
Foto: Fotosearch
Reksa dana menjadi salah satu jenis investasi yang banyak disarankan oleh para perencana keuangan. Namun, jika masih pemula, kadang kita masih bingung untuk memilih cara investasi reksa dana—apakah melakukannya secara berkala, atau sekaligus. Berikut pertimbangannya….
Investasi sekaligus (lump sum)
Sesuai namanya, investasi sekaligus merupakan cara investasi dengan cara menyetor semua dana dalam satu kesempatan. Keunggulan investasi tipe ini adalah dapat memberikan hasil investasi lebih besar dengan asumsi harga unit reksa dana terus mengalami peningkatan. Cocok bagi kita yang ingin investasi jangka panjang.
Kelemahannya, jika harga unit reksa dana mengalami penurunan sementara kita hanya berniat investasi jangka pendek. Ketika mencairkan hasil investasi, jumlah dana yang ada bisa saja lebih kecil dari modal awal kita investasi. Kita pun mengalami kerugian. Oleh karena itu, investasi jenis ini lebih baik diterapkan bagi kita yang tertarik investasi jangka panjang dan siap menanggung risiko penurunan harga.
Investasi berkala (rupiah cost averaging)
Investasi berkala dilakukan dengan cara autodebit. Kita sebagai investor pun memberikan kuasa kepada manajer investasi untuk mendebit sejumlah dana dari rekening bank ke rekening reksa dana tiap bulannya.
Dalam investasi tipe ini, kita harus menyisihkan dana yang sama tiap bulannya. Kelebihannya, kita pun jadi lebih disiplin. Maklum, biasanya kita suka menunda investasi karena lupa atau dengan alasan dana sudah tidak mencukupi. Dengan investasi berkala, kita akan terus menabung reksa dana.
Berhubung dilakukan tiap bulan, kita investasi saat harga unit reksa dana naik atau pun turun. Jika harga unit reksa dana sedang naik, maka keuntungan yang akan kita raih tidak terlalu besar. Sebaliknya, kita memperoleh hasil investasi yang ‘lumayan’ ketika harga unit yang kita beli di bulan tersebut sedang turun. Bagi kita yang memiliki penghasilan tetap tiap bulannya, nggak ada salahnya mengambil investasi tipe ini.
Sumber: Panin Asset Management
Topic
#reksadana