
Foto: Dok. Raiz Invest
Anggapan bahwa investasi butuh dana yang besar sudah tidak lagi tepat. Karena berkembangnya industri keuangan dan hadirnya financial technology (fintech) semakin memungkinkan kita untuk lebih mudah berinvestasi.
Selain jenis investasi yang kian beragam, platform untuk memilih jenis investasi pun semakin luas. Terutama untuk generasi produktif saat ini, menjadi investor bisa dilakukan sejak usia muda. Data OJK per Agustus 2019 menyebutkan jumlah investor reksa dana mencapai angka 1,39 juta investor. Kendati mengalami peningkatan setiap tahunnya, angka ini masih sangat rendah dibandingkan jumlah generasi milenial saat ini.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada 2019 jumlah penduduk usia 20-34 tahun yang merupakan generasi milenial dan sebagian generasi Z kini mencapai lebih dari 60 juta jiwa.
Guna mendorong minat generasi usia produktif untuk menginvestasikan dana mereka, Raiz Invest Indonesia, sebuah platform fintech asal Australia, meluncurkan aplikasi investasi mikro berbasis mobil. Bekerja sama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga), user Raiz Invest cukup membuka rekening di CIMB Niaga sebagai Spending dan/atau Funding Account yang nantinya akan digunakan untuk berinteraksi dengan fitur yang ada di aplikasi Raiz. Ini bentuk kolaborasi nyata antara dunia fintech dan perbankan.
“Salah satu hambatan berinvestasi yang ada di masyarakat kita adalah pemahaman tentang investasi yang ternyata tidak cukup hanya melalui edukasi dan sosialisasi saja. Tantangan yang nyata ialah bagaimana mengkonversi individu yang sudah di tahap sadar tentang perlunya investasi menjadi berani untuk mencoba dan belajar langsung sembari menggunakan aplikasi ini, atau singkatnya learning by doing,” ungkap CEO Raiz Invest Indonesia, Melinda N. Wiria.
Sejalan dengan Melinda, Development CIMB Niaga, Anton Hermawan menyebutkan bahwa jika mindset investor sudah dibentuk sedemikian rupa untuk percaya akan keunggulan produk, maka dengan sendirinya mereka akan lebih terbuka untuk mencoba produk-produk keuangan lain yang diyakini membawa manfaat bagi tujuan finansialnya.
Itu sebabnya, dua lembaga keuangan ini melihat pentingnya membangun ekosistem berinvestasi yang sesuai dengan perilaku keuangan serta gaya hidup generasi milenial saat ini yang umumnya memiliki minat yang tinggi akan pemenuhan gaya hidup dan perencanaan keuangan yang masih belum stabil.
Selain itu, untuk memenuhi gaya hidup generasi produktif yang semakin sering menggunakan uang elektronik, kolaborasi Raiz dan Bank CIMB Niaga memungkinkan user untuk langsung menginvestasikan dananya dari rekening bank CIMB Niaga atau uang elektronik yang mereka miliki tanpa harus melakukan transfer ke rekening reksa dana seperti mekanisme pembelian produk reksa dana yang lazim selama ini.
Raiz juga menggandeng Avrist Asset Management sebagai Manajer Investasi yang mengelola reksa dana yang ditawarkan di aplikasi Raiz. Adapun jenis reksa dana yang ditawarkan ialah Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, dan Reksa Dana Indeks Saham (LQ45).
Perlu diketahui bahwa model bisnis Raiz bukanlah supermarket reksa dana online, namun lebih berperan sebagai channel pembelian reksa dana. Di Indoensia, Raiz memperkenalkan dua fitur investasi yaitu Recurring Investment (metode investasi di mana user dapat melakukan cicilan investasi dalam jumlah dan frekuensi tertentu) dan Lump Sum Investment atau investasi seketika (di mana user langsung menginvestasikan dananya dalam jumlah tertentu pada suatu waktu).
Saat ini Raiz Invest Indonesia setelah mengantongi lisensi sebagai Agen Penjual Reksa Dana (APERD) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Desember 2018 lalu. (f)
Baca Juga:
Lindungi Data Pribadi Anda, Lakukan 4 Langkah Berikut Saat Menggunakan Platform Fintech
Belanja Pintar dan Hemat dengan E-wallet
Tip Atur Pengeluaran Di Bulan Ramadhan dari Ligwina Hananto
Faunda Liswijayanti
Topic
#fintech, #investasi, #reksadana