Health & Diet
Pentingnya Tes Alergi, Kenali 3 Tes Ini

23 Dec 2017


Foto: Fotosearch

Orang tua, kakak, atau adik Anda tidak ada yang menderita alergi, apakah artinya Anda 100% bebas dari alergi? Belum tentu. Walaupun tak ada faktor genetis dari orang tua, kemungkinan seseorang menderita alergi adalah sebesar 5 sampai 15 persen. Ditambah pencetus lain, seperti lingkungan dan perubahan gaya hidup. Tubuh mungkin saja tidak menunjukkan reaksi alergi karena sebelumnya tidak pernah kontak dengan alergen tertentu. Tapi, ketika ia pindah tempat tinggal atau mengonsumsi makanan atau obat baru, tubuhnya mulai mengenali zat tertentu yang kemudian dianggap sebagai ancaman. Sehingga, orang dewasa pun bisa mengalami reaksi alergi baru.
 
Karena itu, sebenarnya tak ada rumus pasti kapan harus melakukan tes alergi. Ada yang mengatakan, sebaiknya melakukan tes jika timbul gejala. Ada juga yang berpendapat lebih baik saat kondisi sedang sehat, daripada harus menunggu terjadi sakit akibat reaksi alergi.
 
“Tes alergi bisa dilakukan kapan saja. Jika tubuh sudah terasa tidak nyaman karena mengonsumsi makanan, obat, atau ketika terjadi kontak dengan zat tertentu, sebaiknya tidak menunda-nunda lagi melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab pasti  gejala alergi tersebut timbul,” jelas Dr. dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K), Konsultan Alergi Imunologi Anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
 
Berikut ini tes alergi yang bisa Anda lakukan:
 
1/ Skin Prick Test (Tes Tusuk Kulit)
Biasanya, jenis tes alergi ini berfungsi untuk memeriksa alergi terhadap alergen hirup dan makanan, misalnya debu, tungau, serpih kulit manusia, udang, kepiting, kuning telur, putih telur, cokelat, kacang, gandum, kopi, susu, dan lain sebagainya. Pasien akan diberi ekstrak alergen alami yang ingin diuji lewat tusukan kecil di kulit lengan bawah bagian dalam.
 
Jangan khawatir, tes ini tidak menimbulkan luka darah pada kulit atau terasa menyakitkan, karena menggunakan jarum khusus yang panjangnya hanya 2 mm. Dalam waktu cepat, sekitar 15 hingga 30 menit, kita sudah dapat mengetahui reaksi dari tes tersebut. Jika pasien memang memiliki alergi pada alergen yang diuji, akan timbul bentol atau bercak kemerahan.
 
”Sebelum melakukan tes alergi jenis ini, pastikan pasien sedang tidak mengalami serangan gejala, belum pernah merasakan gejala berat dan tidak boleh mengonsumsi obat antihistamin (obat antialergi) minimal 3 hari,” tutur dr. Zaki, yang juga mengingatkan bahwa tes ini baru bisa dilakukan untuk usia 3 tahun ke atas.
 
2/ Patch Test (Tes Tempel)
Sama-sama menguji alergen di media kulit, tes jenis ini menggunakan cara menempelkan ekstrak alergen dengan alat khusus finn chamber di bagian punggung pasien. Bedanya, tes ini berfungsi untuk mengetahui alergi kontak terhadap bahan kimia pada penyakit dermatitis atau eksem.
 
Dibutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan tes tusuk kulit untuk mengetahui hasilnya, yaitu sekitar 48 jam. Bila pasien positif memiliki alergi terhadap bahan kimia tertentu, pada area kulit punggung yang ditempeli ekstrak alergen akan timbul bercak merah atau melenting pada kulit.
 
“Syaratnya, pasien harus bebas dari konsumsi obat steroid, jika ingin melakukan tes ini,” jelas dr. Zaki. Selain itu, selama 48 jam setelah tes diberikan, pasien tidak boleh melakukan kegiatan yang menyebabkan keluarnya keringat, mandi, posisi tidur telentang, dan menghindari terjadinya gesekan pada punggung. Juga, harus bebas dari obat oles, krim atau salep.
 
3/ Radio Allergo Sorbent Test (RAST) IgE Spesifik

 
Ini merupakan tes laboratorium dengan cara mengambil sampel serum darah sebanyak 2 cc. Tes ini bisa digunakan untuk mendeteksi alergi pada alergen hirup, makanan, obat, dan zat kimia lain. Sampel darah tersebut akan diproses di laboratorium untuk diketahui hasilnya dalam waktu 4 jam.
 
Keunggulan tes ini dibandingkan tes alergi jenis lain adalah memiliki cakupan lebih luas dan tak dibutuhkan syarat khusus. Dari usia berapa pun, sedang mengalami gejala atau tidak, kita bisa melakukan tes alergi RAST ini.
 
“Jika tes kulit hanya memberikan hasil yang terbatas (biasanya hingga 30 jenis alergi), tes laboratorium ini bisa mendeteksi alergi hingga 50 jenis. Namun memang, tes jenis ini lebih mahal dibandingkan tes-tes jenis lainnya,” tambahnya.
 
Setelah melakukan salah satu dari tes tersebut, hasilnya akan dicocokkan dengan riwayat keluarga. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa hasil tes akurat dan diinformasikan langkah selanjutnya untuk mengeliminasi makanan atau zat penyebab alergi.(f)


Baca juga:
4 Penyebab Alergi Semakin Parah
5 Fakta dan Cara Menangani Alergi Protein Susu Sapi pada Anak
Penderita Alergi Terus Naik
 


Topic

#reaksialergi