Foto: 123RF
Benarkah mereka lebih rela keluar uang, bahkan berutang, untuk traveling daripada mencicil untuk beli rumah atau apartemen? Lebih suka menyeruput kafein dengan harga berkali lipat di kedai-kedai kopi kekinian daripada berinvestasi?
Ngopi di coffee house artisan rupanya menjadi cara seru generasi millennial saat berjejaring atau bersosialisasi dengan grupnya. Bahkan, mereka (60%) rela keluar uang lebih dari Rp50.000 untuk secangkir kopi di kedai yang sedang menjadi banyak perbincangan. Tidak hanya ngopi, ngobrol sembari brunch atau dinner cantik di restoran atau kafe yang ‘happening’ juga menjadi pilihan bagi 79% generasi Y ini.
Begitu pula soal hiburan, bagi mereka (73%), menonton konser musik atau pertandingan olahraga secara langsung punya sengatan sensasi tersendiri. Apalagi saat melihat komentar-komentar iri dari foto-foto yang tayang di jendela pamer media sosial. Tak ayal lagi, gadget terkini dengan fitur canggih dan serba terkoneksi menjadi kebutuhan 79% generasi muda masa kini yang tak ingin tersingkir dari arus cepat gaya hidup era digital.
Setidaknya, demikianlah gambaran generasi millennial di Amerika Serikat, seperti yang dilaporkan oleh perusahaan jasa investasi Charles Schwab yang studinya dirilis pada Juni 2017. Bagaimana di Indonesia?
Menjawab ini, femina mencoba menggulirkan survei yang dilakukan melalui daring (7-18 Agustus 2017 terhadap 100 responden). Kami menemukan bahwa dalam setahun terakhir pengeluaran terbesar generasi millennial ini berkisar pada makan di luar (47%), traveling (24%), fashion/beauty (15%), dan kopi (9%).
“Saya termasuk orang yang hobi makan dan senang mencoba tempat makan baru, terutama yang sedang ramai diobrolin orang. Sekali makan di luar, saya bisa menghabiskan uang Rp150.000,” ungkap Dian Probowati (31).
Dalam sehari ia bisa dua kali makan di luar, dan ngumpul bersama teman-temannya minimal empat kali dalam sebulan. Sebagai pekerja lepas di industri kreatif, gaya hidup Dian sangat mewakili generasi millennial kekinian. Mobile office, dengan ritme hidup serba cepat, tapi tetap mementingkan jam sosialisasi dengan peer group-nya, baik secara online maupun offline.
Bagian jam sosialisasi online ini perlu ditekankan, sebab bagi generasi muda kini, media sosial menjadi ruang hangout yang tak kalah meriah. Demi memenuhi semua tuntutan tersebut, ia mengandalkan gadget canggih sebagai teman sekaligus asisten pribadinya.
Demi gadget canggih impian, 30% dari responden bahkan tidak segan untuk berutang. Seperti yang juga dilakukan oleh Dian.
“Saya pernah pinjam kartu kredit teman untuk membeli gadget kekinian seharga lebih dari Rp10 juta. Harga tinggi tidak masalah, asal bagus. Lagi pula, memiliki gadget seperti ini bisa mendongkrak gengsi personal dan profesionalisme saya di depan rekan sekolega atau klien,” ungkap Dian, yang banyak melibatkan gadget untuk membantu pekerjaannya sebagai pekerja lepas content specialist.
Namun, bicara soal tren pengeluaran, traveling mengambil ruang terbesar. Untuk kebutuhan yang satu ini, 50% responden yang dijaring oleh survei femina rela hidup irit dan menabung agar bisa melancong ke tempat-tempat impian mereka. Bahkan, 44% responden dengan blak-blakan mengaku rela berutang untuk bisa memuaskan hobi jalan-jalan ini.
Lalu, dari mana datangnya inspirasi terbesar gaya hidup generasi millennial? Instagram adalah jawaban terbanyak (84%), diikuti Facebook (34%). Foto-foto ngopi cantik di kedai-kedai yang sedang hits, desain interior beragam tema dari resto-resto kekinian, dan deretan rekaman liburan dari pelosok tanah air atau mancanegara, semua terpampang sempurna dan mengusik hati. (f)
Baca juga:
Anda Traveler Sejati? Ketahui Hak Konsumen Penerbangan Ini
Dari Larangan Pemakaian Ponsel Hingga Tarif Penerbangan, Ini 6 Hal Penting yang Wajib Diketahui Traveler
Topic
#millennial, #traveling
