Foto-foto: Dok. ICAD
Dalam rangka mengeksplorasi kekayaan kearifan lokal Indonesia lewat seni kontemporer, Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) kembali digelar untuk ke-10 kalinya tahun ini. Kegiatan ini menjadi platform berskala besar, mempromosikan desain dan seni kontemporer di Indonesia.
ICAD adalah kegiatan pertama dan satu-satunya yang memprakarsai kolaborasi antara desain, seni, teknologi, hiburan, dan industri perhotelan; melibatkan desainer interior, desainer grafis, fotografer, videografer, penulis, pelukis, pematung, pembuat film, dan banyak pelaku kreatif lainnya.
Merayakan satu dasawarsa penyelenggaraannya, pameran yang digelar oleh Yayasan Design+Art Indonesia yang didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf), Artura Insanindo, dan Grandkemang Hotel Jakarta ini bertajuk ‘Faktor-X’. Istimewa, karena tahun ini ICAD hadir dengan berbagai program baru dan konsep visualisasi karya yang semakin matang.
Dalam zona bertema In Focus, tampil karya-karya visual yang menggambarkan pemetaan pemikiran atau mind mapping 10 orang ‘maestro’ dari berbagai bidang. Mereka adalah Adi Purnomo (Arsitek), Agus Suwage (Perupa), Nirwan Dewanto (Sastrawan) Dolorosa Sinaga (Perupa), Hadiprana (Desainer Interior), F.X. Harsono (Perupa), Hardiman Radjab (Perupa), Rinaldy Yuniardi (Desainer Fashion), Syahrizal Pahlevi (Perupa), dan Tisna Sanjaya (Perupa). Kurator berhasil menggali peta berpikir dan latar belakang para seniman yang mempunyai kontribusi besar dalam perkembangan seni dan desain kontemporer Indonesia dalam dua puluh tahun terakhir.
Sementara di zona Next Gen, ditampilkan karya seniman dan desainer muda yang dianggap berkontribusi terhadap perkembangan desain dan seni kontemporer di Indonesia, seperti Danny Wicaksono (Arsitek), Denny Priyatna (Desainer Produk), Mulyana (Perupa), dan Yaya Sung (Perupa).
Untuk kali pertama, tahun ini ICAD membuka Open Submission. Dari banyak konsep yang didaftarkan, pada akhirnya ada 8 pelaku kreatif yang terpilih untuk berkarya di ICAD 2019. Hadir pula sejumlah karya Special Appearance, salah satunya adalah karya dari Angela Ciobanu, desainer perhiasan asal Rumania.
Untuk menginspirasi dan mendekatkan seni dan desain kepada public diselenggarakan tiga konvensi tentang desain, seni, dan film. Menampilkan pembicara antara lain Sam Jones (Intoart) dan Kimberly James (HBO Asia) serta kolaborasi dengan berbagai pihak seperti Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta (bidang desain), British Council dan Koalisi Seni (bidang seni), serta Motion Picture Association dan Asosiasi Produser Film Indonesia (bidang film).
Selain itu, untuk kali pertama akan ada pemberian penghargaan kepada pelaku kreatif yang dianggap telah berkontribusi besar pada perkembangan dunia desain dan seni kontemporer di Indonesia. Penerima penghargaan ini dipilih oleh Tim Juri dari hasil rekomendasi dan riset yang dilakukan oleh ICAD.
ICAD 2019 berlangsung di Grandkemang Hotel mulai 16 Oktober hingga 24 November. Diisi berbagai kegiatan pendukung dalam bentuk konvensi serta pertunjukan seni kolaborasi desain, seni, teknologi, entertainment serta industri perhotelan yang juga mengangkat kearifan lokal Indonesia. Semuanya bertujuan memperlihatkan dan mendekatkan kekayaan seni dan desain Indonesia kepada publik melalui pameran yang diselenggarakan di ruang publik.
Tak hanya untuk mengeksplorasi kekayaan Indonesia, tapi kegiatan seperti ICAD ini memang memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, khususnya ekonomi kreatif. Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengatakan bahwa pada 2018, ekonomi kreatif berhasil menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari Rp 1.000 triliun.
Triawan mengungkapkan sempat khawatir dengan kehadiran revolusi Industri 4.0. Sebab, revolusi industri 4.0 akan berdampak terhadap hilangnya lapangan pekerjaan karena digantikan oleh robot atau mesin. “Tapi, faktanya ekonomi kreatif justru membuat naiknya jumlah tenaga kerja di Indonesia yang terserap. Ekonomi kreatif tidak bisa digantikan dengan robot,” katanya dalam acara pembukaan ICAD 2019. (f)
Baca Juga:
K11 MUSEA, Destinasi Seni Baru di Hong Kong
ASANA Artseum di GWK, Foto Studio dengan Setting Jawa dan Bali
Topic
#seni, #pameran, #senirupa, #senikontemporer