
Foto : Pixabay
Menurut Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2013, diare menjadi salah satu ancaman kesehatan terhadap anak-anak di Indonesia. Rotavirus diketahui sebagai salah satu yang menjadi penyebab diare.
Rotavirus yang dapat menular secara mudah lewat tangan orang dewasa yang telah kontak dengan tinja yang terinfeksi, menjadi berbahaya karena dapat merusak usus, mengganggu penyerapan makanan, serta diare dan muntah yang menyebabkan dehidrasi. Kondisi inilah yang kemudian bisa membahayakan jiwa.
Hingga saat ini rotavirus bisa dicegah dengan vaksinasi, namun hanya bisa diberikan untuk bayi berusia lebih dari enam minggu. Sementara bayi yang baru lahir belum bisa mendapatkan pencegahan.
Inilah yang melandasi ilmuwan dari Murdoch Children's Research Institute (MCRI) Melbourne dan Universitas Gadjah Mada, mengembangkan vaksin rotavirus (RV3-BB), sebagai perlindungan awal dari diare dengan dehidrasi untuk bayi dan anak-anak.
Vaksin rotavirus (RV3-BB), dikembangkan oleh para ilmuwan dari Murdoch Children’s Research Institute (MCRI) Melbourne dan Universitas Gadjah Mada, memberikan perlindungan awal dari diare dengan dehidrasi untuk bayi dan anak-anak.
Uji klinik pun telah dilakukan dengan dukungan dana dari Australian National Health dan Dewan Riset Medis, manufaktur vaksin Indonesia PT Bio Farma, dan Bill & Melinda Gates Foundation.
Hasilnya menggembirakan. Dalam uji klinik, yang melibatkan sebanyak 1.649 bayi baru lahir, bayi-bayi diberikan vaksin RV3-BB di 25 pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakit di Klaten, Jawa Tengah dan Sleman, Yogyakarta, menunjukkan bahwa setelah pemberian tiga dosis RV3-BB dari sejak lahir, 94 persen bayi-bayi yang baru lahir terlindungi dari gastroenteritis rotavirus hingga satu tahun pertama. Tiga perempat dari bayi-bayi terlindungi hingga usia 18 bulan.
“Dengan memulai vaksinasi sejak kelahiran, kita bisa memberikan perlindungan pada bayi-bayi dari penyakit yang disebabkan oleh rotavirus paling tidak sejak mulai usia tiga bulan. Setelah masa itu, bayi kadang-kadang melewatkan kesempatan vaksinasi pada saat risiko mereka terkena rotavirus semakin tinggi,” kata Profesor Yati Soenarto, pemimpin regional di bidang riset gastroenterologi pediatrik dan rotavirus di Indonesia, seperti yang tertulis dalam rilis pers yang diterima femina.
Kuasa Usaha Kedutaan Besar Australia di Indonesia Allaster Cox mengatakan keberhasilan pengembangan vaksin RV3-BB merupakan prestasi nyata dari sains dan kesehatan global.
“Ini merupakan hal yang paling baru dari kolaborasi panjang yang berhasil antara lembaga-lembaga Australia dan juga Indonesia.” (f)
Baca Juga:
Hati-hati, Difteri Menular Lewat Percikan Air Liur
Hampir Meninggal Saat Melahirkan Anak Pertama, Serena Williams Menyerukan Pentingnya Kesehatan Ibu dan Anak
12 Manfaat Bawang Sebagai Obat Alami, Dari Obat Batuk, Antiseptik, Hingga Obat Demam
Topic
#vaksin, #diare , #australia