
Foto: Unsplash
Tak terasa Lebaran tinggal menghitung hari. Sayangnya, tahun ini kita belum bisa menikmati momen Idul Fitri itu sebebas sebelumnya karena pandemi COVID-19 belum usai. Namun meski ancaman virus masih di depan mata, mobilitas masyarakat justru terlihat mengalami peningkatan.
Setelah sebelumnya media memberitakan bagaimana masyarakat berlomba curi start untuk mudik, kini ramai pula dibahas bagaimana orang-orang berbondong-bondong untuk berbelanja kebutuhan Lebaran, salah satunya tampak di Pasar Tanah Abang.
Diberitakan Kompas.com, Senin (3/5/2021) kerumunan pengunjung memadati Pasar Tanah Abang pada Sabtu (1/5/2021) dan Minggu (2/5/2021). Protokol kesehatan seperti menjaga jarak pun akhirnya diabaikan. Tanpa ragu masyarakat berdesakan untuk mencari barang-barang kebutuhan Lebaran, salah satunya baju.
Beberapa lokasi perbelanjaan ternyata kondisinya tak jauh berbeda. Dalam rapat koordinasi penanganan COVID-19 yang ditayangkan melalui Youtube Sekretariat Presiden menyebut ada kenaikan masyarakat ke pusat perbelanjaan di 29 provinsi selama 20-27 April 2021. Hal tersebut membuat kekhawatiran tersendiri karena kerumunan masyarakat tersebut berpotensi menimbulkan lonjakan kasus COVID-19.
Tapi apa sih sebenarnya yang membuat kita harus menghindari kerumunan?
Mengutip laman Covid19.go.id, COVID-19 dapat menular melalui percikan air ludah (droplet) dari mulut dan hidung orang terinfeksi yang bicara, batuk, atau bersin. Ilmuwan dari National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat pun mengungkapkan hal serupa. Saat seseorang sedang berbicara, ada ribuan partikel droplet yang berpotensi menyebar ke sekitar.
Droplet kemudian bisa secara langsung menempel ke wajah, mulut, atau mata orang yang ada di sekitar. Penularan juga bisa terjadi saat droplet penderita COVID-19 menempel di benda yang kemudian secara tak sengaja terpegang oleh orang lain. Itulah mengapa kegiatan masyarakat yang mengundang kerumunan dapat berpotensi meningkatkan penularan COVID-19.
Salah satu contoh adanya peningkatan penularan COVID-19 akibat kerumunan bisa Anda lihat pada kasus Tsunami COVID-19 di India. Ahli menyebut jika pertemuan keagamaan massal dan demonstrasi politik menjadi penyebab gelombang kedua di India. Lonjakan drastis itu bahkan sempat membuat kasus COVID-19 di India mencapai 400.000 kasus dalam satu hari pada Sabtu, (1/5/2021), rekor tertinggi setelah sebelumnya hanya mencatatkan 300.000 kasus selama 10 hari.
Kekacauan yang ditimbulkan dari tsunami COVID-19 di India itu juga tak main, rumah sakit tak dapat lagi menampung pasien, masyarakat pun harus berebut obat-obatan serta oksigen yang makin langka. Padahal India termasuk negara yang dianggap mampu memenuhi kebutuhan vaksin, obat-obatan dan peralatan kesehatannya sendiri.
Jadi ada baiknya jelang hari raya tahun ini masyakarakat menghindari kerumunan dan menahan diri untuk melakukan mobilitas. Namun bila terpaksa hendak melakukan beraktivitas bersama orang lain, perhatikan hal-hal berikut ini:
1. Menjaga jarak aman minimal 1 meter
2. Menghindari kontak erat seperti bersalaman dan berpelukan
3. Selalu menggunakan masker yang menutup hidung, mulut, dan dagu
4. Cuci tangan memakai sabun atau gunakan cairan antiseptik
5. Mengikuti aturan pemerintah serta protokol kesehatan di tempat umum (f)
Penulis: MN. Yunita (Kontributor)
Baca Juga:
Pemerintah Tetapkan Larangan Mudik Lebaran, Masyarakat Pilih Curi Start
Peraturan Baru Satgas Larang Mudik Mulai 22 April 2021
Doni Monardo Ingatkan Masyarakat untuk Patuhi Larangan Mudik
Topic
#covid19, #corona