Health & Diet
Penyintas COVID-19 Berisiko Alami Penyakit Mental dan Demensia

7 Dec 2020


Foto: Shutterstock


COVID-19 adalah penyakit menular yang menyebabkan gangguan pernapasan, tetapi dampaknya bisa lebih dari itu. Sebuah penelitian besar dari Universitas Oxford di Inggris menemukan bahwa satu dari lima penyintas berisiko lebih tinggi terkena penyakit mental, seperti kecemasan dan depresi.

Penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet Psychiatry pada 9 November 2020 ini juga menunjukkan bahwa penyintas COVID-19 berisiko mengalami demensia, penurunan fungsi otak.

Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis catatan kesehatan elektronik dari 69 juta orang di Amerika Serikat, termasuk lebih dari 62.000 orang yang menderita COVID-19. Peneliti menemukan bahwa 20% dari mereka yang terinfeksi virus corona didiagnosis dengan gangguan kejiwaan dalam waktu 90 hari, atau sekitar dua kali lebih mungkin dibandingkan kelompok pasien lain dengan penyakit lain dalam rentang waktu yang sama.

Margaret Seide, MD, Psikiater yang berbasis di New York mengatakan bahwa belum diketahui secara pasti mengapa penyintas virus corona ini bisa berisiko mengalami penyakit kejiwaan, seperti dikutip dari www.health.com.

"Menghadapi kemungkinan tidak selamat dari suatu kondisi sangat menakutkan. Masuk akal jika peristiwa seperti itu akan memicu kondisi kesehatan mental. Terutama bagi mereka yang mengalami masa sulit, dirawat inap secara intensif dengan kondisi sulit bernapas,” katanya.

Margaret menambahkan bahwa para ilmuwan masih mempelajari secara mendalam tentang kaitan COVID-19 dengan kesehatan mental. Namun tampaknya ada kemungkinan peradangan yang meluas di tubuh selama pasien mengidap penyakit tersebut, termasuk di dalam otak.

"Hal-hal seperti ingatan yang baik, suasana hati yang stabil, dan tidur adalah produk dari otak yang sehat, yang mungkin dipengaruhi oleh efek peradangan dari virus corona,” ujarnya.

Paul Harrison, seorang profesor psikiatri di Universitas Oxford mengatakan temuan pihaknya memang menunjukkan bahwa orang yang selamat dari COVID-19 akan memiliki risiko lebih besar terhadap masalah kesehatan mental.

“Dokter dan ilmuwan di seluruh dunia harus menyelidiki penyebab dan mengidentifikasi perawatan baru untuk penyakit mental pasca-COVID-19. Pelayanan kesehatan harus siap memberikan perawatan,” kata Paul dikutip dari Reuters. (f)


Baca Juga: 
Perhatikan Posisi Duduk Saat WFH!
Ini 7 Alasan Jalan Kaki Sangat Baik untuk Kesehatan
Fenomena baru Long COVID-19, Apa yang Perlu Diwaspadai Pasien?

 


Topic

#corona, #demensia, #penyakitmental