Foto: Canva
Punya banyak teman tapi kantong tipis? Hati-hati, kalian mungkin termasuk dalam 80% generasi muda yang terjebak pada gaya hidup konsumtif.
Tidak dipungkiri, tekanan sosial dan keinginan untuk memenuhi ekspektasi sosial membuat banyak generasi muda yang terjebak pada gaya hidup yang mengikuti teman-temannya dan menghabiskan uang secara berlebihan. Ujung-ujungnya, mereka terjebak pada pengelolaan keuangan yang buruk.
Survei OCBC Financial Fitness Index (FFI) 2024 menemukan 5 kebiasaan buruk yang ternyata masih menghantui generasi muda dalam mengelola keuangan.
Survei tahunan yang merupakan riset hasil kerja sama OCBC dengan NielsenIQ ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan finansial generasi muda Indonesia, dengan mengamati sikap dan perilaku mereka dalam mengelola keuangan.
Tahun 2024 ini, skor kesehatan finansial masyarakat Indonesia berada di angka 41,25 atau relatif stabil jika dibandingkan dengan skor tahun 2023 yaitu 41,16.
Terlihat lebih banyak generasi muda Indonesia yang menyiapkan dana darurat untuk masa depan mereka. Terjadi peningkatan kesadaran pentingnya memiliki dana darurat sebanyak 17% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ini tentunya memperlihatkan bahwa semakin banyak generasi muda yang mulai melakukan perencanaan finansial untuk masa depannya.
Namun, di sisi lain masing banyak kebiasaan buruk generasi muda dalam mengelola keuangan.
Pertama, sebanyak 80% masyarakat sering mengeluarkan uang demi mengikuti gaya hidup teman, dan terkadang sumber dana untuk pengeluaran impulsif diambil dari dana darurat. Tidak heran jika 12% anak muda mengaku pengeluaran mereka sering melebihi pemasukan.
Survei yang melibatkan 1.241 responden usia 25-35 tahun dari 5 kota besar (Jabodetabek, Surabaya, Medan, Bandung dan Makassar) ini juga mengungkap fakta menarik lainnya bahwa 41% generasi muda sering meminjam uang dari teman atau keluarga untuk kebutuhan gaya hidup. Selain itu, sekitar 40% dari responden sering membayar tagihan minimum untuk kartu kredit yang menambah beban bunga utang.
Terkait investasi, generasi muda cenderung senang berspekulasi untuk mendapatkan keuntungan yang cepat. Tak sedikit (57%) dari mereka yang sudah berinvestasi malah berakhir dengan kerugian. Akibat penerapan cara menumbuhkan uang lewat investasi masih belum tepat.
Maka untuk menuju masyarakat yang lebih #FinanciallyFit, perlu dilakukan revolusi cara pandang agar tidak sekadar mengejar keuntungan secara instan. OCBC pun mengajak generasi muda untuk mulai menerapkan transformasi cara menabung dan menumbuhkan uang, serta memikirkan bagaimana agar aset yang bekerja untuk kita. (f)
Baca juga:
Investasi Hijau, Cuan di Masa Depan Sambil Berkontribusi pada Lingkungan
Soft Saving: Gaya Keuangan yang Tren di Kalangan Gen Z?
Investasi Reksa Dana, Menabung untuk Masa Depan
Faunda Liswijayanti
Topic
#financialliteracy, #keuangan, #genz