang menceritakan wanita,” tutur Gina.

Ia menilai film Indonesia kerap menempatkan wanita dalam posisi 'ideal' di mata masyarakat.

“Padahal wanita tidak harus suci dalam representasinya. Namun dia harus otentik. Ini yang sering dilupakan,” ungkapnya.

Dalam film Saiyo Sakato, Gina tak hanya menceritakan sosok Mar sebagai pengusaha restoran Minang yang ulet. Namun, ia juga mengisahkan bagaimana Nita berjuang menghadapi stigma negatif pelakor atau 'perebut suami orang' sebagai istri kedua.

Di tengah cemoohan masyarakat tersebut, Nita harus menjalankan bisnis sekaligus menjadi orang tua tunggal bagi putranya yang masih kecil.

Gina sangat senang bisa bekerja sama dengan Cut Mini dan Nirina Zubir, pemeran Mar dan Nita dalam film yang diproduksi oleh Wahana Kreator ini.

“Saya bangga bisa bekerja sama dengan para kru dan pemain terbaik dalam menghadirkan Saiyo Sakato, 'bayi' yang idenya hadir sejak lima tahun lalu. Saya menuliskan serial ini dengan Cut Mini dan Nirina Zubir dalam bayangan saya. Jadi, menyatukan mereka berdua seperti mimpi jadi kenyataan,” jelasnya.

Peraih Piala Citra untuk kategori Penulis Skenario Asli Terbaik FFI 2019 ini optimis film Indonesia bisa merepresentasi wanita dengan lebih baik di masa depan.

We are getting there. Saya percaya makin lama kita akan melihat lebih banyak cerita yg menunjukkan kompleksitas wanita dan bagaimana wanita memandang sebuah kejadian,” pungkasnya.(f)
 



BACA JUGA:
Renatta Moeloek, Juri MasterChef Indonesia yang Tidak Menyukai Sorotan Kamera
Elin Waty, Presiden Direktur Sun Life Financial Indonesia : Memulai Dari Nol
Kisah Lucia Priandarini, Penulis Novel "Dua Garis Biru" Memulai Hidup Minim Sampah

 
 

 
 
 


Topic

#ginasnoer, #saiyosakato, #wahanakreator, #cutmini, #nirinazubir

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?