Money
Ligwina Hananto (Lead Financial Trainer) : Merayakan Ke Mana Uangku Pergi, Setelah 1 Tahun Di Rumah Aja

18 Apr 2021


Foto: Dok. Pribadi


Pengantar: 
Ligwina Hananto adalah Co founder sekaligus Lead Financial Trainer dari QM_Financial. Sebuah perusahaan pelatihan keuangan yang membantu klien meningkatkan literasi keuangan mereka sekaligus meningkatkan kemampuan untuk mengelola keuangan. Bachelor of Commerce, Finance & Marketing dari Curtin University ini juga menyukai dunia penulisan. Belakangan ia tengah aktif memulai karier baru sebagai seorang wanita komika. Seperti apa Ligwina melihat dunia keuangan dan investasi di masa pandemi, simak tulisannya berikut ini. 

******* 

Aku sedih.

Aku terkurung di rumah.

Biasanya dalam seminggu, aku bisa ada di 3 kota.

Senin ke Banjarmasin. Rabu ke Makassar. Sabtu siap-siap ke Timika.

Saat sedang di Jakarta pun, bisa ada di 5 lokasi berbeda dalam satu hari.
 

My typical day goes like this...

Jam 10 sampai kantor, cari bubur ayam langganan dulu. Bahas urusan kerjaan dengan anak-anak kantor. Lalu sebelum jam 12 jalan ke  stasiun MRT Blok A dan menuju area Bunderan HI. Makan siang di mal. Setelah makan siang, mengajar training finansial di sebuah perusahaan digital yang berkantor di gedung tinggi di bilangan Thamrin. Beres mengajar, naik MRT lagi, menuju SCBD. Ada pertemuan di Bursa Efek.

Beres
meeting, lanjut menyeberang jalan ke sebuah mal, untuk meeting dengan seorang sahabat lama yang sekarang jadi country manager perusahaan multinasional. Lepas magrib makan malam dengan suami yang kantornya ada di mal itu. Lalu naik taksi menuju comedy club di daerah Antasari. Kadang sebagai komika. Kadang sebagai penonton.

Makan pagi, siang, malam di luar rumah.
Ngopi berkali-kali dalam sehari juga di luar rumah. Semua pekerjaan dari mengajar finansial, hingga menjadi penampil komedi, semua dilakukan di luar rumah. Tentu semua itu membutuhkan uang. 

Dan sekarang aku di rumah saja. Semua kegiatan berhasil aku konversikan secara digital. Kantor fisik sudah kututup di awal pandemi. Anak-anak kantorku beradaptasi dengan semua pekerjaan dilakukan di rumah saja. Kami punya kelas-kelas finansial
online yang sangat beragam. Klien korporasi pun memilih melakukan training karyawannya secara daring. 

Apakah kita pernah membandingkan cara hidup dan gaya hidup pribadi sebelum dan sesudah pandemi? Seperti terlihat dari cerita di atas, cara hidup dan gaya hidupku jadi sangat berbeda. Pekerjaan yang sama, kulakukan dengan cara berbeda. Otomatis ini mengubah juga caraku menghabiskan uang.

Lalu, ke mana perginya uangku selama 1 tahun terakhir? Ayo, sama-sama periksa ke mana uangmu pergi? Kalau aku, perginya ke tiga kategori pengeluaran berikut ini : 

1. 
Disalurkan ke hobi yang bermanfaat, bahkan bisa menghasilkan
Selama pandemi, bermacam hobi ternyata menjadi pelipur lara. Sebelum pandemi, hobi itu hal kecil yang dilakukan hanya di waktu senggang. Sekarang hobi jadi hal yang kuupayakan ada terus!

Beberapa hobi yang semakin banyak mengisi waktu selama pandemi adalah mendekor rumah, pelihara tanaman, dan merajut. Buat aku pribadi hobi ini hanya hiburan menyenangkan. Tapi ada banyak teman yang selama pandemi, malah bisa menghasilkan uang dari hobi mereka. Tidak apa-apa mengeluarkan uang untuk hobi. Menyenangkan diri sendiri itu boleh dan sehat. 

2. 
Rajin berinvestasi rutin atau saat punya uang lebih.
Ke mana perginya yang uangku? Oh ternyata untuk investasi. Selama pandemi aku berusaha memastikan arus kas keluarga tetap sehat. Semua adaptasi cara hidup yang terjadi tentu memengaruhi pengeluaran. Tapi untuk investasi, harus jalan terus. Perhatikan deh, pasti di sekelilingmu saat ini sedang banyak orang yang semangat berinvestasi. Ada dua investasi yang sedang tren belakangan ini yaitu reksa dana dan saham. Apakah kamu sudah mencoba juga?

Seperti belajar berenang, jangan langsung lompat terjun bebas berenang di laut dengan arus kencang. Coba dulu mencelupkan kaki di kolam dangkal. Analogi ini juga bisa dipakai saat kita belajar berinvestasi. Jadi coba investasi kecil-kecilan sebelum siap dengan komitmen lebih besar. Dan selalu ingat! Kalau mau investasi, perhatikan tujuan finanansialnya. Jangan cuma ikut-ikutan. Tujuan finansial setiap orang pasti berbeda.

3. 
Ikut kelas online!
Kantorku memang menggelar banyak sekali kelas finansial online. Tapi aku sendiri merasa penting merasakan menjadi peserta – tidak selalu dalam posisi menjadi yang mengajar. Jadi selama di rumah saja, kelas-kelas online menjadi andalan untuk mengembangkan diri. Dan tentu saja aku tidak berkeberatan membayar. 

Pertama, aku ikut kelas olahraga online! Ini adalah gerakan olahraga yang fenomenal. Dulu aku bisa ikut studio gym dekat rumah dengan peserta 15 orang. Sekarang, olahraga online ini  bisa ratusan orang pesertanya dan datang dari berbagai kota.

Kedua, aku ikut kelas stand up comedy online bersama pengajar komika di New York! Ini cita-citaku di 2020, bisa sampai ke New York dan berkunjung ke comedy club di sana. Apa daya dunia belum aman untuk traveling. Tapi ternyata ada penggantinya. Aku justru bisa menghadiri kelas online bersama peserta yang sangat beragam dari berbagai belahan dunia.

Petualanganku ikut kelas-kelas online ini sangat meriah. Selain kelas
live, ada juga kelas-kelas online versi belajar sendiri. Aku mengambil beberapa paket belajar mandiri dengan panduan video. Ada materi serius yang memang kubutuhkan untuk pekerjaan, tapi ada juga materi seru yang kubutuhkan sebagai hiburan.

Satu tahun di rumah saja. Untuk aku yang pekerjaannya
serba mobile, ternyata bisa sangat betah di rumah saja. Hobi dekorasi rumah yang mengeluarkan uang itu ternyata pada akhirnya bermanfaat nyata. Kamar tidur sekarang berfungsi ganda. Ada satu bagian kamar tidur yang di dekor menjadi work station yang genah untuk bekerja sepanjang hari.

Dari hobi merajut, aku sudah menghasilkan 2 selimut besar. Minggu lalu aku membuatkan peci rajutan untuk suamiku. Ada
sense of accomplishment saat aku melihat ia senang menggunakan peci itu. Hobiku ini bermanfaat besar untuk membuat hatiku senang. Tidak semua hobi harus dibuat komersial juga, kok. Tapi intinya saat kita membelanjakan uang, tidak selalu artinya buruk. Uang ini adalah uangmu, maka di tanganmu uang ini (harus) bisa bermanfaat.

Manfaat investasi tentu sudah jelas. Investasi rutin sedikit demi sedikit atau investasi sekaligus besar, keduanya akan sama-sama memberi manfaat pada persiapan masa depan keluarga yang lebih baik. Bisa saja investasi itu hasilnya bukan soal konten viral banyak cuan. Aku tahu hasil nyata yang jarang muncul di media sosial yaitu rasa nyaman saat hasil investasi bisa membantu kita membeli rumah, menyekolahkan anak sampai pensiun sejahtera.

Terakhir soal manfaat pengembangan diri. Aku memakai uangku untuk mengikuti berbagai kelas
online yang membawa manfaat langsung pada tambahnya pengetahuan. Aku banyak belajar bahwa untuk bisa menulis, aku perlu membaca. Ternyata untuk bisa mengajar, aku perlu belajar. Hubungan reciprocal seperti ini kudapatkan dari mengikuti banyak kelas online.

What’s next?
Aku berdamai dengan kondisi pandemi ini. Kita tidak tahu kapan pandemi ini berakhir. Tentu akan berakhir. Cuma kapan, kita tidak tahu. Jadi buat apa susah tak ada gunanya. Aku mau merayakan hidup dengan semua keterbatasan di dalam pandemi. Seperti merayakan ke mana uangku pergi. Uangku pergi ke pengeluaran yang bisa membawa manfaat untuk diriku dan keluargaku sehingga bisa lebih kuat melewati perjuangan melalui masa sulit yang panjang ini. (f) 


Baca Juga: 

Liffi Wongso (Ilustrator): Pandemi Menantang Kewarasan Wanita
Yuni Jie (Desainer Interior) : Selamat Kembali ke Rumah
3 Langkah Membuat Rencana Keuangan yang Kuat Hadapi Krisis



Topic

#wanitabicarapandemi, #wanitafemina, #keuangan