
Kasus 1
Hak veto mak comblang
Wajar banget kalau teman menawarkan jasa mak comblang saat melihat kita terlalu lama menjomblo. Giliran berhasil jadian dengan pilihannya, dia menuntut kita selalu menceritakan update hubungan dengan pacar.
Seminggu pertama, okelah...masuk dua bulan, ternyata sahabat nggak berhenti menanyakan kelanjutan hubungan kita dan si dia. Malah pakai mengancam, " Kalau bubar berarti kalian nggak menghargai usaha gue!"
Cara sopan:
Jawab pertanyaannya dengan kalimat standar seperti, "baik-baik aja" atau "Masih jalan bareng, kok." Nggak perlu memberikan detail waktu atau acara kencan karena hal tersebut sudah masuk privasi kita. Lama-lama pasti sahabat bakal bosan sendiri dengan jawaban yang benar-benar standar--asal kita juga sabar melayaninya, he he.
Buat si ngotot:
Katakan kepada sahabat dengan nada bercanda, "Jangan-jangan, lo nggak rela gue pacaran dengan si dia? Biasanya, sih, mak comblang memang suka dengan orang yang dia jodohkan." Dijamin sahabat nggak bakal iseng lagi menginterogasi kita, tuh!
Kasus 2
Bertiga = seru?
Selama ini kita dan sahabat terbiasa jalan bareng malam Minggu. Tapi setelah jadian dengan pacar baru, mau nggak mau rutinitas ini berubah. awalnya karena nggak enak hati kita menawari sahabat untuk pergi bertiga. ternyata, sahabat sangat menikmatinya dan setiap saat mengajukan diri untuk seru-seruan bareng lagi--arrgh...!
Cara sopan:
Ngeles dengan 1001 alasan kayaknya lebih aman buat kesehatan ketimbangan menimbun rasa sebal terhadap sahabat. Misalnya, bilang aja kali ini pacar menjemput kita dengan motor, ada acara makan malam karena nyokap si dia ultah, atau tetap ngajak pergi bareng tapi nggak janji dia menganarkan pulang. Ciptakan situasi yang bikin sahabat berpikir puluhan kali untuk ikutan kencan bertiga.
Buat si ngotot:
Siapkan teman kencan yang jauh banget dari kriteria sahabat--tapi orang yang kita kenal, ya! Selama kita kencan, 'titipkan' sahabat agar bisa mengenal pasangannya. Tiga kali diajak double date, sahabat pasti kapok, hi hi hi....
Kasus 3
Been there, girl!
Senang banget punya sahabat yang selalu punya tip dan saran jitu seputar relationship. Saat berantem pertama kali, sahabat ngasih tip biar kita dan pacar cepat baikan. setelah itu dia menyodorkan banyak ide seru biar hubungan kita awet. Saking expert-nya, sahabat nggak segan membandingkan cerita kita dengan pengalaman cintanya plus memberikan nasihat bijak--duh...
Cara sopan:
Iyakan dan dengarkan saja setiap saran atau komentar sahabat. lagipula semua hal yang dikatannya pasti untuk kebaikan kita juga. Tinggal masuk kanan, keluar telinga kiri aja, kok. Nantinya, dia bakal tahu diri kalau kita nggak mengikuti satu pun nasihatnya.
Buat si ngotot:
Bila sahabat sering mengulang pengalamnnya, coba potong dengan kalimat, "Yang itu sudah gue lakuin tapi nggak sukses." seandainya dia masih hobi pamer pengalaman, coba jurus 'pujian yang menjatuhkan' seperti, "Wah, lo memang hebat. Nggak heran cowok-cowok jadi takut ngedeketin--kalah pengalaman, sih!" atau "Enak, ya, gonta-ganti cowok jadi banyak pengalaman."
Kasus 4
Sahabat atau saingan?
Setiap kali pacar memuji kita, sahabat bakal jadi orang pertama yang tahu. begitu pula saat si dia mengkritik sikap atau penampilan kita. Anehnya, sahabat selalu ingin terlihat lebih sempurna dari kita ketika bertemu si dia. Sahabat siap melakukan semua hal yang diinginkan pacar kita dan si dia memujinya di depan kita.
Cara sopan:
Daripada makan hati melulu, tegur secara halus sahabat yang bersikap sebagai saingan kita. Bilang saja bahwa apa yang dilakukannya sudah mengganggu perasaan--minta juga sahabat membayangkan kalau dia yang diperlakukan begitu oleh kita.
Buat si ngotot:
Kalau sahabat nggak mengubah kelakuannya atau si dia masih juga membanding-bandingkan kita dengan sahabat, jutekin mereka berdua sekaligus. katakan bahwa kayaknya mereka lebih cocok satu sama lain, sehingga kita pengen menjodohkan mereka dan mencari pacar baru yang lebih oke.CC