Health & Diet
Tiap 40 Detik Satu Nyawa Hilang Karena Bunuh Diri

11 Sep 2019

Foto: unsplash

Mendengar kata bunuh diri membuat siapa pun yang memiliki nurani akan merasa getir. Meski begitu masyarakat seringkali menutupinya. Berbagai lembaga kini mencoba menggerakkan masyarakat untuk terbuka dan tak lagi menjadikannya tabu dibicarakan, sebagai usaha pencegahan. 

Menurut International Association for Suicide Prevention (IASP), setiap 40 detik satu orang melakukan usaha bunuh diri. Setiap tahun bunuh diri menjadi satu dari 20 penyebab kematian tertinggi di dunia. Lebih dari 800.000 kematian disebabkan oleh bunuh diri. Data tahun 2017 yang dikumpulkan American Foundation for Suicide Prevention (AFSP) menyebutkan, bunuh diri adalah satu dari 10 penyebab kematian terbanyak di America, yaitu menyebabkan kematian pada lebih dari 47.000 orang.

Dengan data itu, jelas bunuh diri tak bisa diabaikan. Apalagi bunuh diri bisa terjadi pada berbagai usia dan kondisi. Dalam penelitian disertasi berjudul Deteksi Dini Faktor Risiko Ide Bunuh Diri Remaja di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/Sederajat di DKI Jakarta, Dr. dr Nova Riyanti Yusuf, SpKJ mengungkapkan, 5% dari 910 pelajar SMAN dan SMKN akreditasi A di DKI Jakarta memiliki ide bunuh diri. 

Anda juga mungkin kerap mendengar kabar bunuh diri yang dilakukan oleh ibu yang baru melahirkan yang mengalami postpartum depression. National Institute of Mental Health Amrika menyebut 15 persen kelahiran diperkirakan menyebabkan postpartum depression.

Sedihnya, masih menurut IASP, saat mengetahui seseorang melakukan bunuh diri, ini juga membuat orang lain juga memiliki keinginan untuk melakukan bunuh diri. Ini yang membuat IASP menjadikan tanggal 10 September menjadi hari pencegahan bunuh diri sedunia.  

Lalu bagaimana cara mencegah seseorang melakukan bunuh diri? Meski depresi disebut sebagai kondisi yang paling sering ditemukan pada mereka yang melakukannya, bunuh diri tidak hanya didorong satu faktor. Yang bisa Anda lakukan adalah dengan memperhatikan ucapan, perilaku, dan mood seseorang. 

Paling mudah dikenali mungkin saat seseorang berkata putus asa dan tak lagi memiliki keinginan untuk hidup, tapi ini juga bisa diketahui dari perilakunya. Misal, menarik diri dari keluarga dan teman, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit, serta membuat warisan tiba-tiba. Yang paling sulit mungkin mengenalinya dari mood. Pasalnya bisa saja seseorang yang memiliki keinginan bunuh diri menunjukkan kecemasan, tapi bisa juga bisa menunjukkan kemarahan atau malah terlalu tenang. Sangat penting bagi keluarga terutama suami untuk mendukung ibu yang baru melahirkan.

Jika mengenali tanda-tanda yang menunjukkan risiko bunuh diri, yang bisa Anda lakukan adalah mendampingi, mendengarkan, menjauhkannya dari benda berbahaya, dan mengajaknya untuk mencari bantuan dari ahli. Mengenali tanda-tanda itu jadi penting karena seringkali mereka sendiri tidak menyadari apa yang terjadi pada diri mereka dan kehilangan kemampuan untuk mencari jalan keluar. Sejatinya usaha pencegahan bunuh diri dilakukan sepanjang tahun. (f)

Baca Juga:

Pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap Tingkat Depresi pada Anak
Faktanya, Wanita Menjadi Korban Sekaligus Pelaku Beauty Bullying di Sosial Media
Ketahananan Mental Mampu Mengurangi Angka Bunuh Diri Pada Remaja
 


Topic

#mentalhealth, #kesehatanjiwa, #bunuhdiri, #femina47, #september2019