
Foto: dok.pribadi
Saat ini hampir semua sektor terkait dengan teknologi informatika. Akan tetapi, jumlah wanita yang berkecimpung di bidang ini, masih sangat minim. Mayoritas didominasi kaum pria. Berikut adalah 6 Kartini muda yang sukses berkiprah di perusahaan teknologi informasi. Yuk, kenali mereka lebih dekat.
1. Atimas Nurahmad, Technical Account Manager, Microsoft Indonesia
Tanggung jawab utama saya adalah memastikan operasional bisnis para pelanggan korporasi kami berjalan lancar tanpa ada gangguan dari sisi teknis IT, dan juga memastikan ekspansi bisnis yang mereka lakukan dengan dukungan solusi IT dari Microsoft dapat berjalan dengan maksimal.
Banyak yang menganggap bahwa industri IT adalah dunia laki-laki. Namun pada kenyataannya di seluruh dunia, 30.6 persen dari total lulusan universitas yang bergabung dengan Microsoft adalah wanita. Microsoft juga secara aktif terus mengadakan berbagai progam pengembangan bakat yang dikhususkan kepada karyawan wanita. Hal ini lah yang menjadi salah satu motivasi saya untuk terus berkembang di dalam karier di masa depan
Hal yang terpenting bagi seorang technical account manager seperti saya adalah turut membantu memberikan solusi dari sisi teknis bagi para korporasi pelanggan Microsoft. Juga bagaimana solusi tersebut dapat menjawab tantangan bisnis yang mereka hadapi.
Ketika para pelanggan korporasi mempercayakan rencana bisnis mereka kepada saya dan Microsoft, supaya kami dapat membantu memformulasikan solusi yang tepat demi kelancaran bisnis mereka. Selain itu, setiap karyawan Microsoft dapat terus berkolaborasi, tetap produktif dan menyelesaikan pekerjaan hampir dari mana pun dan kapan pun dengan lebih cepat dan efisien.
2. Lenny Kartikasari, Mobile Application Developer/Engineer Cookpad Inc
Cookpad Inc adalah media sosial asal Jepang yang khusus berbagi resep masakan yang dapat diakses secara gratis oleh user. Saya bertugas mengembangkan aplikasi terbaru untuk platform iOS dan Android. Selain itu, saya juga mengembangkan beberapa fitur terbaru yang ditampilkan pada website. Dalam mengembangkan aplikasi seperti sekarang ini, saya harus berkoordinasi dengan pengembang lainnya yang berasal dari Spanyol dan Vietnam.
Saya tertarik menjadi programmer karena menyukai tantangan. Ibarat puzzle, membuat aplikasi butuh kesabaran dan ketelitian dan akan terasa puas bila mampu menjawab teka-tekinya. Saya mulai kenal komputer sejak SMP, di bangku SMA saya sudah sedikit mengenal program aplikasi.
Selama kuliah di Sekolah Tinggi Manajemen & Ilmu Komputer, LPKIA-Bandung Jurusan Manajemen Informatika, saya belajar banyak hal secara umum, mulai dari desain grafis, jaringan, dan animasi. Tapi, saya lebih tertarik pada programming aplikasi mobile. Apalagi saat itu, perkembangan mobile pesat sekali.
Di awal-awal saya baru selesai kuliah, lowongan pekerjaan sebagai programmer masih sangat sempit untuk wanita. Hanya perusahaan asing yang membuka lowongan untuk pria dan wanita. Satu tahun awal karier di bidang aplikasi, saya bekerja untuk mengembangkan aplikasi website. Kala itu, saya diberi tanggung jawab untuk menangani aplikasi keuangan beberapa bank nasional. Kemudian saya beralih ke aplikasi mobile.
Pada tahun 2010, saya bekerja di perusahaan migas. Tugas saya, menciptakan program untuk menghitung jumlah minyak yang terbuang karena suhu udara, atau karena tumpah selama proses pemindahan. Pencapaian terbesar yang pernah saya dapatkan adalah meraih Juara II untuk aplikasi pemesanan tiket perjalanan dan hotel terbaik khusus untuk Blackberry 10 yang diselenggarakan Institut Teknologi Bandung pada tahun 2013.
Menurut saya, seorang programmer harus memiliki ketahanan mental dan kesabaran yang lebih. Dan, saya selalu yakin bahwa semua hal itu dimiliki oleh wanita. Saya akui, programmer memiliki jam kerja yang panjang. Namun, karena menyenangkan, saya santai menjalaninya. Uji coba yang dilakukan secara berulang-ulang untuk mencapai kecocokan memberikan keasyikan.
Saat ini saya tidak terlalu memikirkan uang atau jenjang karier yang tinggi, tetapi saya lebih mengutamakan pengembangan pengetahuan. Saya tergabung dengan jaringan programmer dari beberapa negara yang tiap selasa mengadakan sesi sharing knowledge. Sesi ini kami gunakan untuk membicarakan segala hal yang berkaitan dengan teknologi, khususnya aplikasi. Tiap orang wajib menyampaikan perkembangan terbaru yang didapatkan dari hasil riset secara online.
3. Deche Pangestu, Chief Technical Officer Tororo.com
Di perusahaan ini, selain berstatus owner bersama Ken Dean Lawadinata, saya bertugas mengembangkan aplikasi untuk mobile yang menurut rencana akan rampung 2 bulan lagi. Selain itu, saya juga membuat aplikasi untuk menambah fitur-fitur terbaru pada website. Untuk satu fitur tambahan, saya menyelesaikannya dalam 1-2 minggu. Tak hanya mengembangkan aplikasi, saya juga bertugas memperbaiki bila terdapat kesalahan-kasalahan.
Di masa SMA, saya tidak begitu familiar dengan aplikasi, namun di bangku kuliah baru benar-benar mendalaminya. Atas ajakan teman SMA yang sama-sama sekolah di Australia, saya pun mengambil kuliah selama 4 tahun di Jurusan Computer Science di Pasadena City College, Los Angeles, Amerika Serikat, tahun 2001-2004. Selama kuliah, saya memang sudah berencana mengembangkan aplikasi website.
Tahun 2005, tepat setahun setelah lulus kuliah dan kembali ke Indonesia, saya berhasil membuat situs pribadi Helena Andrian, peserta Indonesia Idol I. Situs ini meraih penghargaan Best Web Design kategori Public Figures dalam ajang Bubu Awards. Lalu, pada tahun 2009, saya menjadi salah satu dari 3 orang terbaik dalam ajang Blackberry Developer Contest. Masing-masing mendapatkan hadiah uang sebesar 10.000 dolar AS.
Di situ saya membuat aplikasi khusus Blackberry bernama Radar Bakmi. Aplikasi tersebut berbasis lokasi yang menyediakan informasi 20 lokasi toko bakmi yang ada di dekat pengguna.
Saya juga menerima jasa pembuatan aplikasi website. Saat ini saya bersama dua rekan sedang mengembangkan aplikasi yang memberi informasi khusus sekolah dan rumah sakit, dilengkapi dengan rating dokter yang tersedia. Sejak menggeluti bidang ini, tahun 2005 lalu, saya tidak pernah mengalami kendala yang berarti. Namun, saya sering menghadapi bug. Bug merupakan kegagalan sistem akibat dari kesalahan instruksi saat pemrograman. Butuh ketelitian dan kelihaian dalam mengatasi hal ini.
Perkembangan teknologi yang begitu cepat merupakan tantangan terbesar bagi seorang programmer. Bagi saya, seorang programmer tidak boleh berhenti belajar. Untuk itu, harus terus memperbarui ilmu yang dimiliki. Selain browsing, saya juga membeli e-book yang membahas teknologi terbaru. Untunglah kini kesempatan kerja seorang programmer tidak sulit. Dengan banyaknya perusahaan yang memiliki situs website sendiri, aplikasi belajar, aplikasi pesan-antar makanan, dan aplikasi lainnya membuka peluang yang sangat besar bagi seorang programmer.
4. Rizki Nur Amelia, IT Java Developer elevenia.co.id
Saya mulai kenal komputer di kelas 1 SMA. Di kelas 3, saya baru mulai tertarik di bidang programming. Saya pun belajar di Politeknik Telkom, lalu melanjutkan ke Kuala Lumpur Metropolitan University College untuk mendalami bahasa pemrograman Java.
Saya bertugas sebagai programmer untuk membuat aplikasi konten-konten tambahan yang ditampilkan di dalam website, seperti konten promo terbaru. Untuk membuat aplikasi promo, saya berkoordinasi dengan divisi marketing, unit bisnis termasuk di dalamnya copy writer, planning service, dan divisi quality assurance (QA). Ibarat kue, sayalah yang menjadi peramu.
Di sini, saya khusus mengerjakan aplikasi Java, salah satu dari puluhan bahasa pemrograman yang ada. Saya tertarik mendalami Java, karena termasuk bahasa pemrograman tingkat tinggi yang dapat dijalankan di berbagai komputer, termasuk telepon genggam.
Di perusahaan sebelumnya, saya bertugas membuat aplikasi website beberapa perusahaan sebagai bagian dari syarat untuk memenuhi prosedur izin operasional dari pemerintah. Di dalamnya ditampilkan berbagai konten seperti cara pengolahan sampah atau limbah. Setelah bekerja selama 2 tahun, saya ditunjuk menjadi team leader dengan membawahi 5 orang programmer lainnya. Saya menduduki posisi itu sekitar 1 tahun sebelum akhirnya saya mengundurkan diri. Saya memilih resign karena ingin menambah skill sehingga tidak monoton. Di sana saya berhasil membuat aplikasi yang dapat mendeteksi kesalahan alamat e-mail dan nomor telepon yang dimasukkan dalam database. Saya bangga, aplikasi ini dipakai oleh semua programmer dalam perusahaan tersebut.
Mengatur waktu dan menetapkan pekerjaan yang menjadi prioritas masih menjadi tantangan saya saat ini. Saya sering mendapatkan tugas mengerjakan 3-5 aplikasi secara bersamaan dengan deadline yang ketat. Tiap aplikasi harus melalui beberapa tahapan, mulai dari membuat, dites, dikirim ke server, lalu ditampilkan.
Tiap hari muncul teknologi terbaru, contohnya untuk versi Java yang saya kuasai adalah Java 6, sedangkan rata-rata programmer di dunia sudah menggunakan Java 8 dengan perbedaan yang lumayan jauh. Diskusi dengan team leader, cara yang sering saya lakukan untuk menyegarkan pengetahuan. Kalau sedang tidak sibuk, masing-masing dari kami menggunakan waktu 1-2 jam untuk melakukan riset tentang teknologi terbaru. Dengan pertumbuhan e-commerce yang makin ketat, maka tanggung jawab saya sebagai programmer adalah terus memperbaiki website dengan tampilan yang lebih menarik dan mudah diakses oleh user.
Di perusahaan yang sekarang, jenjang karier masih belum terlihat, sebab baru berdiri sekitar 1 tahun. Namun, kami diberi tantangan, bila bertahan 2-3 tahun, akan diberi jabatan yang menjanjikan, setidaknya sebagai team leader.
Saya menyayangkan, masih ada perusahaan yang membatasi karyawan, khususnya programmer, mengembangkan kreativitas. Misalnya, hanya boleh browsing internet saat makan siang, atau membatasi data yang boleh diunduh. Bahkan, beberapa teman saya dilarang untuk mencolokkan flash disk pada laptop atau komputer yang dipakai dalam operasional kerja. Jadi, justru lingkungan pekerjaan yang membuat seorang programmer tidak berkembang.
5. Jennifer Arif, Account Manager di Google Indonesia
Saya membantu pebisnis di Indonesia untuk memaksimalkan potensi yang ditawarkan internet guna mengembangkan bisnis mereka.Dengan tingkat penetrasi smartphone yang tinggi, Indonesia memiliki potensi digitalisasi yang sangat pesat. Dengan bekal pengetahuan yang saya dapat langsung dari Google, saya bisa ikut berperan aktif dalam proses transformasi ini. Caranya dengan membagikan pengetahuan ini kepada para pelaku bisnis di Indonesia.
Saya bekerja di perusahaan yang memiliki tujuan untuk membuka peluang maksimal dari internet bagi jutaan orang di seluruh dunia, serta membuat perangkat teknologi untuk membantu kita mencapai hal itu. Bekerja di Google berarti menjadi bagian dari perubahan yang besar.
Wanita mengisi 50% populasi pengguna internet di Indonesia, dan saya semangat melihat banyak dari kita memanfaatkan teknologi untuk mencapai mimpi mereka. Apakah itu membuka bisnis online lewat fitur Google Bisnisku atau vlogging di Youtube. Makin besar peluang bagi wanita untuk bisa meraih mimpi melalui internet.
Teknologi berperan penting dalam menyeimbangkan kehidupan. Dengan Google Hangout, saya terbantu untuk meeting walau terpisah jarak. Tiap harinya, saya bisa merencanakan perjalanan bebas macet dengan bantuan Google Maps. Teknologi membuat kita bisa melakukan apa saja sambil tetap memegang kontrol penuh akan kehidupan personal kita.
6. Pepita Gunawan (34), Indonesia Lead for Chrome & Android Products, Google Asia Pacific Pte. Ltd.
Saya bertanggung jawab mengedukasi institusi pendidikan di Indonesia dalam hal pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Selain itu, juga mencarikan solusi atas tantangan yang dihadapi oleh institusi pendidikan dalam pemanfaatan teknologi, seperti rendahnya kualitas koneksi internet, kurangnya kapasitas guru dalam pemanfaatan teknologi secara umum, dan lain-lain.
Banyak pemimpin masa kini yang percaya bahwa institusinya harus berubah, khususnya dalam pemanfaatan teknologi. Namun, ketika mereka harus menerjemahkan perubahan itu kepada anak buah atau kepada atasannya (pemilik yayasan), biasanya mereka akan mendapatkan resistensi yang tinggi. Tugas saya adalah untuk meyakinkan mereka bahwa pemanfaatan teknologi yang tepat bisa banyak membantu.
Menurut saya, kompetensi guru atau tenaga pendidik lebih mendesak daripada isu infrastruktur. Hal yang jadi masalah, di tempat dengan infrastruktur memadai, sering pimpinan institusi tidak dapat melihat manfaat teknologi dalam pembelajaran. Begitu pula para guru yang tidak tahu bagaimana menggunakan internet untuk mencari informasi atau membuka e-mail sekalipun.
Saya beruntung bekerja di perusahaan yang dinamis. Pengembangan karier seperti datang dengan sendirinya. Jadi, dalam lingkup pekerjaan, tiap tahun pasti akan ada ilmu dan keterampilan baru yang harus saya kuasai untuk tahun depannya. Seru dan selalu menantang. Cita-cita saya adalah ingin menjadi entrepreneur dalam dunia pendidikan, bergelut dalam pembangunan kapasitas anak-anak muda dan guru.
Topic
#WanitaHebat