Health & Diet
Risiko Wanita Hamil di Tengah Pandemik Virus Corona

18 Mar 2020


Dok. Rawpixel.com



Para ahli telah memperingatkan bahwa orang lanjut usia dan mereka yang memiliki masalah kesehatan yang berisiko paling tinggi meninggal akibat virus corona. Namun, wanita-wanita hamil masih diterpa kebingungan karena belum adanya kabar yang jelas apakah mereka golongan yang lebih rentan terhadap virus ini.  

Terlepas dari belum adanya laporan ilmian tentang kerentanan wanita hamil terhadap COVID-19, Centres for Disease Control and Prevention Inggris memaparkan bahwa wanita hamil mengalami perubahan imunologis dan fisiologis. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap virus infeksi pernapasan, termasuk COVID-19.

Dalam rilisnya, CDC memaparkan bahwa wanita hamil juga mungkin berisiko terhadap penyakit parah, morbiditas, atau mortalitas dibandingkan dengan populasi umum, seperti yang diamati dalam kasus infeksi coronavirus lainnya (SARS-CoV dan MERS- CoV) dan infeksi pernafasan virus lainnya, seperti influenza, selama kehamilan.

Berdasarkan temuan ini, CDC pun mendesak para wanita hamil waspada untuk lebih rajin mencuci tangan dan menghindari mereka yang sakit. Kendati demikian, jika wanita hamil terkena virus ini, kemungkinan untuk menularkan kepada bayi sangat rendah.

“Apakah wanita hamil dengan COVID-19 dapat menularkan virus ke janinnya atau neonatus melalui rute transmisi vertikal lain (sebelum, selama, atau setelah melahirkan) masih belum diketahui,” tutur perwakilan CDC.

Namun, dalam serangkaian kasus-kasus terbatas baru-baru ini pada bayi yang lahir dari ibu dengan COVID-19, tidak ada bayi yang dinyatakan positif virus yang menyebabkan virus corona ini.

Selain itu, virus juga tidak terdeteksi dalam sampel cairan ketuban ataupun ASI.

Berita baik juga datang dari laporan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Dalam laporannya tersebut dipaparkan bahwa wanita tidak lebih rentan terhadap gejala COVID-19 yang parah dibandingkan populasi umum. Terlebih lagi, belum ada bukti bahwa penyakit ini dapat menular ke bayi selama kehamilan atau persalinan. 

Temuan ini juga berdasarkan pengamatan yang terjadi di Tiongkok, termasuk laporan dari WHO, yang telah meneliti 147 wanita hamil. Sekitar 64 dari mereka terinfeksi virus korona, 82 diduga terinfeksi, dan satu orang tak menunjukkan gejala. Dari total peserta penelitian, hanya 8 persen yang memiliki gejala parah. Para peneliti pun menyimpulkan bahwa wanita hamil tidak lebih mungkin mengembangkan gejala serius virus corona dibandingkan orang lain. 

Para pakar kesehatan memberitahukan bahwa karena perubahan sistem kekebalan tubuh, wanita hamil cenderung lebih rentan terhadap gejala akut penyakit lain seperti flu biasa dan flu dibandingkan populasi umum. Jikapun terbukti COVID-19 lebih berisiko terhadap wanita hamil, maka tentu pemerintah akan memberlakukan batasan tambahan untuk wnaita hamil di daerah berisiko tinggi.

Kendati demikian dalam sebuah wawancara dengan Washington Post, Daniel Roshan, Direktur Rosh Maternal & Fetal Medicine di New York City, secara pribadi menyarankan agar wanita hamil tidak terbang. Kalaupun harus, perlu melakukan tindakan pencegahan seperti sering mencuci tangan, tetap terhidrasi dan mengonsumsi vitamin prenatal dan vitamin C.  

Namun sampai sekarang, rekomendasi untuk wanita hamil tetaplah sama menurut Centers for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat.

“Karena ini adalah virus yang sangat baru, kami baru mulai mempelajarinya sehingga panduan akan terus ditinjau secara berkala ketika bukti baru muncul,” ujar Edward Morris, MD, Presiden RCOG.

Lebih lanjut, Gill Walton
, Chief Executive Royal College Midwives mengingatkan bahwa sebagai tindakan pencegahan, wanita hamil dengan dugaan atau dikonfirmasi virus corona ketika mereka ingin melahirkan harus segera mendatangi unit kebidanan untuk penanganan lebih lanjut. Meskipun virus belum terdeteksi di ASI, para ahli masih tidak yakin penyakit ini tidak dapat ditularkan melalui cara menyusui. 

Sampai informasi selanjutnya, taruhan terbaik bagi semua orang adalah mengikuti pedoman WHO, CDC ataupun Kementerian Kesehatan untuk lebih rajin mencuci tangan, membersihkan permukaan yang sering disentuh dan menjauhkan diri dari mereka yang mungkin sakit. (f)




BACA JUGA :

Pelajaran Dari Mereka Yang Sembuh Dari COVID-19
Bawang Putih Bisa Cegah Infeksi Virus Corona? Ini Faktanya
Ini Maksud Jaga Jarak Sosial dan Isolasi Mandiri




 


Topic

#corona