Money
Merancang Desain Produk yang Tepat Untuk Menarik Pasar Ekspor

1 Aug 2021


Foto: Dok. Djalin Furniture


Warisatul Hasanah pemilik Al-Warits Batik Aromatherapy tak pernah melupakan pengalamannya saat mempromosikan batik ke Australia pada tahun 2008. Ia yang saat itu masih menempuh pendidikan di perguruan tinggi merasa kecewa karena batik yang ia banggakan ternyata tak dapat diterima di hati masyarakat Australia. 

“Mereka tidak menyukai bau minyak tanah dan aroma malam yang menyengat pada batik saya. Selain itu mereka juga tidak menyukai motif batik yang besar-besar dan warnanya yang sangat mencolok,” ujar Waris dalam webinar Bincang UKM Sesi 3, UKM Siap Ekspor, bertema Desain Produk yang Disukai Pasar Global. Acara webinar ini kolaborasi Wanita Wirausaha Femina dengan Facebook #shemeansbusiness dan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia tahun 2021, angkatan ke 3.

Kekecewaan itu menjadi cambuk bagi Waris. Ia pun melakukan eksperimen hingga akhirnya menemukan formula batik yang memiliki aroma harum yang bisa bertahan lama meski telah dicuci berkali-kali. Belajar dari pengalaman di Australia, Waris jadi paham bahwa selera masyarakat di suatu negara bisa berbeda dengan di negara lain. Karena itu, selain aroma, ia pun melakukan riset dan mengembangkan motif dan warna yang akan disukai masyarakat di negara tujuan penjualan Al-Warits. 

“Motif dan warna serta bahan yang kami gunakan juga berbeda untuk tiap negara yang dituju. Kita tidak berhenti di satu titik. Pasar Uni Emirat Arab menyukai aroma kayu gaharu yang kuat. Korea Selatan menyukai batik berbahan katun, batik dalam bentuk syal dan outer. Pasar Malaysia kurang suka membeli dalam bentuk kain, untuk itu kami menjual batik dalam bentuk baju khas Melayu seperti model teluk belanga,” ujar Waris.

Ia yakin untuk meraih pasar, produknya harus luwes menyesuaikan selera pasar, baik di dalam maupun luar negeri. Selain melakukan riset melalui internet dan mengalamati tren di media sosial, ia pun tak segan untuk mendatangi langsung pusat perbelanjaan yang ia anggap potensial, untuk mengetahui seperti apa jenis barang yang disukai konsumen di sana. 

Menurut Marolop Nainggolan, Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJPEN) Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, sangat penting mengetahui siapa konsumen Anda. Idealisme boleh saja, tapi pelaku usaha harus mau berubah untuk menyesuaikan dengan selera konsumen. “Pasar harus menjadi perhatian utama agar laku. Kita tidak memaksakan konsumen tapi kita yang harus berubah,” ungkap Marolop.

Ini berlaku tak hanya pada produk fashion dan tekstil seperti batik, tapi juga furnitur. “Untuk menyatukan idealitas dan identitas desainer dengan selera pasar Djalin selalu melakukan riset untuk mengenali tren dan pasar yang dituju,” ujar Sita Fitriana, Co-Founder dan Design Director Djalin, produk furniture yang sebagian besar produknya diekspor ke Amerika Serikat dan Eropa.

Untuk mengenal target market menurut Sita, pelaku usaha perlu untuk mengenal dan riset tentang 4P: product, pricing, promotion, place. Djalin yang mengangkat kerajinan anyaman dalam furnitur modern ini berhasil memikat publik Amerika Serikat saat mengikuti pameran NYNow 2019. Salah satu koleksi tahun 2017 mereka, Merapi Lounge Chair berhasil memenangkan penghargaan sebagai produk baru terbaik dalam kategori karya kerajinan furnitur dalam NYNow 2019. 

“Meski saya selalu bilang pada para pelaku usaha, bahwa produk apapun sebetulnya ada pasarnya di dalam negeri maupun di luar negeri. Mau kelasnya A, B, C, D, E, semua produk pasti ada pasarnya, hanya saja Anda harus tahu dimana barang itu harus dipasarkan,” ujar Marolop. 

Sayangnya, Marolop melihat kebanyakan UKM Indonesia belum memperhatikan pasar. Walau mereka memproduksi barang yang menurut mereka bagus tetapi belum tentu pasar di luar negeri yang dituju akan menerima. Menurutnya UKM kita perlu mencari informasi seperti apa desain produk yang disukai masyarakat di negara-negara di luar sana.

Untuk membantu UKM yang telah memiliki produk siap ekspor dan ingin melakukan konsultasi terkait desain produk nya, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menyediakan fasilitas Indonesia Design Development Center. Mereka menyediakan fasilitas klinik konsultasi desain dengan tenaga desainer profesional yang akan membantu pelaku UKM mendapatkan arahan adaptasi desain baik itu kemasan, logo, hingga desain produk. (f)


Baca Juga: 
Menyiapkan UKM Agar Siap Ekspor Lewat Sertifikasi
Pelaku UKM, Yuk, Cari Tahu Peluang Ekspor Produk Halal
Memetakan Peluang Ekspor Produk Kuliner dan Mode

 



Topic

#bincangukm, #Facebook, #shemeansbusiness, #bisnis, #ekspor