Money
Agar Uang Tak Jadi Penyebab Konflik dalam Keluarga, Lakukan Dua Hal Penting Ini

26 Sep 2017


Foto: Pixabay

Tahukah Anda bahwa menurut penelitian WeCan dan Permata Bank, sekitar 47 persen konflik dalam pernikahan disebabkan oleh perilaku penggunaan uang dan tidak adanya kesepakatan dalam membangun sistem keluarga? Bahkan lebih parahnya lagi, menurut penelitian Gallup, 56 persen perceraian rumah tangga terjadi karena masalah tekanan uang dan keuangan.

Bagaimana tidak, sekitar 65 persen pasangan yang akan menikah tidak pernah membicarakan atau berdiskusi tentang isu-isu keuangan karena dianggap tabu. Bahkan bisa dikatakan bahwa keuangan adalah hal tabu kedua untuk dibicarakan dalam keluarga setelah seks.

Menurut pakar keuangan, Andreas Hartono, ada beberapa poin penting agar keuangan tak jadi penyebab masalah dalam keluarga.

1/ Keterbukaan
Menurut Andreas, di budaya kita tak terbiasa untuk membicarakan masalah keuangan sekalipun dengan keluarga sendiri.  Istri tidak tahu gaji suami berapa, atau suami tidak tahu utang istri berapa, dan lain-lain. Padahal keterbukaan ini diperlukan agar tidak ada kecurigaan yang timbul yang menyebabkan bibit-bibit konflik pada pasangan.

Di sisi lain, uang kerap dikaitkan dengan power (kekuatan), sehingga menimbulkan pandangan mereka yang berpenghasilan lebih besar adalah mereka yang berkuasa. Hal ini menyebabkan semakin sulitnya pasangan untuk terbuka soal keuangan, terutama bagi pasangan yang penghasilannya lebih rendah merasa tak punya hak untuk tahu jumlah penghasilan atau utang pasangannya.

“Padahal tidak demikian. Bahkan seharusnya, ibu rumah tangga yang tak memiliki penghasilan tetap pun, tetap punya hak untuk mengetahui penghasilan suami atau utangnya berapa. Keterbukaan ini diperlukan berkaitan dengan bagaimana pasangan tersebut bisa bekerja sama dalam mengelola keuangan rumah tangga,” tutur Andreas. Ia pun menambahkan, seharusnya keterbukaan soal finansial ini dilakukan bahkan sebelum pernikahan.

Maka, ketabuan dalam membicarakan keuangan domestik dalam rumah tangga harus segera dihilangkan agar keluarga bisa bebas dari konflik.

2/ Kerja Sama Suami–Istri
Kerja sama antar pasangan sama pentingnya dengan keterbukaan. Namun ingat, dalam bekerja sama, istri tak harus selalu memainkan peran operasional dalam mengelola keuangan domestik keluarga, seperti yang selama ini banyak ditemui dalam keluarga-keluarga di Indonesia.

“Di antara suami dan istri dilihat mana yang paling baik dalam mengelola keuangan? Mereka yang lebih dominan, lebih baik memainkan peran operasional,” tutur Andreas.

Peran operasional berupa mengatur cash flow kebutuhan rumah tangga, menyisihkan uang untuk tabungan hingga tak lupa menyimpan untuk dana darurat. Di sisi lain juga dibutuhkan peran strategis yang mengatur asuransi seperti apa yang dibutuhkan keluarga, jenis investasi seperti apa yang perlu dipilih atau membuat program untuk pensiun.

Pengelolaan cash flow harus bersifat positif, Anda harus memastikan terlebih dahulu bahwa pemasukan lebih besar dibandingkan pengeluaran dan pembagiannya harus tepat.

Pembagian pengeluaran yang ideal adalah sebagai berikut:

Menabung sebesar 10 persen dari gaji. Andreas menyarankan bahwa menabung harus dijadikan prioritas, agar dana darurat tetap selalu ada jika suatu saat dibutuhkan.

Kebutuhan keluarga sebesar 40 persen. Hal-hal yang termasuk dalam kebutuhan keluarga adalah kebutuhan-kebutuhan sehari-hari. “Sementara untuk budaya orang Indonesia yang suka menyisihkan uang untuk orang tua, bisa diambil dari bagian ini,” saran Andreas.

Kebutuhan pribadi sebesar 20 persen. Kebutuhan pribadi ini bisa dimanfaatkan untuk bersenang-senang dengan anggota keluarga lain atau berlibur.

Bayar cicilan atau hutang sebesar 30 persen. Andreas mengingatkan agar jangan lupa untuk membayar cicilan atau hutang secara tepat waktu. Hal ini dimaksudkan agar tak mengganggu pembagian pengeluaran pada pos-pos lain. (f)

Baca juga: 4 Hal Ini yang Menjadi Pertimbangan Saat Membeli Rumah
Berencana Mencicil Rumah? Ini Triknya Agar Keuangan Tetap Stabil!
6 Tip Aman Bertransaksi dengan Mobile Banking


Topic

#keuangan, #keluarga