
Dok. Rosalie Cheese & KaIND
Perilaku konsumen yang kian peduli pada apa yang mereka beli, membuat produk-produk artisan kian dilirik. Konsumen bukan hanya lagi membeli sesuatu dari harganya yang murah saja, tapi juga dari mana produk tersebut berasal, proses pembuatannya dan tentu kualitasnya. Sehingga tak heran perubahan perilaku konsumen modern ini membuat makin banyak UKM lokal artisan bertumbuh dan mendapat tempat di hati masyarakat.
Salah satunya adalah UKM artisan yang mengembangkan potensi lokal di sekitarnya. Seperti yang dilakukan oleh Melie Indarto, Co-founder dan Director KaIND dan Ayu Linggih, Founder Rosalie Cheese.
Bisnis artisan yang terinspirasi dari potensi lokal ini mereka ceritakan dalam webinar Bincang UKM Femina dan Facebook #SheMeansBusiness bertajuk Proses Kreatif di Balik Produk Artisan Lokal pada Selasa, 19 Januari 2021 lalu, bersama Arto Biantoro, Pakar Branding dan CEO GambaranBrand.
Melie Indarto bercerita bahwa ia terinspirasi dari kekayaan alam kota kelahirannya, Pasuruan. Ia mengeksplorasi potensi lokal Pasuruan menjadi brand fashion, berupa kain batik, selendang, busana, sendal hingga masker, yang unik.
“Kami menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin yang kemudian diolah dengan teknik batik tulis dan desain yang lebih kontemporer atau modern. Karena kami ingin menyasar pasar yang lebih luas, menjangkau kota-kota besar hingga luar negeri,” cerita Melie.
Namun memang, tak ditampik oleh Melie, bahwa salah satu tantangan yang dihadapinya dalam mengembangkan bisnis KaIND ialah membuat creative ecosystem yang memberdayakan potensi lokal. Misalnya mencari sumber benangnya dari sutra lokal, menciptakan alat pintal sendiri untuk menenun, hingga memperkerjakan tenaga kerja di sekitar.
Di sisi lain, ia juga membutuhkan waktu yang panjang dan banyak trial and error dalam proses pengembangan bisnis. Namun kegigihannya untuk membuat sebuah produk yang berkelanjutan, menjadi semangatnya untuk tetap konsisten menjalankan usaha artisannya tersebut.
“Dari awal kita sudah konsisten menggunakan pewarna alam. Misalnya warna biru dari tanaman indigofera tinctoria yang nantinya kalau kita celup sampai 30 kali bisa menghasilkan warna deep blue yang terlihat seperti hitam. Konsistensi ini yang perlu kita terapkan juga dalam meriset pasar,” ceritanya lagi.
Sementara itu bagi Ayu, yang memiliki bisnis artisan keju, melihat makanan jenis ini memang sebenarnya bukan berasal dari Indonesia. Namun, dengan perkembangan zaman penggemar keju di tanah air semakin bertumbuh. Ia pun memikirkan untuk mengembangkan bisnis keju.
“Di Indonesia kebanyakan produk keju masih berupa processed cheese, sementara keju natural belum banyak. Sedangkan kalau dilihat dari bahan baku, 98% adalah susu. Dan kita tuh melimpah bahan bakunya, baik itu susu sapi maupun kambing. Hanya saja belum banyak orang yang mengolah kejunya,” cerita Ayu.
Berangkat dari pemikiran tersebut, sekaligus memiliki latar belakang pendidikan teknik pangan, Ayu pun mulai menyeriusi bisnis keju ini karena ia mengetahui proses dari pembuatan keju ini. Ia pun memilih untuk membuat keju natural ketika mendirikan Rosalie Cheese pada tahun 2014.
“Awal bisnis kami banyak masuk ke horeka (hotel, restoran dan kafe), jadi kami cari apa yang mereka butuhkan dan tidak terlalu banyak di pasaran, misalnya seperti fresh goat cheese. Namun kami mulai mengembangkan bisnis dari b2b ke b2c, sehingga kami mulai membuat varian yang lebih disukai konsumen awam. ”
Untuk menyesuaikan dengan selera lokal, Ayu tak takut untuk mengeksplorasi produknya dengan bahan-bahan lokal lainnya. Misalnya mencampurkan kelapa pada produk black and white cheese atau kelor kering pada camembert cheese yang kemudian dikemas dengan besek khas Bali.
Untuk diketahui, Proses Kreatif di Balik Produk Artisan Lokal adalah webinar kolaborasi antara Facebook #SheMeansBusiness dan Wanita Wirausaha Femina. Sejak tahun 2019, Wanita Wirausaha Femina telah bekerjasama dengan Facebook #SheMeansBusiness menggelar workshop untuk UMKM wanita di kota-kota di Indonesia. Tahun ini, mengikuti kondisi masyarakat, workshop offline tersebut berpindah platform, dilaksanakan di ruang digital lewat Facebook Live di Facebook Page Wanita Wirausaha Femina.
Diharapkan melalui berbagai talkshow virtual yang diadakan dengan menghadirkan sejumlah pembicara inspiratif ini, dapat memberikan pengetahuan, jaringan, keterampilan serta teknologi yang dibutuhkan para wanita wirausaha untuk memulai dan mengembangkan bisnis mereka.
Dan Anda pun bisa mendapatkan keistimewaan untuk bergabung di Facebook Group Wanwir Mahir Digital, dimana menjadi wadah bagi wanita wirausaha untuk berjejaring dan mendapatkan ilmu-ilmu digital marketing baru guna mengembangkan bisnis lebih besar lagi. Ayo segera gabung di FB Group Wanwir Mahir Digital, caranya:
1. Klik link https://www.facebook.com/groups/wanwirmahirdigital/
2. Klik permintaan JOIN GROUP
3. Lalu ISI DATA USAHA yang diminta (wajib diisi)
4. Klik Setuju (Agree) rules admin
5. Tunggu approval dari Admin Femina
BACA JUGA :
Cara Membuat Desain Produk Berkualitas untuk Pasar Internasional
Memetakan Peluang dan Tantangan Ekspor Kopi dan Furnitur dari Indonesia
Memetakan Peluang Ekspor Produk Kuliner dan Mode
Topic
#UKM, #artisan, #wanitawirausaha, #wanwir, #facebook