Foto: Dok. Pribadi
Tahukah Anda kalau Indonesia adalah penghasil vanili atau vanilla terbesar di dunia? Ironisnya, sebagian besar vanilla yang beredar di pasar tanah air justru vanilla artifisial. Berangkat dari kesulitan untuk menemukan vanilla yang asli di pasaran, kebanyakan artifisial atau ada yang dalam bentuk pasta tapi itu juga impor, inilah kemudian tercetus sebuah ide bisnis.
“Saya cukup kaget karena ternyata Indonesia salah satu penghasil vanilla terbesar di dunia. Saat saya memulai bisnis La Dame In Vanilla, produksi vanilla Indonesia pada tahun 2015 sedang berada di titik terendah. Barang kosong dimana-mana,” ujar Lidya Angelina Rinal, founder La Dame In Vanilla dalam dalam acara Bincang UKM dengan topik PELUANG EKSPOR PRODUK HALAL INDONESIA (SESI 1). Acara ini merupakan kolaborasi Wanita Wirausaha Femina dengan Facebook #shemeansbusiness dan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia di tahun 2021 yang memasuki angkatan ke 3.
Hal ini mendorong Lidya untuk mengajak petani menanam kembali vanilla. Tentunya ini butuh proses.
Ketika baru memulai bisnis La Dame in Vanilla yang berbasis di Bali, Lidya mengaku masih mencari barang dari supermarket. Namun ketika kemudian usahanya membesar dan ia butuh bahan baku yang lebih regular dengan jumlah tidak sedikit, akhirnya ia mencari petaninya.
Dalam pencarian tersebut, Lidya justru menemukan kenyataan yang cukup menyedihkan. Di Bali, tempat ia tinggal, pada waktu itu sudah tidak ada petani yang menanam vanilla. Padahal berdasarkan riset yang ia lakukan, Bali menjadi salah satu daerah penghasil Vanilla di Indonesia.
Tidak patah semangat, Lidya menghubungi dinas pertanian untuk mencari informasi. Ternyata di Indonesia sudah tidak ada lagi yang menanam vanilla. Penyebabnya, petani beralih ke komoditas yang lebih menarik pada saat itu, seperti kopi dan teh. Lebih sedih lagi, karena kondisi ini juga didorong oleh vanilla Indonesia yang sempat masuk dalam daftar hitam di dunia, karena kendali mutu yang belum begitu baik saat itu. Harga vanilla Indonesia saat itu jatuh.
“Saya rasanya tidak rela kalau vanilla Indonesia yang sempat jadi salah satu yang terbaik di dunia, hilang begitu saja. Maka saya berusaha mencari petani yang masih menanam vanilla, atau setidaknya pernah menanam vanilla. Setelah naik turun gunung, akhirnya saya bertemu dengan Narji, petani di sebuah desa di perbatasan Malang dan Surabaya, yang pernah menanam vanilla.”
Lydia pun mengajaknya kembali menanam vanilla. Selain berusaha meyakinkan petani, Lydia juga memberi edukasi bagaimana menanam vanilla yang baik sehingga mendapat kualitas yang baik dan kembali dilirik dunia.
Sebelum menembus pasar luar negeri, ia merasa cukup penting untuk membuat masyarakat Indonesia yang sebagian besar adalah muslim, harus merasakan hasil bumi sendiri dan sertifikasi halal menjadi salah satu faktor penting agar produk kita lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Masyarakat awam di Indonesia, biasanya mengenal vanilla dalam bentuk bubuk atau kristal, berwarna putih bersih, sementara La Dame In Vanilla berbetuk pasta dan cair dengan biji vanilla yang berbentuk seperti titik titik hitam. Ini jelas bukan hal yang mudah untuk diterima pasar awam.
“Cukup berat saat mulai bisnis ini. Kami harus memberi edukasi dan awareness kepada masyarakat sekaligus harus bersaing dengan industri vanilla artifisial yang sudah merajai pasar vanilla. Belum lagi keluhan produk makanan dan minuman jadi terlihat kotor karena vanilla aslinya memang berbiji hitam. Padahal health benefit dari vanilla tuh justru di situ. Ya, banyak yang belum tahu kalau bentuk vanilla yang asli itu adalah hitam.”
Ia menjelaskan kalau perbedaan vanilla yang asli dengan artifisial dengan mengumpamakannya dengan melon dan sirup melon. Kalau melon yang asli biasanya aroma dan rasanya lebih lembut sementara sirup melon biasanya rasanya lebih kuat. Lambat laun masyarakat pun menjadi peduli. Apalagi kini makin banyak orang ingin bergaya hidup sehat, salah satunya dengan memilih makanan yang asli.
Untuk ekspor, justru tidak ada kendala yang besar, karena pasar luar negeri lebih paham dengan vanilla yang asli. Pasar di luar negeri juga sadar kalau vanilla adalah salah satu herbal termahal di dunia, sehingga mereka mau mengeluarkan anggaran untuk membeli vanilla yang asli.
Kalau untuk pasar lokal, La Dame In Vanilla telah memenuhi standar Dinas Kesehatan dan LPPOM, maka demi memenuhi standar ekspor, produk harus memenuhi standar yang ditentukan negara tujuan dan itu bisa berbeda-beda. Pada negara seperti Saudi Arabia, sertifikat halal menjadi syarat utama. Dan inilah yang menjadi kelebihan La Dame In Vanilla di pasar dunia.
Pasar luar negeri terbiasa dengan produk vanilla dalam bentuk ekstrak yang minimum mengandung alkohol 35%. Karena ekstrak vanilla cair La Dame In Vanilla yang tidak mengandung alkohol cenderung menghasilkan aroma yang sangat lembut dibanding ekstrak dengan kandungan alkohol, maka diciptakanlah ekstrak vanilla dalam bentuk pasta. Menurut Lydia, ekstrak vanilla dalam bentuk pasta La Dame In Vanilla memiliki aroma yang sama kuatnya dengan ekstrak vanilla yang biasa beredar di pasar global namun mengandung alkohol.
Untuk mendapatkan sertifikat halal, ia melakukan sertifikasi melalui LPPOM MUI. Menurut Lydia, pengurusannya cukup memakan waktu, yaitu sekitar satu tahun. Auditor dari LPPOM harus mengikuti prosesnya dari awal. Vanilla adalah rempah, namun auditor harus mengetahui bahan apa saja yang digunakan dalam mengekstraksi vanilla hingga menjadi bentuk produk cair maupun pasta.
Dengan sertifikasi halal, Lidya mengaku pasar jadi lebih luas, karena selain masyarakat muslim yang peduli dengan kehalalan produk, pengguna produk non halal pun bisa menggunakan produk La Dame In Vanilla. Dan ini menjadi perhatian negara-negara lain, terutama negara muslim yang peduli dengan produk halal. Saat ini produk ekstrak vanilla berupa ekstrak vanilla, vanilla bean paste, dan bean vanilla, bersertifikat halal milik Lidya telah masuk ke pasar internasional seperti Malaysia, Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat. (f)Baca Juga:
Pelaku UKM, Yuk, Cari Tahu Peluang Ekspor Produk Halal
7 Hal yang Perlu Anda Tahu Tentang Beriklan di Media Sosial
7 Pertanyaan tentang Digital Marketing di Facebook dan Instagram
Topic
#wanwir, #Facebook, #wanwirxfacebook, #webinar, #produklokal, #kuliner, #bisnis, #feminalive